Laporkan Masalah

MEKANISME EMOTION-BASED LEARNING YANG DIMODERATORI RISK-TAKING PROPENSITY DALAM KONTEKS PENGAMBILAN KEPUTUSAN BERISIKO PADA WIRAUSAHA DAN NON-WIRAUSAHA

GIAN SELONI, Galang Lufityanto, S.Psi., M.Psi, Ph.D.

2018 | Tesis | S2 Psikologi

Kemampuan belajar dari rentetan kegagalan merupakan hal esensial untuk menjaga kelangsungan usaha. Wirausaha yang sukses tentunya memiliki kemampuan yang lebih baik dalam mengenali kegagalannya dan belajar dari kegagalan tersebut. Literatur terdahulu menunjukkan bahwa individu normal mampu mengantisipasi kegagalan di masa mendatang melalui pengalaman emosi yang pernah dialami sebelumnya, sebuah mekanisme yang disebut sebagai emotion-based learning. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap mekanisme emotion-based learning pada wirausaha melalui replikasi metode eksperimen Iowa Gambling Task. Dalam permainan ini, partisipan diinstruksikan untuk memilih satu dari empat tumpukan kartu yang tersedia, setiap kartu berisi sejumlah keuntungan dan kerugian tertentu. Tujuan permainan ini adalah mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dalam 100 kali pengambilan kartu. Saat mengerjakan tugas permainan, dilakukan perekaman aktivitas skin conductance response (SCR) untuk mengukur sinyal gugahan emosi yang mengiringi proses belajar. Hasil penelitian pada 27 wirausaha menunjukkan performa yang lebih rendah (net score = -11,48) dibandingkan subjek non-wirausaha (30 partisipan) (net score = 2,07). Namun fenomena ini dapat dijelaskan oleh tingkat risk-taking propensity di kalangan wirausaha yang rata-rata lebih tinggi dibandingkan populasi normal. Wirausaha cenderung untuk memaksimalkan keuntungan cepat dari tumpukan kartu yang secara jangka panjang merugikan, terutama pada wirausaha dengan pengalaman berwirausaha kurang dari 2 tahun. Meskipun kedua kelompok subjek mengembangkan mekanisme antisipasi visceral, nampaknya wirausaha cenderung untuk mengabaikan sinyal tersebut dan tetap memilih kartu dari tumpukan kartu berisiko yang akhirnya membawanya pada kegagalan dalam permainan. Dengan melakukan pengukuran secara lebih objektif, penelitian ini menyoroti interaksi antara sinyal visceral gugahan emosi, risk-taking propensity, dan proses belajar sebagai salah satu model pengambilan keputusan wirausaha.

Making errors is perhaps common in the entrepreneurial world, yet the ability to learn from past mistakes can separate the successful entrepreneurs from the rest. On the other hand, literatures have demonstrated that normal population could anticipate future problems from their past experience –a mechanism coined as emotional-based learning. Our study is intended to examine the emotional-based learning among entrepreneurs using Iowa Gambling Task. Participants were instructed to pick cards from four decks of card, each card either gave points (i.e reward) or took away points (i.e. punishment). The goal of this task was for participants to collect as many as points during the course of this task. While performing the task, participants’ skin conductance response (SCR) was recorded to examine subtle and not-necessarily conscious emotional signal. Twenty-seven entrepreneurs involved in our study, demonstrating that actual performance in the IGT was worse than the control group despite physiological measurement actually supported the emotional-based learning. Entrepreneurs seemed to ignore the physiological signals attributed to emotional-based learning, tempted by the gain/loss ratio of a particular card deck which eventually put them in the great loss. Using rigorous methods, this study illuminates the interplay between risk-taking propensity, emotional-bodily signals, and performance in the economic game as possible requisite for becoming successful entrepreneurs.

Kata Kunci : Emotion-based learning, risk-taking propensity, skin conductance response, entrepreneur, gambling task game.

  1. S2-2018-392236-abstract.pdf  
  2. S2-2018-392236-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-392236-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-392236-title.pdf