Laporkan Masalah

Desain Kawasan Kesenian Topeng Malangan Desa Jambuwer dengan Menerapkan Prinsip Sustainism Design

PRABOWO HANIFIANTO, Dr. Eng. Ir. Laretna T. Adishakti, M.Arch.

2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Kesenian Topeng Malangan merupakan derivat dari Cerita Panji yang berasal dari Jawa Timur. Banyak sekali keistimewaan dari kesenian ini yang membuatnya pantas untuk diajukan sebagai intangible world heritage kepada UNESCO. Jambuwer menjadi salah satu dari sedikit desa di Kabupaten Malang yang memiliki komunitas seni topeng yang masih aktif menekuni dan melestarikan kesenian tersebut yaitu Sanggar Topeng Galuh Candra Kirana, pimpinan Bapak Bardjo Djiono yang juga merupakan salah satu maestro Tari Topeng di Malang. Sayangnya, komunitas ini memiliki keterbatasan dalam hal sarana dan prasarana, sehingga kegiatan kesenian topeng di desa itu tidak berkembang semaksimal desa lainnya. Padahal secara keseluruhan Desa Jambuwer memiliki potensi besar untuk dapat berkembang menjadi lebih baik dan lebih memakmurkan penduduknya. Untuk itu perlu dilakukan pengembangan sarana dan prasarana dalam kegiatan kesenian Topeng Malangan yang juga memanfaatkan potensi-potensi desa yang ada. Maka, penulis melakukan intervensi desain dalam perencanaan dan perencanaan pengembangan sebagian Desa Jambuwer sebagai kawasan pelestarian seni Topeng Malangan yang memadukan segenap potensi desa menggunakan pendekatan Sustainism Design, sebuah prinsip desain yang mengedepankan 4 (empat) prinsip utama; Sharing, Connectedness, Localism, dan Proportionality. Pendekatan ini dipillih untuk menciptakan perencanaan maupun perancangan yang berkelanjutan, berkesinambungan, dan kontekstual.

Malangan Mask is a derivative art from the Tale of Panji in East Java. This art-form has many indigenous aspects which made it appropriate to be proposed as UNESCO's Memory of the World. Jambuwer is one of the few villages in Malang Regency, East Java, that has art-troupe that still actively preserve the mask tradition. The troupe was called Sanggar Topeng Galuh Candra Kirana, with Bardjo Djiono as the leader and also the village's mask maestro. Unfortunately, this troupe has constraints in terms of facilities and infrastructure, so that the preservation activity did not undergone a smooth way as the other major village did. Meanwhile, Jambuwer Village has great potential to developed better and prosper the population. For that reason, we need to develop both physical and non-physical aspects of Jambuwer's Malangan Mask while also utilizing the village's potential. Thus, the chosen approach was Sustainism Design, a design principle that put forward 4 (four) main principles; Sharing, Connectedness, Localism, and Proportionality. This approach is selected to create sustainable, continuous, and contextual planning and design.

Kata Kunci : Tale of Panji, Cerita Panji, Topeng Malangan, Malangan Mask, Preservation Area, Sustainism Design

  1. S1-2018-364128-abstract.pdf  
  2. S1-2018-364128-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-364128-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-364128-title.pdf