TIPOLOGI PENGGUNAAN RUANG PADA RUMAH PRODUKSI PENGRAJIN BATIK DI BAYAT,KLATEN

ADISTYA RIZKI N, Prof. Ir. Atyanto Dharoko M.Phil., Ph.D.

2018 | Tesis | S2 Teknik Arsitektur

Bayat merupakan salah satu komoditas industri batik di Kabupaten Klaten. Pada kawasan ini terdapat rumah-rumah lama dan baru milik pengusaha Batik Bayat yang berfungsi sebagai hunian-usaha. Mayoritas proses pembuatan batik yang terdapat di Desa Paseban, Desa Kebon Bayat dan Desa Jarum memiliki kesamaan akan tetapi pada setiap rumah menggunakan sistem seting yang tidak sama, rumah juragan batik yang lama dan rumah juragan batik yang baru memiliki kelengkapan dan tata letak ruang yang berbeda-beda. Pada penelitian ini terfokus pada identifikasi perubahan fungsi dan pola ruang rumah produktsi pengrajin batik. Tujuan studi ini adalah untuk mengetahui tipologi fungsi dan penggunaan ruang rumah tinggal pengrajin batik, yang berhubungan dengan industri rumah tangga. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif dengan paradigma rasionalistik. Pengambilan sampel dilakukan melalui teknik non random sampling dengan bola salju menggelinding (snowballing). Penarikan sampel bola salju diawali dengan penentuan sampel pertama. Sampel berikutnya ditentukan oleh informasi sampel pertama dan demikian seterusnya. Melalui teknik pengambilan sampel ini, secara teoritis peneliti akan menghadapi sampel yang tidak terhingga, akan tetapi hanya terdapat 23 sampel rumah produksi batik yang dapat diambil melalui dua wilayah yang berbeda namun tetap pada satu kecamatan yaitu daerah sekitar Desa Bayat dan Desa Jarum. Dalam penelitian ini objek amatan yang akan diteliti memiliki sifat homogen. Rumah yang berfungsi sebagai hunian dan usaha batik. Hasil penelitian yang didapatkan adalah: terdapat enam macam pola tata letak yang terbagi dalam empat tipe, yaitu tipe ruang ruang usaha menyatu di dalam hunian, tipe ruang usaha menyatu dan menempel pada hunian, ruang usaha menempel pada hunian dan tipe ruang usaha terpisah dari hunian. Enam tata letak yaitu (1) Tata letak ruang usaha menyatu di dalam hunian dengan akses dan sirkulasi terpisah dan tidak memiliki showroom ; (2) Tata letak ruang usaha menyatu dan menempel pada hunian dengan akses dan sirkulasi hunian-usaha menjadi satu dan memiliki showroom (3) Tata letak ruang usaha menyatu dan menempel pada hunian dengan akses teerpisah dan sirkulasi hunian-usaha terpisah dan tidak memiliki showroom ; (4) Tata letak ruang usaha menempel pada hunian dengan akses terpisah dan sirkulasi hunian-usaha terpisah dan memiliki showroom ; (5) Tata letak ruang usaha menempel pada hunian dengan akses terpisah dan sirkulasi hunian-usaha terpisah dan tidak memiliki showroom ; (6) Tata letak ruang usaha terpisah dari hunian dengan akses terpisah dan sirkulasi hunian-usaha terpisah dan memiliki showroom. Faktor-faktor yang membentuk tata letak ruang tersebut adalah fungsi, ruang produksi, aksesibilitas dan sirkulasi, keberadaan showroom, lama menjadi pengusaha dan jenis produk batik.

Bayat is one of Klaten������¢���¯���¿���½���¯���¿���½s center of batik industries which consists of both new or old houses serving as residence and place of business for both new and old batik artists. Mostly, of the three villages namely Paseban, Kebon Bayat, and Jarum, the making process of batik is identical. However, there are differences in terms of instruments and house layout between the new and old batik artist. This research focuses at identifying the changes of functions and layout of production house of batik artist. The objective of the study is to reveal the typology of functions and the utilization of house layout related to the domestic industry of Bayat������¢���¯���¿���½���¯���¿���½s batik artists. The method of the research was descriptive qualitative by rationalistic paradigm. The sample taking was done using non-random sampling technique which is snowballing. The snowballing technique was done by, firstly, determining the first sample then, secondly, determining the second sample based on the information given by the first sample and so on. Even though, theoretically, the consequence of this technique was that of countless sample, there were only 23 domestic industries in the site divided into two villages of the same sub-district, namely Bayat and Jarum. The observation object of the research was all house serving as both residence and place of business (homogenous). The findings of the research are: there are six kinds of layout pattern divided into four types namely place of business merged with residence, place of business merged with and attached to residence, place of business attached to residence, and place of business separated from residence. The six layout patterns are: (1) The layout pattern of place of business merged with residence, separated access and circulation and has no showroom; (2) The layout pattern of place of business merged with and attached to the residence, same access and circulation and has showroom; (3) The layout pattern of place of business merged with and attached to the residence, separated access and circulation and has no showeoom; (4) The layout pattern of place of business attached to the residence, separated access and circulation and has showroom; (5) The layout pattern of place of business attached to the residence, separated access and circulation and has no showroom; (6) The layout pattern of place of business separated from the residence, separated access and circulation and has showroom. The factors influencing the forming of such pattern are functions, production space, accessibility and circulation, presence of showroom, years of active and type of batik product.

Kata Kunci : batik, rumah produksi, tata letak ruang, tipologi, Bayat