Presentasi Sinematik dan Naratif Film Babi Buta Yang Ingin Terbang Dalam Perspektif Deleuzian
HARDIWAN PRAYOGO, Dr. phil. Vissia Ita Yulianto; Dr. Budi Irawanto
2018 | Tesis | S2 Pengkajian Seni Pertunjukan dan Seni RupaFilm menjadi presentasi yang konkrit atas realitas. Film Indonesia berjudul Babi Buta yang Ingin Terbang (2006), disutradarai oleh Edwin, fokus ceritanya pada representasi keluarga keturunan Tionghoa di Indonesia yang gamang pada identitasnya sendiri. Penelitian ini menganalisis aspek tekstual dan kontekstual film, yang pertama akan melihat aspek audio dalam presentasi sinematik, yang kedua akan membaca presentasi naratif yaitu perwujudan Tionghoa di Indonesia di dalam film tersebut. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana aspek elemen audio bekerja dalam presentasi sinematik pada film Babi Buta Yang Ingin Terbang? Apa potensi tafsir yang lahir dari presentasi sinematik tersebut? (2) Mengapa film Babi Buta Yang Ingin Terbang lahir, dan bagaimana membaca film Babi Buta Yang Ingin Terbang sebagai representasi dari gerakan ekspresi diri dari komunitas Tionghoa dalam perspektif Deleuzian? Kedua rumusan masalah tersebut akan diwacanakan dengan Teori Deleuzian yang terdiri dari movement-image dan time-image, dan kemudian Chaos and Territory dari Gilles Deleuze. Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi dalam kajian seni yang berimbang antara tekstual dan kontekstual, terutama dalam studi kasus film sebagai sebuah gerakan ekspresi diri dan sebagai buah dari gagasan atas realitas, khususnya terkait realitas masyarakat Tionghoa. Babi Buta Yang Ingin Terbang menampilkan rangkaian ketidak-logisan bahasa, yang artinya bahasa sinematik (baik audio maupun visual) berdiri secara mandiri, namun tidak dalam artian saling tidak mendukung. Film ini menunjukkan bagaimana seni menjadi medium refleksi, bagi pencipta, penonton, termasuk peneliti. Edwin dengan pengalamannya sebagai Tionghoa diwujudkan dengan eksperimen bahasa filmis-nya, penonton dalam interaksi emosionalnya, dan peneliti yang melihat potensi pengetahuan dari film sebagai wantah atas fenomena sosial dalam kerja sinematik dan naratif.
Film becomes a concrete presentation of reality. Indonesian film titled Blind Pig Who Wants to Fly (2006) Directed by Edwin, this film focuses on representation of Chinese family in Indonesia who questioning their identity when having to clash with social environment. This study analyzes the textual and contextual aspects of the film, which will first look at the audio aspect in a cinematic presentation, the latter will read the narrative presentation that is the construction of Chinese identity in Indonesia. The formulation of the problem of this research are (1) How aspect of audio element work in cinematic presentation on Blind Pig Who Wants to Fly? What are the potential interpretations born from cinematic presentation? (2) Why Blind Pig Who Wants to Fly is created? And how is the Blind Pig Who Wants to Fly become representation of the self-expression movement of the Chinese community in the Deleuzian perspective? The two problem formulations will be analyzed with the Deleuzian Theory consisting of movement-image and time-image of 1987, and then Chaos and Territory from Gilles Deleuze. The purpose of this research is to contribute to a balanced textual and contextual art studies, especially in film case studies as a self-expression movement and as the fruit of the idea of reality in particular regarding the reality of Chinese society.
Kata Kunci : Audio dalam Film, Movement-Image, Time-Image, Deleuzian, Konstruksi Identitas, Tionghoa