Hubungan Kelelahan Dengan Masalah Tidur pada Anak Disabilitas Mental di Kabupaten Bantul
VIDIAH CAHYOWATI, 1. Sri Hartini S.Kep.,M.kes.,Ph.D;2. Dr. Fitri Haryanti, S.Kp.,M.Kes
2017 | Skripsi | S1 ILMU KEPERAWATANLatar Belakang :Anak dengan disabilitas mental memiliki keterbatasan dan kesulitan dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya salah satunya adalah kebutuhan tidur. Masalah tidur dapat mengganggu pertumbuhan fisik, emosional, kognitif, dan sosial anak. Masalah tidur pada anak usia sekolah dengan disabilitas dilaporkan lebih tinggi dibandingkan dengan anak normal. Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi masalah tidur diantaranya adalah kelelahan. Kelelahan dan mengantuk dapat menyebabkan gangguan pada kognitif, gangguan pemusatan perhatian, dan gangguan konsentrasi. Tujuan : Untuk mengetahui hubungan kelelahan dengan masalah tidur pada anak disabilitas mental di Kabupaten Bantul Metode : Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif non eksperimen dengan jenis deskriptif korelasional, dan rancangan cross-sectional. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2017 kepada 86 orang tua dari anak disabilitas mental di Kabupaten Bantul. Penelitian ini menggunakan kuesioner PedsQL MFS (Multidimentional Fatigue Scale) untuk mengukur kelelahan dan The Children Sleep Habit Questionnare (CSHQ) untuk mengetahui masalah tidur. Analisis data pada penelitian ini menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil Penelitian : Sebagian besar anak disabilitas mental kadang-kadang mengalami kelelahan yang berada pada sub dimensi kelelahan umum (mean ± SD = 60,95 ± 28,45) dan kelelahan tidur/istirahat (mean ± SD = 69,67 ± 27,42) selain itu responden juga sering mengalami kelelahan pada sub dimensi kognitif (mean ± SD=45,25 ± 29,70), sedangkan sebagian besar responden mengalami masalah tidur (94,2%). Masalah tidur yang selalu dialami oleh sebagian besar responden adalah penolakan tidur (25,7%). Uji statistik terbukti bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kelelahan dengan masalah tidur (korelasi Pearson= 0,445, p value = 0,001). Kesimpulan : Terdapat hubungan positif antara kelelahan dengan masalah tidur pada anak Disabilitas Mental di Kabupaten Bantul.
Background: Children with disability have limitation and difficulty in fulfilling their daily needs, such as their need to sleep. This problem affects physical, emotional, cognitive, and social growth in children. It is reported that the number of children with disability who suffer from sleep disorder is higher compared to children without disability. There are many factors that cause sleep disorder, and fatigue is one of them. Fatigue and sleepiness could lead to cognitive disorder, attention deficit disorder, and concentration deficit disorder. Objective: To know the relationship between fatigue and sleep disorder toward children with mental disability that reside in Bantul Regency. Method: This research is a quantitative and non-experimental research with correlational descriptive research design, and cross-sectional analysis. This research uses The children Sleep Habit Questionnaire (CSHQ) and fatigue scale questionnaire. Data analysis in this research uses Pearson Correlation Result:Most of the children with mental disabilities sometimes experience fatigue in the general dimensions of fatigue (mean ± SD = 60.95 ± 28.45) and sleep / rest fatigue (mean ± SD = 69.67 ± 27.42) Respondents also frequently experience fatigue in the cognitive sub-dimension (mean ± SD = 45.25 ± 29.70), moreover mostly respondents experience sleep problems (94.2%). Sleep problems are always experienced respondents are bedtime resistance (25.7%). Statistical test proved that there is a significant relationship between fatigue with sleep problems (Pearson correlation = 0.445, p value = 0.001). Conclusion:There is positive relationship between fatigue and sleep disorder towards children with mental disability in Bantul Regency.
Kata Kunci : Kelelahan, Masalah Tidur, Disabilitas Mental