ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) KOMODITAS PETAI DI KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH
MUHAMAD IQBAL R, Dr. Kuncoro Harto Widodo, STP., M.Eng.; Ibnu Wahid Fakhrudin Aziz, STP., M.T.
2018 | Skripsi | S1 TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIANANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN) KOMODITAS PETAI DI KABUPATEN WONOSOBO, JAWA TENGAH Muhammad Iqbal1, Kuncoro Harto Widodo2, Ibnu Wahid Fakhrudin Aziz2 ABSTRAK Wonosobo merupakan salah satu penghasil terbesar komoditas tanaman pangan di Indonesia. Wonosobo berkontribusi besar dalam pemenuhan produksi pangan nasional. Salah satu komoditas yang menyumbang kontribusi besar yaitu komoditas petai dengan sumbangan 17,33% dari total produksi petai provinsi (terbesar di Jawa Tengah) dan 5,39% untuk produksi nasional. Petai (Parika speciosa Hassk) merupakan komoditas sampingan yang masuk dalam kategori tanaman pangan musiman. Petai termasuk salah satu tanaman khas yang sangat popular di kalangan masyarakat dengan aroma khas petai yang sangat tajam. Namun dibalik efek bau mulut yang ditimbulkan setelah mengkonsumsi petai, petai memiliki potensi pengembangan. Penelitian ini bertujuan untuk menganilisa sistem rantai pasok petai dan mengetahui besarnya rantai nilai pada setiap pelaku rantai. Ada beberpa langkah yang dilakukan dalam peneletian ini, dimulai dari tahap identifikasi aliran produk petai kemudian dilakukan pengumpulan data. Dilanjutkan dengan analisis data menggunakan metode analisis rantai nilai yaitu: perhitungan persebaran nilai tambah dengan metode hayami dan pembentukan margin pemasaran dengan metode R/C analysis dan Farmer Share. Hasil yang diperoleh dalam peneletian ini adalah sistem rantai pasok di Wonosobo terbagi menjadi 2 model yaitu pada skema I (Leksono) dan skema II (Kaliwiro). Distribusi nilai tambah pada skema I dan skema II berturut-turut adalah sebesar 17,98 dan 2,48%. Margin pemasaran yang diperoleh dari skema I dan Skema II sebesar 1,21 dan 2,77, sedangkan untuk efisiensi pemasaran dengan metode Farmer Share (Fs) hasil yang didapat sebesar 27,50 dan 30,22% di tingkat pedagang akhir; Fs di tingkat pedagang kabupaten sebesar 65,9 dan 67,9%.
VALUE CHAIN ANALYSIS COMMODITY OF PETAI IN DISTRICT WONOSOBO, CENTRAL JAVA Muhammad Iqbal1, Kuncoro Harto Widodo2, Ibnu Wahid Fakhrudin Aziz2 ABSTRACT Wonosobo is one of the largest producer commodities of food crops in Indonesia. Wonosobo contributes greatly to the fulfillment of national food production. One of the that have big contributed is petai commodity with 17.33% contribution from total petai petai province (biggest in Central Java) and 5.39% for national production. Petai (Parika speciosa Hassk) is a side commodity that is categorized as seasonal food crop. Petai including one typical plant very popular among people with a very sharp smell. But behind the effects of bad breath caused after consuming petai, petai has the potential for development. The purpose of this research is to analyze the petai supply chain system and to know the value chain value of each chain actors. There are several steps done in this research, starting from the identification stage of petai product flow then conducted data collection. Followed by data analysis that is calculation of value-added distribution with hayami method and marketing margin formation by R/C analysis method and Farmer's Share. The results obtained in this research is the supply chain system in Wonosobo divided into 2 models that is in the scheme I (Leksono) and scheme II (Kaliwiro). The distribution of value added in scheme I and scheme II respectively are 17.98 and 2.48%. The marketing margin earned of schemes I and Scheme II of 1.21 and 2.77, while for marketing efficiency with Farmer's Share (Fs) method the results obtained were 27.50 and 30.22% at the end-trader level; F's at the district trader level of 65.9 and 67.9%.
Kata Kunci : Rantai Pasok, Petai, Value Chain, Hayami method, R/C Analysis, Farmer�s Share