PROSES PENERAPAN KEWIRAUSAHAAN SOSIAL DALAM PEMBENTUKAN DESA WISATA DI DUSUN JELOK, DESA BEJI, PATUK, GUNUNGKIDUL (STUDI TENTANG PERBAIKAN MODAL SOSIAL DAN BUDAYA MASYARAKAT JELOK SEBAGAI DAMPAK DARI PEMBENTUKAN DESA WISATA)

SHABRINA IRVIN R, Prof. Dr. -Phil. Janianton Damanik, M.Si

2017 | Skripsi | S1 ILMU PEMBANGUNAN SOSIAL DAN KESEJAHTERAAN (SOSIATRI)

Pasca terjadi gempa bumi tahun 2006, kondisi sosial dan ekonomi masyarakat Jelok hancur. Masyarakat menjadi acuh tak acuh satu sama lain akibat distribusi bantuan yang tidak merata. Hal ini kemudian berdampak pula pada hilangnya budaya masyarakat Jelok yang sudah ada sejak dulu. Kondisi ini mendorong Pak Aziz dan masyarakat Dusun Jelok untuk mencari alternatif guna menyelesaikan permasalahan tersebut. Alternatif yang diterapkan yaitu dengan menerapkan konsep kewirausahaan sosial. Konsep ini merupakan konsep yang mengutamakan perbaikan kondisi sosial masyarakat dengan memanfaatkan sumberdaya lokal. Salah satu inovasi dalam penerapan konsep ini adalah dengan membentuk desa wisata. Cara inilah yang diadopsi oleh masyarakat Jelok untuk mengembalikan kondisi sosial, ekonomi dan budaya mereka. Penelitian ini berlokasi di Dusun Jelok, Desa Beji, Patuk, Gunungkidul. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan tujuan untuk mendapatkan data yang akurat serta informasi yang mendalam terkait dengan topik dan tujuan riset. Metode ini digunakan untuk mencari fenomena yang ada di lapangan sehingga hasil penelitian dapat memberikan fakta baru yang berbeda dari penelitian sebelumnya. Informan dalam penelitian ini berjumlah 7 orang yang didapatkan dengan teknik purposive sampling dan snowball sampling. Ketujuh informan tersebut dapat terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu ibu-ibu yang bekerja di desa wisata, perangkat Dusun Jelok, dan pengurus Desa Wisata Jelok. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 3 konsep untuk mengkerangkai tema penelitian. Konsep tersebut diantaranya konsep kewirausahaan sosial, konsep pemberdayaan, dan konsep desa wisata. Hasil dari penelitian ini adalah terdapat 3 tahapan utama dalam proses penerapan kewirausahaan sosial di Dusun Jelok, yaitu mengadakan rapat atau rembug warga, melakukan sosialisasi, dan membuat perkumpulan Pokdarwis. Dalam proses tersebut, terdapat inisiator yang berperan aktif dalam setiap tahapannya. Peran inisiator tersebut dinilai sangat penting karena beliau merangkap sebagai donatur, sosialisator, dan motivator. Pengembangan desa wisata ini juga diikuti dengan memberikan program pemberdayaan masyarakat dengan tujuan untuk mengembangkan kemampuan masyarakat agar mampu memaksimalkan sumberdaya yang mereka miliki. Terkait dengan bagan yang dibuat oleh Ayse Guclu tentang penerapan kewirausahaan sosial, pada proses pembentukan desa wisata di Dusun Jelok, mereka berhasil menerapkan setiap tahapannya dengan baik, meskipun mengalami beberapa kendala. Kendala tersebut yaitu konflik yang sedang berlangsung, kemampuan SDM yang sulit untuk menerima konsep desa wisata, ketergantungan masyarakat, dan sebagainya.

After the earthquake occured in 2006, the social and economic condition in Jelok decreased. Jelok people overlooked each other because the donation from the government was not spread evenly. It leads into the loss of the culture they had before. This condition pushes Pak Aziz and Jelok people to find out an alternative to deal with this matter. Then they found a practical alternative which is social entrepreneurship concept. The concept gives priority to repair the social and economic condition by optimizing local resources. One of the innovation of social entrepreneurship concept is establishing a tourism village. The method is adopted by people in Jelok to put back their social and economic condition as well as their culture. This research takes place in Dusun Jelok, Desa Beji, Patuk, Gunungkidul. It uses qualitative method aiming to gain accurate data and in-depth information about the topic and research goal. The method is used to find the phenomenon that occurs in the field thus the result of this research can give different new facts from those of the previous research. The research involves informants of seven people, chosen by using purposive sampling and snowball sampling. Those informants are divided into 3 groups: the women working at Resto Jelok, the government of Dusun Jelok, and the administrator of Desa Wisata Jelok. This research applies 3 concepts which are social entrepreneurship concept, empowerment concept, and tourism village concept. The result shows that there are 3 main stages of implementing social entrepreneurship in Dusun Jelok. Those are holding a meeting or rembug warga, doing socialization, and forming Pokdarwis. In the process, there is an initiator that has significant roles as a donor, a socializer, and a motivator in developing tourism village in Jelok. The development of tourism village is also followed by some community empowerment programs aiming to improve the capability of Jelok people to produce new products by optimizing their resources. Related to the diagram of implementing social entrepreneurship drawn by Ayse Guclu, in the process of establishing tourism village, Jelok people succeed in implementing the concept by each step despite facing some difficulties. Those difficulties include the conflict that occurs at that time being, lack of ability to accept tourism village concept, the community dependency, et cetera.

Kata Kunci : Kewirausahaan sosial, pemberdayaan masyarakat, desa wisata, Desa Wisata Jelok/ Social entrepreneurship, tourism village, Desa Wisata Jelok