KARAKTERISTIK INSTRUMEN INDONESIAN SURVEY OF STUDENT LEARNING-ACTIVITIES (ISSLA) PADA MAHASISWA DI BEBERAPA PERGURUAN TINGGI INDONESIA
SYLVI DEWAJANI, Prof. Ir. Sahid Susanto, MS; Dr. Ing Singgih Hawibowo
2018 | Tesis | S2 MANAJEMEN PENDIDIKAN TINGGIDiperlukan sebuah alat yang valid, cermat dan handal untuk menengarai perkembangan proses belajar mengajar di PT. Selama ini evaluasi proses pembelajaran dilakukan melalui mekanisme akreditasi dan juga eveluasi kinerja dosen di kelas oleh mahasiswa yang diadakan setiap akhir semester. Namun sayangnya kedua mekanisme tersebut memiliki kelemahan yang cukup mendasar. Oleh karenanya ISSLA (Indonesian Survey of Student Learning Activities) dikembangkan untuk mengisi kebutuhan tersebut. ISSLA terdiri dari butir pertanyaan yang mencerminkan perilaku dan aktivitas sehari-hari, sehingga subjek yang mengisi tidak memberikan penilaian subjektif, melainkan merefleksikan proses yang dialami selama belajar. ISSLA diadopsi dari NSSE (National Survey of Student Engagement) yang dikembangkan oleh Indiana Bloomington University. Oleh karena ISSLA memiliki kandungan yang sangat generik dan universal, maka sering kurang mewakili proses belajar dan nilai pembelajaran unik di Indonesia. Untuk itu penelitian ini melakukan uji validitas dan reliabilitas baik secara internal consistency maupun secara kualitatif pada 2004 mahasiswa UNS, UPI, UNSYIAH dan UIN Sunan Ampel. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa semua sub skala dalam ISSLA memiliki keterhandalan (reliabilitas) yang tinggi, yang bergerak dari angka koefisien reliabilitas Alpha Cronbach = .778 pada sub skala Collaborative Learning, ke angka koefisisen korelasi tertinggi ada pada sub skala Soft Skills Development (Alpha Cronbach = .984). Dari sisi validitas, sekitar 90 butir yang dianalisis, memiliki angka koefisien validitas tinggi (diatas 0.500), kecuali dua buah butir yang harus gugur yaitu, no butir CL-3 (r = 0.274) dan CL-4 (r=0.254). Kedua butir tersebut tampaknya perlu untuk dibersihkan dari alat ukur ISSLA, agar hasil benar-benar mencerminkan konsep yang ada. Selain pengujian secara kuantitatif, juga dilakukan FGD dan wawancara kognitif mengenai makna butir, sebagai usaha menjamin keterhandalan ISSLA. Kemudian di akhir bagian, dilakukan analisis faktor untuk menguji secara empiris keterkaitan antar dimensi dan sub dimensi di dalam ISSLA. Diperoleh 8 buah dimensi yang memiliki keterkaitan erat dengan SN DIKTI dan 1 buah dimensi yang sama sekali tak berkait.
Indonesian Higher Educations efforts in responding to the global challenges move very scrupulous. Several regulations were established to make sure that the changes and improvement of the quality can be attained. One of the important factor in teaching learning process is student engagement. Student engagement has very close relationship in upgrading students motivation, commitment to learn and ended in a good and satisfactory achievement. Kuh (2001) affirmed that student engagement involves all students energy and times that are dedicated to the learning activities. Student engagement consists of learning activities, such as reading, writing, learning preparation, students interaction and also support from learning environment. In order to assess student learning activities accurately, ISSLA was developed to fulfill the needs. ISSLA was adopted from NSSE, which work to be more generic and universal, in order to compare in the international level. Nevertheless, the uniqueness of student learning behaviors and values can not be traced. To align ISSLA with the Indonesian learning culture and values, it should be verified by the assumption of content validity, instead of only the internal validity process. This research try to expose and discover the uniqueness of student learning activities in Indonesian Higher Educition by conducting some analysis, which are: internal consistency test for reliability and validity, content validity test by delivering FGD and Indepth Cognitive Interview, and lastly factor analysis. Online survey was delivered to about 2004 students from UNSYIAH, UPI, UNS and UIN Sunan Ampel. The result shows that all ISSLA sub scales have a high reliability coefficient represent in alpha Cronbach = .778 of Collaborative Learning sub scale and alpha Cronbach = .984 of Soft Skills Development sub scale. All about 90 items are valid, except item no CL-3 (r = 0.274) dan CL-4 (r=0.254). Both items need to be eliminer from ISSLA in order to get more valid instrument. Beside the internal consistency test, reseach also deliver FGD dan Indepth Cognitive Interview to disclose the meaning of ISSLA items to the Indonesian students. Lastly, research also conducted factor analysis to find out on the factor of ISSLA related to the National Standard for teaching learning, known as SN DIKTI. The result shows that 8 dimensions correlate closely to SN DIKTI principles and only 1 dimension has no correlation with the principles.
Kata Kunci : validitas, reliabilitas, analisis faktor, student engagement, learning activities, SN DIKTI