FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PEMANFAATAN PELAYANAN DIABETES MELITUS DI PUSKESMAS KOTA YOGYAKARTA
IMAM HAMBALI, dr. Yodi Mahendradhata, M.Sc, Ph.D.; Dr. Retna Siwi Padmawati, MA
2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan MasyarakatLatar Belakang: Prevalensi diabetes melitus (DM) secara nasional dan internasional cenderung meningkat. Prevalensi DM di Indonesia berdasarkan data Riskesdas 2013, Provinsi D.I. Yogyakarta menduduki peringkat tertinggi yaitu sebesar 2,6%. Jumlah penderita DM di kota Yogyakarta dalam lima tahun terakhir cenderung meningkat. Kegagalan penatalaksanaan DM dapat berdampak pada komplikasi, menurunnya kualitas hidup dan resiko kematian. Tujuan: Untuk mengeksplorasi faktor pendukung dan penghambat pemanfaatan pelayanan diabetes melitus di Puskesmas Kota Yogyakarta. Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan desain studi kasus tunggal holistik. Informan dalam penelitian ini berjumlah 22 orang yang terdiri dari 12 pasien diabetes melitus tipe 2 dan 10 petugas Puskesmas di wilayah Puskesmas Gondokusuman I dan Puksesmas Jetis. Teknik pengambilan data dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil Penelitian: Faktor pendukung utama dalam pemanfaatan pelayanan DM di puskesmas dari sisi pengguna layanan adalah kesadaran dan pengetahuan pasien terutama pasien peserta Prolanis, sedangkan dari sisi penyedia layanan adalah esensi program Prolanis. Adapun faktor penghambat utama dalam pemanfaatan pelayanan DM di puskesmas dari sisi pengguna layanan adalah kurangnya kesadaran dan pengetahuan pasien terutama pasien bukan peserta Prolanis, sedangkan dari sisi penyedia layanan adalah kurangnya akseptabilitas terhadap layanan puskesmas, tingginya frekuensi pengambilan obat bagi pasien non peserta Prolanis dan kurangnya pemantauan kunjungan pasien non Prolanis. Kesimpulan: Untuk meningkatkan pemanfaatan pelayanan DM di puskesmas perlu upaya peningkatan pengetahuan dan akseptabilitas pasien, mengurangi frekuensi pengambilan obat antidiabetes, pemantauan kunjungan pasien, reminder dan home visit bagi pasien non peserta Prolanis.
Background: Prevalence of diabetes mellitus (DM) nationally and internationally tends to increase. Prevalence of DM in Indonesia based on data of Riskesdas 2013, D.I Yogyakarta Province was the highest at 2.6%. The number of DM patients in the city of Yogyakarta in the last five years tends to increase. Failure of DM management may affect complications, decreased quality of life and risk of death. Objective: To explore the facilitator and barrier factors the utilization of diabetes mellitus services at primary health care of Yogyakarta City. Research Method: This research uses qualitative research type with holistic single case study design. Informants in this study amounted to 22 people consisting of 12 patients with type 2 diabetes mellitus and 10 officers of primary health care in the area of Gondokusuman I and Jetis primary health care. Data collection techniques with in-depth interviews, observation and document review. Results: The main supporting factors in the utilization of DM services at the primary health care from the service user side are the awareness and knowledge of patients especially patients of Prolanis participants, while from the service provider side is the essence of Prolanis program. The main barrier factors the utilization of DM services in the primary health care from the service user side are the lack of awareness and knowledge of the patients especially the non-Prolanis patients, while from the service provider side is the lack of acceptability of primary health care services, the high frequency of drug taking for non-Prolanis patients and lack of visit monitoring of non-Prolanis patients. Conclusion: To improve the utilization of DM services in primary health care need effort improving patient knowledge and acceptability, reducing frequency of anti-diabetic medicine taking, monitoring of patient visits, reminders and home visit for non-Prolanis patients.
Kata Kunci : faktor pendukung dan penghambat, akses, pemanfaatan pelayanan kesehatan, diabetes melitus, puskesmas, facilitator and barrier factors, access, utilization of health services, diabetes mellitus, primary health care