Laporkan Masalah

Transformasi Spasial Kawasan Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kabupaten Kulon Progo

ZANO ROFIJANTO, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc.; Retno Widodo Dwi Pramono, S.T., M.Sc., Ph.D.

2018 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Perubahan spasial di pedesaan sebagai akibat adanya infrastruktur skala besar, yaitu jalur transportasi merupakan hal yang wajar dalam pertumbuhan kawasan. Perubahan tersebut akan mengakibatkan masuknya pengaruh kekotaan terhadap kawasan pedesaan sehingga kawasan tersebut berubah menjadi kawasan yang memiliki karakteristik pedesaan dan perkotaan, atau sering disebut sebagai desakota. Kawasan desakota biasanya tumbuh pada koridor transportasi utama antar kota. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis proses transformasi spasial pada koridor transportasi yang mengalami peningkatan status jalan serta bukan merupakan koridor utama antar kota, khususnya pada skala yang lebih detil yaitu persil. Perubahan fungsi perkotaan dilihat dari aspek fisik, kondisi sosial ekonomi masyarakat serta ekonomi lahan. Lokasi penelitian berada di sekitar Jalur Jalan Lintas Selatan (JJLS) Kecamatan Temon, Kabupaten Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Secara administratif penelitian ini berada pada empat desa di Kecamatan Temon yang di lalui JJLS, yaitu Jangkaran, Sindutan, Palihan dan Glagah. Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan observasi lapangan di daerah sekitar JJLS. Metode Analisis menggunakan deskriptif kualitatif yang didahului oleh analisis perubahan penggunaan lahan dan dikombinasikan dengan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan fisik lahan, sosial ekonomi masyarakat serta ekonomi lahan. Perubahan fisik wilayah ditunjukkan oleh perubahan penggunaan lahan dari pertanian ke lahan terbangun, secara umum dari kebun menjadi tempat tinggal atau bangunan komersial. Selain itu terdapat juga perubahan fungsi lahan dari perumahan ke fasilitas ekonomi. Perubahan sosial ekonomi masyarakat ditunjukkan dengan menurunnya nilai-nilai sosial pedesaan, perubahan struktur pekerjaan masyarakat dari pertanian menjadi non pertanian, meningkatnya peran perempuan dalam aktivitas ekonomi non pertanian serta ekspektasi masyarakat terhadap adanya bandara. Perubahan ekonomi lahan tercermin dari meningkatnya harga lahan, perubahan pemilikan dan intensifikasi pemanfaatan lahan serta perubahan persepsi masyarakat terhadap nilai lahan. Transformasi spasial yang terjadi pada wilayah yang lebih detil menegaskan penelitian yang telah dil-akukan pada wilayah dengan cakupan lebih luas. Meskipun demikian terdapat beberapa temuan yang belum dijelaskan pada transformasi spasial pada cakupan re-gional.

Spatial changes in rural areas as a result of large-scale infrastructure, ie, transportation roads are common in the regional growth. It resulted in the influence of urban on rural areas so that the area was transformed into an area that has characteristics of rural and urban, or often referred to as desakota. Desakota usually grows on the main transport corridor between two major cities. The purpose of this study is to analyze the spatial transformation process on improving the status of road corridor transportation which is not the main corridor between two major cities, with an observation on a more detailed scale that is the land parcel. Urban function changes were seen from the land physical aspects, socio-economic conditions of society and the economy of the land. Research location in the around of Southern Road (JJLS) of Temon Sub-district, Kulon Progo Regency, Special Province of Yogyakarta (DIY). Administratively, this research is located in four villages in Temon sub-district through JJLS, namely Jangkaran, Sindutan, Palihan, and Glagah. The research approach uses a qualitative approach with field observation in the area around JJLS. The analytical method uses qualitative descriptive preceded by an analysis of land use change and combines with in-depth interviews. The result of the research shows that there are changes in physical land, socio-economic condition of society and land economy. The physical changes of the land are indicated by land use changes from agriculture to the built-up area, in this case from farm to residential or commercial buildings. In addition, there is also a change of land function from housing to economic facilities. Socio-economic changes in society are indicated by the decline of rural social relations, shifting in the structure of community employment from agriculture to non-agriculture, the increasing role of women in non-agricultural economic activities, and public's expectations to the new airport. Changes in the land economy are reflected in rising land prices, changes in ownership and intensification of land use, and changes in people's perceptions of land values. Spatial transformation occurring in more detailed areas confirms that research has been conducted on a wider range of areas. Nevertheless, there are some unexplained findings on spatial transformation on the regional coverage.

Kata Kunci : transformasi spasial, desakota, JJLS, perubahan penggunaan lahan, perubahan sosial ekonomi masyarakat, perubahan ekonomi lahan, koridor antar kota

  1. S2-2018-404460-abstract.pdf  
  2. S2-2018-404460-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-404460-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-404460-title.pdf