Laporkan Masalah

Hubungan Anemia Defisiensi Besi Dengan Prestasi Pada Remaja Putri di SMP Negeri 13 Kota Yogyakarta

EKA CAHYANI, Kusminatun, Amd.Keb.,S.Pd.,M.Sc ; Sumarah, S.SiT.,M.PH

2018 | Tugas Akhir | D4 BIDAN PENDIDIK SV

Remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan sejumlah perubahan biologis, kognitif, dan emosional. Remaja adalah salah satu golongan yang rawan mengalami anemia, karena berada pada periode puncak tumbuh kembang. Pertumbuhan yang cepat pada remaja memberikan konsekuensi terjadinya peningkatan kebutuhan zat gizi sebagai upaya dalam mengimbangi kebutuhan tersebut. Perubahan fisik karena pertumbuhan yang terjadi dapat mempengaruhi status kesehatan dan gizinya. Masalah gizi yang biasa dialami pada masa remaja salah satunya adalah anemia. Anemia adalah penurunan kuantitas sel-sel darah merah dalam sirkulasi atau jumlah hemoglobin berada di bawah batas normal. Anemia adalah salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Prevalensi anemia pada remaja putri di DIY pada tahun 2012 sebesar 36% dan prevalensi anemia di kota Yogyakarta sebesar 35,2%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan anemia defisiensi zat besi dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMPN 13 Kota Yogyakarta. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah simple random sampling diperoleh responden sebanyak 52 orang. Analisis data bivariabel menggunakan chi square. Kategori anemia sebesar 32,7% dan kategori prestasi belajar buruk atau tidak tuntas sebesar 36,5%. Hasil analisis bivariabel menunjukan terdapat hubungan antara anemia defisiensi zat besi dengan prestasi belajar (p value 0,022 dan OR 4,12 (95% CI 1,21-14,08). Remaja putri yang mengalami anemia memiliki risiko 4,12 kali mendapatkan prestasi belajar tidak tuntas dibandingkan dengan yang tidak anemia. Secara statistik terdapat hubungan antara anemia defisiensi zat besi dengan prestasi belajar pada remaja putri di SMP Negeri 13 Kota Yogyakarta

Adolescents become a transitional period from childhood into adulthood published by biological, cognitive, and emotional teams. Adolescents are one of the groups that are vulnerable to anemia, because it is in the peak period of growth and development. A fast-paced environment in adolescents provides an opportunity for nutritional needs as a necessity in keeping pace with those needs. Physical changes due to the growth that occurs can affect health status and nutrition. Nutritional problems that are common in adolescence one of them is anemia. Anemia is a decrease in the level of red blood cells in the circulation or the number of hemoglobin is below the normal limit. Anemia is one of the public health problems in Indonesia. The prevalence of anemia in adolescent girls in DIY in 2012 was 36% and the prevalence of anemia in Yogyakarta city was 35.2%. The purpose of this study was to determine the correlation between iron deficiency anemia and learning achievement in girls at SMPN 13 Kota Yogyakarta. The research method used cross sectional design. The sampling technique used is simple random sampling. The number of respondents is 52 people. Analysis of bivariable data using chi square. The anemia category was 32.7% and the category of poor or incomplete learning achievement was 36.5%. The result of bivariable analysis showed that there was correlation between iron deficiency anemia and learning achievement (p value 0,022 and OR 4,12 (95% CI 1,21-14,08) .The adolescent anemia anemia have 4,12 incomplete learning compared to with those that are not anemic. Statistically, there is correlation between iron deficiency anemia and learning achievement in female adolescent at SMP Negeri 13 Kota Yogyakarta

Kata Kunci : remaja, anemia, umur, lama menstruasi / adolescent, anemia, age, long menstruation

  1. D4-2018-351662-abstract.pdf  
  2. D4-2018-351662-bibliography.pdf  
  3. D4-2018-351662-tableofcontent.pdf  
  4. D4-2018-351662-title.pdf