Pelabuhan Perikanan Tambak Lorok Semarang dengan Pendekatan Biomorphic Architecture
AULIA AMARDANI NUR RAKHMAN, Budi Prayitno, Dr.,Ir., M.Eng.
2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTURSebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia memiliki potensi besar menjadi poros maritim dunia. Poros maritim merupakan sebuah gagasan strategis yang diwujudkan untuk menjamin konektifitas antar pulau, pengembangan industri perkapalan dan perikanan, perbaikan transportasi laut serta fokus pada keamanan maritim. Salah satu pelabuhan di Indonesia yang masuk dalam Rencana Pelabuhan Perikanan Nasional sebagai upaya mendukung pertumbuhan ekonomi maritim di Indonesia adalah Pelabuhan Perikanan Tambak Lorok Semarang. Pelabuhan Perikanan Tambak Lorok terletak di Kawasan Perkampungan Nelayan Tambak Lorok, yang merupakan kawasan perkampungan nelayan terbesar di Kota Semarang. Kampung ini terletak tepat di pinggiran Kota Semarang bagian utara yang langsung berbatasan dengan perairan Laut Jawa, tepatnya di pinggir Sungai Banger. Pada penghujung tahun 2014 Pemerintah Kota Semarang mencetuskan untuk melakukan pengembangan Kampung Tambak Lorok menjadi Kampung Bahari. Melihat adanya potensi wisata bahari, maka Pelabuhan Perikanan Tambak Lorok direncanakan pula menjadi salah satu objek wisata bahari yang edukatif, serta dapat menjadi landmark kawasan tersebut. Mengusung konsep adaptive fishery port dari sintesis pendekatan biomorphic architecture, Pelabuhan Perikanan Tambak Lorok memfasilitasi 2 kegiatan utama, yaitu kegiatan wisata bahari serta kegiatan pelabuhan perikanan kelas D, dengan 2 sistem sirkulasi yang berjalan berdampingan. Dengan konsep adaptive, artinya baik bangunan maupun tata lanskap memiliki desain yang dapat menyesuaikan dengan kondisi lingkungan tapak serta kondisi masyarakat, sebagai upaya meningkatkan kualitas hidup masyarakatnya di masa mendatang.
As the largest archipelago country in the world, Indonesia has great potential to be the world's maritime axis. The maritime axis is a strategic idea embodied to ensure inter-island connectivity, the development of shipping and fishery industries, improvement of marine transportation and a focus on maritime security. One of the ports in Indonesia included in the National Fishery Port Plan as an effort to support maritime economic growth in Indonesia is the Fishery Port of Tambak Lorok Semarang. Tambak Lorok Fishery Port is located in Tambak Lorok Fishermen Village area, which is the largest fishermen village area in Semarang City. This village is located right on the outskirts of Semarang City, which is directly adjacent to Java Sea, precisely on the edge of Banger River. At the end of 2014 the Semarang City Government sparked the development of Kampung Tambak Lorok into Kampung Bahari. Seeing the potential of marine tourism, the Port of Fishery Tambak Lorok is also planned to be one of the educational marine tourism objects, and it will be a landmark of this region. Carrying the concept of adaptive fishery port from synthesis of biomorphic architecture approach, Tambak Lorok Fishery Port facilitates 2 main activities, namely marine tourism activities and fishery port activities of class D, with 2 circulation systems that run side by side. With adaptive concept, it means that both the building and the landscape have a design that can adjust to the environmental conditions of the site and the condition of society, as an effort to improve the quality of life of the community in the future.
Kata Kunci : Pelabuhan Perikanan, Biomorphic, Adaptive / Fishery Port, Biomorphic, Adaptive