Laporkan Masalah

Perencanaan Kawasan Pusat Perkotaan Kecamatan Sewon dengan Konsep Ramah Pemuda

M YUSUF ALFYAN, Prof. Ir. Bakti Setiawan MA., Ph.D.,

2017 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kecamatan Sewon merupakan salah satu kawasan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta pada Kabupaten Bantul. Perkembangan perkotaan yang kian melebar dan ditambah adanya aktivitas berbagai perguruan tinggi yang ada di kecamatan ini, menjadikan kawasan pusat Kecamatan Sewon kian berkembang menjadi area perkotaan yang kurang tertata. Kawasan yang merupakan kawasan koridor jalan penghubung antara Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta ini sangat tidak nyaman jika dijadikan sebagai pusat aktivitas. Hal ini dikarenakan tingginya intensitas kendaraan yang melintasi jalan utama kawasan ini. Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kabupaten Bantul (BAPPEDA) yang melihat fenomena ini mulai melakukan inisiatif perencanaan pada kecamatan ini. Akan tetapi perencanaan yang sudah dilakukan baru sebatas Rencana Detai Tata Ruang skala Kecamatan. Kondisi tersebut memercik sebuah gagasan untuk menciptakan sebuah rencana mendetail bagi kawasan pusat Kecamatan Sewon dengan pengembangan konsep Ramah Pemuda mengadaptasi dari konsep Youthful City. Perencanaan ini menggunakan pendekatan perencanaan Strategic Planning dan metode gap analysis. Perencanaan melalui pendekatan Strategic Planning mengangkat isu – isu spesifik pada suatu kawasan yang dianggap strategis untuk dikembangkan menjadi sebuah gagasan perencanaan. Gap analysis menjadi alat perencana dalam melihat kesenjangan antara indikator dan kondisi empiris yang tersusun dari berbagai teori dasar urban design, dan youthful city. Perencanaan ini menerapkan 5 konsep (Guna Lahan Mixed & Compact, Vibrant Enclosure, Livable Movement, Place for The Youth, dan Preservasi) ke dalam 7 elemen perencanaan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan (Tata Guna Lahan, Tata Bangunan, Tata Kualitas Lingkungan, Intensitas Pemanfaatan Lahan, Sirkulasi dan Aksesibilitas, Ruang Terbuka dan Tata Hijau dan Sistem Prasarana) serta rencana aktivitas sosial dan ekonomi. Terdapat 2 altenatif yang dikembangkan pada rencana ini yaitu alternatif penguatan dan alternatif pengimbangan. Melalui metode pemilihan alternatif Performance Matrix dalam 5 aspem (Sosial, Ekonomi, Lingkungan, Kesesuaian dengan RDTR dan Efisiensi) terpilihlah alternatif pengimbangan. Pembelajaran dari perencanaan ini adalah sebuah perencanaan harus dilakukan secara bertahap dari kawasan – kawasan yang kecil, sehingga berbagai kepentingan dan kebutuhan penghuni di dalamnya dapat terpenuhi secara optimal.

Sewon is one of three urbanized districts in Bantul regency due to Yogyakarta Agglomeration. The growth of Urban Agglomeration of Yogyakarta and the existence of several universities in this district generate the organic form in the development of the district center. Furthermore, the district’s main road is the main people’s choice to commute from Bantul to Yogyakarta City, and vice versa. The road activity causes this area become incommodious for the acivity center. BAPPEDA had initiated several plans in this district. However, the planning that has been done is cut short to district-level spatial detail plan (RDTR). Those circumstances sparked an idea to implement youth friendly in a detailed plan for the district center of Sewon. This plan uses Strategic Planning approach and gap analysis method. Strategic Planning approach develops issues among strategic area of district, and transform the issues into planning idea. Gap analysis is the tool to see the gaps between indicators and empirical state elaborated by urban design theories and youthful city. This plan applies 5 concepts (Mixed & Compact Landuse, Vibrant Enclosure, Livable Movement, Place for The Youth and Preservation) into 7 elements of Building and Environmental Plan (RTBL) (Land Use, Building Structure, Environmental Quality, Land Intensity Utilization, Circulation and Accessibility, Open Space and Green and Infrastructure System) as well as social and economic activity plans. There are two alternatives developed in this plan, those are reinforcement alternative and balancing alternative. Upon the consideration uses Performance Matrix method within 5 aspects (Social, Economy, Environment, Suitability with RDTR and Eficiency) the balancing alternative named as the preferred plan. The lesson learned from this planning is that a plan should be done sequentially from small areas so that the various interests and needs of residents in it can be met optimally.

Kata Kunci : perencanaan kawasan, perkotaan, ramah pemuda

  1. S1-2017-349916-abstract.pdf  
  2. S1-2017-349916-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-349916-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-349916-title.pdf