Laporkan Masalah

FINANCIAL FEASIBILITY AND OPTIMAL MANAGEMENT OF INTENSIVE COW-CALF COOPERATIVES AS AN OPTION TO RESOLVE GRAZING CONFLICT IN BALURAN NATIONAL PARK

Rademaker, Mark, Dr. Any Suryantini, M.Sc.; Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Sc.

2017 | Tesis | S2 MANAJEMEN AGRIBISNIS

Penggembalaan liar adalah salah satu pendorong terbesar dari konflik antara masyarakat dansatwa liar di kawasan alam. Pada saat ini, sebanyak 3000 ekor sapi diperkirakan digembalakan liar di dalam Taman Nasional Baluran (TNB) di Jawa Timur. Penelitian terkini telah menunjuk potensi dari mengintensifkan system ternak untuk mengkurangi kebutuhan lahan konflik dengan prioritas konservasi. Tujuan penelitiannya adalah untuk mengetahui kelayakan finansial dari memulaikan koperasi pembibitan sapi oleh petani di daerah BNP. Datanya dikompul di desa Karang Teko dan Merak melalui survei petani (Farm surveys) dalam kerangka Criterion Sampling. Tujuan samplingnya adalah untuk mendapat data dari 50 responden pada setiap desanya. Bobot badan sapinya yang dimiliki oleh respondennya diperkirakan dan di kalikan dengan nilai hidup per kilogram (Rp. 46.000) untuk memperkirakan modal investasi yang dimiliki per petani. Perencanaan kegiatan koperasi secara optimal diperoleh melalui whole farm Linear Programming dan kelayakan finansial diselidiki melalui analisis Discounted cash-flow serta analisis Debt-servicing. Selain itu, analisis sensitivitas dilakukan pada harga pakan. Jangka investasi ditetapkan pada 15 tahun dan investasinya dibandingkan untuk empat jenis sapi yang berbeda, yaitu sapi Bali, Peranakan Ongole, Limousin dan Simmental. Hasil penelitian menunjuk bahwa investasinya layak untuk semua jenis sapi, tetapi dengan sapi Bali yang menghasilkan nilai NPV ($53.769), IRR (14,25%) dan rasio B/C (1,13) terbesar. Pendapatan petani dapat meningkat sebanyak 163% melalui kombinasi dengan pendapatan luar koperasi. Namun, biaya prinsipal dari pinjaman yang dibutuhkan hanya dapat dibayar pada tahun ke-10, daripada batas maksimal 8 tahun yang ditetapkan oleh skema kredit usaha pembibitan sapi dari pemerintah. Investasinya bisa layak untuk sapi Bali, Simmental dan Limousin pada skema kredit saat ini jika petaninya mampu produksi pakan konsentrat sendiri daripada beli, pada harga < Rp. 1.500 per kg. Selain itu, investasinya bisa layak untuk sapi Bali jika grace-period dari jangka pinjaman diperpanjang dari 24 menjadi 48 atau 68 bulan, atau jika jangka pengembalian pinjaman diperpanjang dari 6 menjadi 13 tahun, dengan bunga serta grace period tetap 5% dan 24 bulan.

Livestock grazing is a major driver of human-wildlife conflict in conservation areas. Currently, there are an estimated 3000 heads of cattle illegally grazing within Baluran National Park (BNP) in East Java. Recent research has indicated the potential of livestock system intensification to reduce land-use and conflict with conservation priorities. The research goal was to investigate the financial feasibility of starting intensive cow-calf cooperatives by smallholders in the BNP area. Data was collected in the villages of Karang Teko and Merak using Farm surveys in a Criterion sampling design. The aim was to collect data from 50 respondents in each locality. The weight of the cattle owned by the respondents was estimated and multiplied by live value (Rp. 46.000/kg) as a proxy for available investment capital. Optimal herd management plans were generated using whole farm Linear Programming. Financial feasibility was assessed using Discounted cash-flow analysis and debt-servicing capabilities. Next to this, a sensitivity analysis was conducted on the price of concentrate feed. Investment lifetime was set at 15 years and four alternative varieties of cattle were considered: Bali, Peranakan Ongole, Limousin and Simmental. Results show that investing in all varieties represents a positive investment opportunity, but with Bali cattle obtaining the highest NPV ($53.769), IRR (14,25%) and B/C ratio (1,13). Farmer income can be increased by 163% through a combination with additional Off-farm labor. However, debt-servicing capabilities of cow-calf cooperative activities showed that the loan principal can only be repaid in the 10th year instead of the maximum eight years set by the governments cow-calf credit scheme. The investment can be made feasible under current credit conditions for Bali, Simmental and Limousin cattle, if farmers can produce concentrate feed for a production cost of < Rp. 1.500 per kg. Alternatively the investment can be feasible for Bali cattle if the grace period of the credit scheme is extended from 24 to 48 or 60 months, or the repayment period from 6 to 13 years, with interest fixed at 5% and a 24 month grace period.

Kata Kunci : Keywords: Cash-flow analysis; Human-wildlife conflict; Linear programming; Livestock grazing

  1. S2-2017-390595-abstract.pdf  
  2. S2-2017-390595-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-390595-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-390595-title.pdf