Laporkan Masalah

Taman Budaya Kebumen dengan Pendekatan Arsitektur Regionalisme

RIZKA OKTAVIA UTAMI, Prof. Ir. Wiendu Nuryanti, M.Arch., Ph.D.

2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Taman Budaya merupakan bangunan yang memiliki fungsi sebagai fasilitas untuk kegiatan berbudaya. Dalam mewadahi fungsinya sebagai bangunan pelestarian budaya, Taman Budaya dapat mendatangkan dampak positif lain bagi daerah, salah satunya yaitu sebagai destinasi wisata budaya, dengan dampaknya yaitu dalam wisata dan perekonomian daerah. Wisata dan budaya merupakan dua hal yang saling berkaitan, di mana optimumnya kegiatan wisata di Taman Budaya akan membuat semakin banyak pengunjung teredukasi budaya, dan keinginan pengunjung untuk belajar budaya di Taman Budaya akan meningkatkan pariwisata di daerah tersebut. Kabupaten Kebumen merupakan Kabupaten di bagian selatan Jawa Tengah, dengan posisinya yang strategis sebagai jalur nasional bagian selatan (pansela) dan dikelilingi banyak objek wisata alam. Kesadaran wisata Kebumen saat ini hanya berputar pada wisata alam, di mana sesungguhnya potensi untuk memperkenalkan identitas dan budaya kepada masyarakat luar sangat besar, dengan masih kentalnya tradisionalitas pada daerah-daerah pedesaan di Kabupaten Kebumen dan masih banyaknya organisasi seni dan kerajinan yang semuanya terikat oleh suatu akar identitas yaitu Lawet Kebumen. Dengan adanya potensi disertai isu, yang intinya pemerataan ekonomi karena terbukanya akses pada bagian selatan Kabupaten Kebumen, Taman Budaya sebagai destinasi wisata budaya utama di Kabupaten Kebumen menjadi suatu hal yang akan membawa dampak positif bagi masyarakat Kebumen, khususnya bagi pihak pelaksana Taman Budaya. "Taman Budaya" dipilih alih-alih "Pusat Budaya" untuk memberikan pengertian bahwa edukasi budaya tidak harus dilakukan dengan formal, namun dapat dilakukan melalui cara yang menyenangkan, yaitu dengan wisata budaya. Sebagai kabupaten yang masih kental akan suasana tradisional dan masih terdapat banyak bangunan vernakular, bangunan Taman Budaya harus tetap mengambil unsur lokalitas namun harus tetap dapat menjadi datum di antara bangunan sekitar. Ciri "iconic" dibawa dan diwujudkan melalui Arsitektur Regionalisme, di mana bangunan vernakular dimunculkan tidak secara gamblang, namun melalui teknologi modern dengan memanfaatkan konteks alam, material, seni, sosial, dan iklim sekitar. Arsitektur Regionalisme muncul sebagai suatu cara berfikir dan diterapkan pada seluruh bangunan, sehingga memunculkan Taman Budaya yang dapat berfungsi secara efisien sesuai dengan berkembangnya teknologi, namun tetap memunculkan lokalitas dan identitas dari Kebumen. Rasa lokalitas dimunculkan utamanya dari sisi rasa ruang, sehingga dapat memunculkan pengalaman ruang pengunjung melalui adanya surprise element.

Culture Park is a space functioning as a facility to do cultural activities. In providing space for cultural preservation, Culture Park can bring some other benefits for the region, in which one them is as a Cultural Tourism, which can affect the region"s economical aspect. Tourism and economy are two related things, in which the more optimum Tourism activity is, the more people will be culturally educated, and the eagerness of people to learn the culture will raise the tourism rate in the region. Kebumen Regency is located in the southside of Central Java, with its strategic position as a south national road and surrounded by nature destinations. Tourism awareness in Kebumen revolve around nature destinations, but actually, the potential to show off the identity and culture of Kebumen to residents from other regions is big, considering the cultural state of Kebumen in which there are (still) many vernacular buildings being used by some villagers and the number of cultural arts organizations. Culturals arts in Kebumen are linked by one principle identity called "Lawet Kebumen". Based on those potencies followed by issues, in which the main problem is related to the economic equify in southside of Kebumen as an impact of the better access in south national road, Culture Park as a main cultural tourism destination in Kebumen becomes the thing that will bring positive impact for residents, especially for the executants. The name Culture Park is chosen, instead of Culture Center, to create an image that culture can be learnt pleasurably through festive atmosphere and not by formal education only. As a region that has strong traditional aspect and many vernacular buildings, Culture Park building must bring the locality, yet still be the vocal point of the region. Iconic becomes the trait of the building, realized by Regionalism Architecture. Vernacular buildings undergo many substantial extractions and not shown so explicitly, which is through modern technology by taking the benefits from the context of the region. Regionalism Architecture appears as a thinking process, applied in almost every part of the building, so that the building can function effectively in tune with evolving technology, yet still brings out local aspect and the identity of Kebumen. Local sensations are shown mainly from the sense of space, to create space experience of the visitors through the usage of surprise elements.

Kata Kunci : Kebumen, Culture Park, Regionalism, Taman Budaya

  1. S1-2018-364059-abstract.pdf  
  2. S1-2018-364059-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-364059-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-364059-title.pdf