Laporkan Masalah

KREATIVITAS DIDIK NINI THOWOK DALAM TARI BEDHAYA HAGOROMO TAHUN 2014

DENNY EKO WIBOWO, Prof. Dr. A. M. Hermien Kusmayati; Dr. Wiwik Sushartami, M.A.

2018 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni Rupa

Bedhaya Hagoromo merupakan karya tari Didik Nini Thowok yang telah dipentaskan di Bangsal Kepatihan Yogyakarta, pada tanggal 6 Desember 2014. Kali ini, tari tersebut dipersembahkan oleh Didik Nini Thowok kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X dan masyarakat Yogyakarta atas kiprahnya selama 40 tahun bergelut dengan dunia tari selama hidup di Yogyakarta. Pementasan Bedhaya Hagoromo digelar bertepatan dengan perayaan ulang tahunnya yang ke-60, dalam serangkaian acara bertajuk REBORN; Homage to Sri Sultan Hamengku Buwono X and Yogyakarta by Didik Nini Thowok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi unsur-unsur kebaruan dalam tari Bedhaya Hagoromo yang ditampilkan pada tahun 2014 sebagai wujud kreativitas Didik Nini Thowok. Kreativitas pada aspek koreografi telah dilakukan terkait dengan konteks peristiwanya tiga tahun silam. Metode etnografi dilakukan berkaitan dengan teks Bedhaya Hagoromo yang korelatif pada bentuk penyajian yang berpijak dari tari genre bedhaya dan lakon Hagoromo dalam drama Noh. Pendekatan psikoanalisis yang dirumuskan oleh Mihaly Csikszentmihalyi digunakan untuk menganalisis kreativitas Didik Nini Thowok dalam karya tarinya termasuk wacana cross gender yang menyertainya. Persembahan Bedhaya Hagoromo kepada Sri Sultan Hamengku Buwono X pada acara REBORN 2014 mengandung upaya ganda yakni penerimaan atas kreativitas Didik Nini Thowok dalam melakukan kolaborasi antara tari bedhaya dengan lakon Hagoromo, dan pengakuan atas kiprah kesenimanan Didik Nini Thowok yang lekat dengan pemeranan silang gender. Hal ini juga berkaitan dengan tujuan persembahan Bedhaya Hagoromo di tahun 2014 yang mengarah pada strategi memposisikan seniman cross gender sebagai bagian dari masyarakat.

Bedhaya Hagoromo is the dance creation by Didik Nini Thowok which has been staged in Bangsal Kepatihan Yogyakarta on December 6th, 2014. In this occasion, the dance is dedicated by Didik Nini Thowok to Sri Sultan Hamengku Buwono X and the people of Yogyakarta for his gait for 40 years in dancing world during his life in Yogyakarta. The performance of Bedhaya Hagoromo was held in coincide with his 60th anniversary celebration, in the framework of event entitled REBORN; Homage to Sri Sultan Hamengku Buwono X and Yogyakarta by Didik Nini Thowok. The purpose of this research is to identify novelty elements in the dance of Bedhaya Hagoromo, performed in 2014, as a form of Didik Nini Thowok's creativity. It is found that creativity on the choreography aspect has been done in relation to the context of the event three years ago. Ethnography methodology is used in relation to Bedhaya Hagoromo's text correlatively performed based on bedhaya dance genre and Hagoromo's role play in the drama story of Noh. Psychoanalytic approach proposed by Mihaly Csikszentmihalyi is used to analyze Didik Nini Thowok's creativity in his dance creation including cross gender discourse that seen in his personality. Bedhaya Hagoromo dedicated to Sri Sultan Hamengku Buwono X on the event of REBORN 2014 has two meaning which are acceptance of Didik Nini Thowok's creativity in collaboration between bedhaya dance with Hagoromo drama, and recognition of the artistry of genius dancer gait, Didik Nini Thowok, who attached with cross gender role. It also deals with the purpose of Bedhaya Hagoromo dedicated in 2014 which leads to a strategy of positioning cross-gender artists as part of the community.

Kata Kunci : kreativitas, Bedhaya Hagoromo, Didik Nini Thowok, cross gender.

  1. S2-2018-389731-abstract.pdf  
  2. S2-2018-389731-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-389731-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-389731-title.pdf