Konstruksi Identitas Profesi Komunitas Bismania Yogyakarta

ABAS FAUZI, Dr. Budiawan

2018 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Menjamurnya komunitas hobi tidak mengubah pandangan masyarakat tentang kehidupan di dalam komunitas masih dianggap sekadar leisure time. Mereka berkumpul karena memiliki kesamaan hobi, tidak lebih dari itu. Bertolak belakang terhadap anggapan masyarakat tersebut, ada sekolompok orang yang menamakan dirinya sebagai bismania community. Sebagai bagian dari community of interest, komunitas ini juga terindikasi mengarah sebagai pressure group. Beberapa kebijakan pemerintah yang disorot oleh komunitas ini. Anggota dari komunitas bismania memiliki beragam latar belakang profesi. Komunitas bismania korda Yogyakarta memiliki 80% anggota kaum pelajar. Dengan mayoritas anggota berlatar belakang seperti demikian, konstruksi terhadap profesi yang melekat pada diri anggota bismania menjadi pudar. Penelitian ini meminjam konsep community of interest Helen Fulcher, yang mana di dalamnya terdapat tiga dimensi, yaitu dimensi perseptual, dimensi fungsional, dan dimensi politik. Selain itu juga meminjam konsep habitus, arena, dan kapital dari Pierre Bourdieu. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi partisipatoris yang di dalamnya mencakup pengamatan, pencatatan, dan wawancara secara tidak terstruktur. Hasil temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa identitas profesi anggota dipergunakan pada saat-saat yang dianggap tepat. Artinya mereka memposisikan diri sesuai dengan kapital budaya dan kapital sosial berdasarkan habitus yang melekat pada dirinya. Komunitas bismania merupakan community of interest yang mentrasnformasikan diri menjadi pressure group. Secara objektif komunitas ini memiliki kekuatan lobi menjadi perantara masyarakat dalam melobi negara dan mempengaruhi kebijakan publik. Di sisi lain komunitas bismania juga bisa menjadi humas negara dalam masyarakat.

A proliferation community of hobby does'nt change the views of the public about the life in the community is still considered just a leisure time. They assembled because the have the same hobby, not more than that. In contrast against the assumption that society, there is a group of people who claimed to be a bismania community. As part of a community of interest, they would also lead as a pressure group. Some government policies are highlighted by this community. Members of the community of bismania had a variety of occupations. Bismania community korda Yogyakarta has 80% house of students member. With the majority of the members of such a background, the construction of the profession against rub off on members of the bismania be faded. This study borrows the concept of community of interest, Helen Fulcher which inside are three dimensional, that is perceptual dimensions, functional dimensions, and political dimensions. In addition it also borrowed the concept of habitus, capital, and field from Pierre Bourdieu. The data collection in this study was done through participatory observation in which includes the observation, recording, and interviews are not structured. Findings from this research indicate that the identity of the members of the profession were used at times as deemed appropriate. It means they position themselves in accordance with the cultural capital and social capital based on attached to her habitus. Bismania community is a community of interest that trasnforming itself to be a pressure group. Objectively these communities have the power of the lobby into the provider community in lobbying State and influence public policy. On the other hand the community bismania could also be the public relations of the State in society.

Kata Kunci : kontruksi identitas profesi, community of interest, pressure group, komunitas bismania Yogyakarta