Laporkan Masalah

PENGEMBANGAN TEMPAT PELELANGAN IKAN (TPI) HIGIENIS DI PESISIR TELUK KENDARI DENGAN PENDEKATAN ECO-ARCHITECTURE

ALFIAN, Dr.Eng.Ir. Ahmad Sarwadi, M. Eng.

2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Indonesia memiliki kekayaan alam yang sangat besar terutama pada kekayaan laut Indonesia yang luasnya 70% dari luas total luas wilayah Indonesia. Indonesia memiliki peluang yang besar dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui potensi kelautan dan perikanannya. Tantangan yang harus dihadapi Indonesia yaitu bagaimana sumber daya alam di sektor kelautan dan perikanan dapat dimanfaatkan dan dikelola secara optimal serta mampu menanggapi berbagai isu tentang ancaman kelestarian sumber daya ikan dan lingkungan. Sektor kelautan dan perikanan di Kota Kendari didukung dengan letak geografis yang cukup strategis dimana relatif dekat dan langsung menghadap ke laut Banda dan laut Arafuru. Kota kendari mengelilingi teluk kendari sehingga memiliki kekayaan alam yang cukup besar. Kota ini sebagai kutub pertumbuhan ekonomi dan sentra pengembangan produksi perikanan di Sulawesi Tenggara. Potensi pengembangan usaha perikanan di Kendari di dukung oleh Pelabuhan Perikanan Samudra (PPS) dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI). Tempat Pelelangan Ikan (TPI) merupakan tempat untuk memasarkan hasil tangkapan para nelayan. Hasil tangkapan ikan sering kali mengalami tingkat kerugian yang sangat tinggi karena rusaknya produk perikanan. Hal tersebut disebabkan fasilitas dan pelaku yaitu nelayan dan stakeholder yang tidak menerapkan prinsip jaminan mutu dalam setiap proses pengolahan perikanan. Untuk meningkatkan kualitas mutu produk kelautan dan perikanan, maka Kementerian Kelautan dan Perikanan melakukan revitalisasi pelabuhan perikanan, salah satunya termasuk TPI Higienis. Pengembangan TPI higienis sesuai dengan regulasi FAO tahun 2009 tentang Code of Practice for Fish and Fisheries Product. Aturan tersebut telah disahkan dan tertuang dalam Peraturan Pemerintah (PP) No.57 tahun 2015 tentang sistem jaminan mutu dan keamanan hasil perikanan dan Keputusan Menteri Kelautan No.52A tahun 2013. Pendekatan eco-architecture sebagai sudut pandang dalam desain arsitektur dimana pendekatan ini merespon kondisi ekologi setempat, iklim makro dan mikro, kondisi tapak, program bangunan, konsep desain dan sistem yang tanggap terhadap iklim, serta rendah energi. Prinsip-prinsip eco-architecture menjadi pertimbangan dalam konsep bentuk masa bangunan, konsep orientasi, serta penghawaan dan pencahayaan dalam ruangan. Selain itu pendekatan ini digunakan untuk merespon tapak yang berada di pesisir teluk dimana kondisinya sangat berpengaruh pada keseimbangan iklim setempat.

Indonesia has an enormous natural wealth especially in marine wealth Indonesia is 70% of the total surface area of Indonesia. Indonesia has a great opportunity in increasing economic growth through the potential of marine and fishery nuances. Challenges to be faced by Indonesia namely how natural resources in marine and fisheries sector can be harnessed and managed optimally as well as being able to respond to the various issues about the threat of sustainability of fish resources and the environment. The marine and fisheries sector in the city of Kendari supported with strategic geographical location where relatively near and directly overlooking the Arafuru sea, and Banda Sea. Kendari Bay surrounds kendari so it has considerable natural resources. This town as economic growth poles and the Center for the development of fisheries in Southeast Sulawesi. The potential development of fisheries in Kendari supported by Ocean fishing port (PPS) and the fish auction Place (TPI). Fish auction place (TPI) is a great place to market the catches of the fishermen. Fish catches often experienced a very high level of losses due to the destruction of fisheries products. It caused facilities and principals, namely fishermen and stakeholders who do not apply the principles of quality assurance in every fishery processing. To improve the quality of marine and fisheries product quality, then the Ministry of marine and Fisheries do revitalizing fishing port, one of them including TPI Hygienic. Development of the TPI hygienic regulations in accordance with the FAO year 2009 about the Code of Practice for Fish and Fisheries Products. These rules have been confirmed and stated in Government Regulation (PP) No. 57 years 2015 about quality assurance and system security results fisheries and Maritime Minister Decision No. 52A year 2013. Approaches of eco-architecture as a point of view in the design of architecture in which this approach responds to the local ecological conditions, macro and micro climate, site condition, building program conditions, design concepts and systems responsive to climate, as well as low energy. The principles of eco-architecture into consideration in draft form, the concept of building orientation period, and indoor airing and lighting in the room. In addition, this approach is used to respond to tread that was in the gulf coast where conditions are very influential on the balance of the local climate.

Kata Kunci : tempat pelelangan ikan, higienis, eco-architecture

  1. S1-2018-364198-abstract.pdf  
  2. S1-2018-364198-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-364198-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-364198-title.pdf