Laporkan Masalah

EAT PRAY LOVE: ONE WOMAN'S SEARCH FOR EVERYTHING ACROSS ITALY, INDIA AND INDONESIA KARYA ELIZABETH GILBERT: KAJIAN CERITA PERJALANAN PEREMPUAN SARA MILLS

SITTI FATIMAH, Prof. Dr. Faruk, S.U.

2018 | Tesis | MAGISTER SASTRA

Penelitian ini menggunakan teori Sara Mills yang bertujuan untuk melihat cerita perjalanan perempuan yang berjudul Eat Pray Love: One Woman's Search for Everything across Italy, India and Indonesia karya Elizabeth Gilbert yang meliputi: 1) bagaimana pengaruh konvensi cerita perjalanan dalam Eat Pray Love; 2) bagaimana diskursus kolonialisme dan feminitas dihadirkan dalam cerita perjalanan perempuan. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif, perbandingan, pembandingan hirarkis antara self dan other, pembacaan tanda-tanda dan inferensi logis. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggambaran dunia dilakukan dengan mengadopsi ciri-ciri cerita perjalanan yang dominan dan tidak berbeda dengan cerita perjalanan laki-laki, dan karenanya telah keluar dari konvensi perjalanan perempuan yang telah ada semenjak abad ke delapan belas hingga awal abad ke dua puluh masehi seperti membahas hal-hal yang berbau seksual dan hal-hal saintifik. Perjalanan ini dilatar belakangi oleh ketidakseimbangan diri narrator yang membuatnya menjadi subjek Barat yang utuk utuh. Untuk itu, narrator melakukan perjalanan solo ke Timur untuk menguji diri dan kembali sebagai subjek Barat yang mengulang kembali visi perjalanan kolonial. Akan tetapi, cerita perjalanan perempuan ini mencoba keluar dari nilai-nilai kolonial dengan menggandeng nilai-nilai feminitas di dalamnya meskipun feminitas itu bukanlah hal yang menghalanginya melakukan perjalanan yang disebut dengan feminitas flamingo. Narator masih membedakan diri dengan Liyan, menjustifikasi, mengkritik, tetapi pada saat yang sama juga menunjukkan toleransi, solidaritas dan menyejajarkan diri dengan Liyan dengan melakukan going native.

This study used Sara Mills' theory which aimed to see woman's travel writing by Elizabeth Gilbert entitled Eat Pray Love: One Woman's Search for Everything across Italy, India and Indonesia in terms of 1) how does the convention of travel writing effect Eat Pray Love; 2) how the discourse of colonialism and femininity is presented in woman travel writing. The method of analysis used was descriptive, comparison, hierarchical comparison between self and other, signs reading and logical inference. The finding of this study indicated that the depiction of the world was described by adopting the dominant features for travel writing and was not different from men's travel writing; and therefore it was not following the convention of travel writing that had existed since the eighteenth century until the beginning of the twentieth century such as writing about sexual and scientific subject. This journey was due to the self-imbalance of the narrator which makes her a Western subject intact. The narrator then traveled solo to the East to test herself and return as a Western subject. This was repeating the vision of the colonial journey. However, the story of this woman's journey tries to get out of colonial values by embracing the values of femininity in it even though her femininity did not keep her from traveling which called flamingo femininity. The narrator still distinguishes herself from others, justifies, criticizes, yet at the same time shows tolerance, solidarity and aligns with others by going native.

Kata Kunci : Kata Kunci: Cerita Perjalanan Perempuan, Konvensi Cerita Perjalanan Diskursus Kolonialisme, Diskursus Feminitas/Keywords: Woman Travel Writing, Convention of Travel Writing, Discourse of Colonialism, Discourse of Femininity

  1. S2-2018-404377-abstract.pdf  
  2. S2-2018-404377-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-404377-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-404377-title.pdf