Laporkan Masalah

THE WORLD VIEW OF WONG PINTER (A CASE STUDY IN TEMANGGUNG CENTRAL JAVA)

DRA. SARTINI, M.HUM., Prof. Heddy Shri Ahimsa Putra, M.A., M.Phil., Ph.D.

2018 | Disertasi | DOKTOR INTER-RELIGIOUS STUDIES

Penelitian ini terinspirasi oleh masih maraknya penyembuh tradisonal di Jawa yang disebut dukun, wong tuwa, wong pinter dan sebutan lainnya. Ditemukan data bahwa masyarakat Temanggung memahami pengertian wong pinter berbeda dengan definisi-definisi yang sudah ditulis oleh banyak peneliti. Penelitian ini bertujuan untuk menelusuri pandangan dunia para wong pinter tersebut dan menjelaskan bagaimana pandangan dunia tersebut mempengaruhi cara berperilaku para wong pinter di masyarakat sehingga masyarakat Temanggung memandang para wong pinter tersebut sebagai pribadi mulia yang berbeda dengan kebanyakan pandangan para ahli mengenai karakteristik umum dukun. Penelitian ini dilakukan melalui kajian pustaka dan kajian lapangan. Kajian pustaka dilakukan melalui pembacaan terhadap buku-buku dan artikel yang membahas tentang dukun atau wong pinter dan hal-hal yang terkait. Pengumpulan data lapangan dilakukan dengan melakukan pengamatan, dokumentasi, dan wawancara mendalam. Narasumber lain adalah anggota masyarakat dan khususnya mereka yang telah berinteraksi dan meminta bantuan para wong pinter. Temuan penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, didasarkan atas teori kategori pandangan dunia yang diteliti (klasifikasi, kausalitas, ruang, waktu, dan relasi diri - yang lain) ditemukan bahwa konsep klasifikasi tidak cukup kuat. Konsep ruang juga tidak cukup terpola, berbeda dengan temuan konsep ruang pada bangsa Ainu, masyarakat Bali dan Yogyakarta. Wong pinter memaparkan konsep ruang dalam kaitannya dengan keberadaan makhluk non-manusia. Konsep waktu dijelaskan lebih detail. Sebagian dari pandangan tentang waktu ditujukan untuk mendisiplin dan mengendalikan diri. Pada konsep self-other, Tuhan menjadi unsur paling penting dalam statusnya sebagai Yang Maha Kuasa. Diri adalah makhluk biasa yang saling berinteraksi dengan manusia lain dan makhluk non-manusia. Secara horizontal, pandangan dunia wong pinter berpusat pada unsur etik hubungan antar-makhluk Tuhan yang bersinergi dan menjalin harmoni sehingga tercipta kehidupan yang nyaman dan damai. Kedua, konsep dasar pandangan dunia tersebut menuntun para wong pinter pada pola hidup baik di masyarakat, menahan diri, menjaga jangan sampai menyakiti orang lain dan peduli pada kerepotan orang lain. Oleh karenanya, mereka dianggap sebagai orang-orang yang berperilaku mulia dan menjadi teladan di masyarakat. Ketiga, sekali pun para wong pinter mempunyai beberapa kemampuan yang relative sama dengan kemampuan para dukun yang telah disebutkan oleh kebanyakan peneliti tetapi perilaku wong pinter berbeda dan bahkan berkontradiksi dengan karakteristik umum dukun tersebut. Keempat, penelitian ini memperkaya kajian-kajian tentang konsep ruang, waktu, kausalitas dan hubungan self-other. Penelitian ini juga secara tegas merevisi teori-teori yang menggeneralisasi pengertian dan karakteristik dukun atau wong pinter yang selama ini banyak dikaitkan dengan santet, uang, dan tujuan-tujuan pragmatis duniawi.

This research was inspired by the still widespread of traditional healers in Java called dukun, wong tuwa, wong pinter and other names. The data found that Temanggung people understand the meaning of wong pinter different from the definitions that have been written by many researchers. This study aims to explore the worldview of the wong pinter and explain how the worldview influences the way the wong pinter behaves in society so that the Temanggung people regard the wong pinter as a noble person different from most experts' views on the general characteristics of dukun. This research uses the literature review and field study methods. Literature review has been conducted by reading books and articles that discuss dukun, wong pinter, and related matters. Field data collection has been conducted through observation, documentation, and in-depth interviews. The main informants were the wong pinter found in the preliminary study, as well as several found in advanced research. Other informants were members of the community, especially those who have interacted with and asked for help from the wong pinter. The findings of this study are as follows. First, on the basis of the categories of worldviews studied (classification, causality, space, time, and self-others relation), it is found that the concept of classification is not strong enough. The concept of space is also not sufficiently patterned, in contrast to the findings of the concept of space on the Ainu people, the people of Bali and Yogyakarta. Wong Pinter describes the concept of space in relation to the existence of non-human beings. The concept of time is explained in more detail. Some of the views about time are intended to discipline and self-control. On the self-other concept, God becomes the most important element in His status as the Almighty. The self is a common creature that interacts with other humans and non-human beings. Horizontally, the worldview of wong pinter pivots on the ethical elements of the relationship between God's creatures that synergize and create harmony so as to create a comfortable and peaceful life. Secondly, the basic concept of the worldview guides the wong pinter on the pattern of life both in society, self-control, keeping not to hurt others and care about the hassles of others. Therefore, they are regarded as people who behave nobly and become role models in society. Thirdly, even though the wong pinter has some abilities that are relatively similar to the abilities of the shamans that have been mentioned by most researchers but the behavior of wong pinter is different from and even contradict the general characteristics of the dukun. Fourth, this study enriches the study of the concept of space, time, causality and self-other relationships. This study also explicitly revise the theories that generalize the understanding and characteristics of dukun or wong pinter which has been widely associated with witchcraft, money, and worldly pragmatic goals.

Kata Kunci : Java, dukun, wong pinter, worldviews./Jawa, dukun, wong pinter, pandangan-dunia.

  1. S3-2018-337826-abstract.pdf  
  2. S3-2018-337826-bibliography.pdf  
  3. S3-2018-337826-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2018-337826-title.pdf