Sailormoon: Kajian Posfeminisme dalam Media sebagai Elemen Kepekaan Budaya oleh Rosalind Gill
GUPITA P, Yayan Suyana, S.S, M.A.
2018 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGPenelitian ini membahas tentang kajian posfeminisme dalam anime Sailomoon karya Naoko Takeuchi.Sailormoon adalah sebuah franchise shoujo manga/anime yang meraih sukses besar pada akhir abad 20 yang menceritakan tentang petualangan protagonis Usagi Tsukino, seorang siswi sekolah menengah pertama biasa yang tiba-tiba mendapat kekuatan untuk membela planet dari monster jahat sebagai pahlawan kebenaran. Untuk menganalisis posfeminisme dalam shoujoanime Sailormoon, digunakan teori Kajian Posfeminisme dalam Media sebagai Elemen Kepekaan Budaya oleh Rosalind Gill.Berdasarkan teori ini, ada beberapa elemen kepekaan budaya yang sekiranya terkandung dalam sebuah produk media posfeminis. Adapun elemen-elemen kepekaan budaya tersebut antara lain, femininitas sebagai properti fisik; dari objek seksual menjadi subjek seksual yang memiliki keinginan; individualisme,kebebasan memilih,pemberian kekuasaan; perawatan dan disiplin diri; paradigma make-over; serta kebangkitan ide tentang perbedaan seksual alami. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan,dari keenam elemen kepekaan budaya yang dikemukakan oleh Gill penulis dapat menyimpulkan bahwa anime Sailormoon mengandung beberapa 2 (dua) elemen kepekaan budaya posfeminisme yang seluruhnya sesuai.Yaitu femininitas sebagai properti fisik dan perawatan dan disiplin diri.Kemudian2 (dua) elemen kepekaan budaya yang tidak dapat diaplikasikan seluruhnya. Yaitu menjadi subjek seksual yang memiliki keinginan dan individualisme,kebebasan memilih,pemberian kekuasaan. 1 (satu) elemen kurang sesuai, yaitu paradigma make-over dan 1 (satu) elemen yang sama sekali tidak sesuai yaitu kebangkitan ide tentang perbedaan seksual alami.
This study aims to discuss the study of post-feminism in Naoko Takeuchis Sailormoon anime. Sailormoon is an extremely successful franchise in the late of 20th century. The story tells about the adventures of the protagonist, Usagi Tsukino, an ordinary junior high school girl who suddenly gets the power to defend the planet from evil monsters as a defender of justice. The theory of post-feminism studies in media as the elements of cultural sensiblity by Rosalind Gill is used to analyze and determine postfeminism in shoujo anime Sailormoon. Based on this theory, there are several elements of cultural sensibility in several postfemisnism modern media. The elements of cultural sensibility are femininity as a bodily property, from a sexual object to a sexual subject who possessed desire; individualism, freedom of choice, empowerment; care and self-discipline; make-over paradigm; as well as a resurgence of ideas about natural sexual differences. Based on the discussion analysis, from the six elements of cultural sensibility by Gill, the author concludes the result that the Sailormoon anime contains 2 (two) elements of post-feminism sensibility which are entirely match to be applied. These are femininity as bodily property and care and self discipline. There are 2 (two) elements of cultural sensitivity that can not be applied entirely. These are from a sexual object to a sexual subject who possessed desire and individualism, freedom of choice, empowerment. There is 1 (one) mismatched element that has potential but needs to be analyzed from different research, namely the make-over paradigm and 1 (one) entirely unsuitable element to be applied is the resurgence of the ideas about natural sexual difference.
Kata Kunci : nime, Shoujo,Sailormoon, Posfeminisme, Media, Elemen Kepekaan