Laporkan Masalah

Coworking Space di Yogyakarta dengan pendekatan Angkringan sebagai Ruang Interaksi Sosial

HAKIM FANDIKA IRZANI, Alexander Rani Suryandono, S.T., M.Arch

2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Perekonomian dunia saat ini memasuki era Ekonomi Kreatif. Masa di mana modal utama perekonomian berbasis pada ide-ide dan kreativitas para pelakunya. Konsep ini dianggap mampu menjawab permasalahan-permasalahan perekonomian teraktual hingga masa yang akan datang. Yogyakarta adalah salah satu wilayah yang memiliki potensi pengembangan ekonomi kreatif yang baik, Kebudayaan yang kental serta kreativitas sumber daya manusianya yang tinggi menjadi potensi yang sangat diunggulkan. Tumbuhnya ekonomi kreatif di Yogyakarta ditandai dengan banyak bermunculannya perusahaan-perusahaan kreatif baru atau startup company, yang kemudian menjadi target utama dalam mengembangkan sektor industri kreatif, di samping perusahaan yang sudah berdiri mapan. Kendala yang dihadapi dalam pengembangan startup company adalah kurangnya pengalaman dan modal biaya tiap individu untuk dapat melebarkan sayapnya. Konsep collaborative-working space sebagai konsep perkantoran modern muncul menjadi salah satu solusi atas masalah di atas. Coworking space memberikan fleksibiitas penggunaan kantor dengan cara berbagi ruang dan fasilitas, sehingga user dari berbagai latar belakang dan bidang kerja dapat berinteraksi dan berkarya pada satu tempat. Hal tersebut memungkinkan terjadinya pertukaran ilmu, pengalaman, dan kreativitas dengan meleburkan sekat-sekat fisik di antaranya. Berbagi ruang kerja juga membuat biaya penyewaan tempat menjadi lebih murah. Konsep space-sharing ini ternyata mirip dengan situasi yang terjadi pada angkringan, warung kecil yang biasa menjual makanan-makanan dengan harga relatif murah di pinggir jalan-jalan di Yogyakarta. Pada angkringan, para pembeli duduk berjajar bersama di sekeliling gerobak, berinteraksi dan bersosialisasi satu sama tanpa memandang perbedaan latar belakang masing-masing. Menghadirkan suasana keramahan yang menghidupkan suasana hangat Jogja. Karya tulis ini membahas ide tentang menyelaraskan konsep kantor coworking space dengan situasi pada angkringan. Yang diterjemahkan dengan menyediakan ruang kerja yang nyaman, hangat, ramah, dan sederhana seperti suasana pada angkringan, namun tetap kondusif, memicu kreativitas setiap penggunanya, dan tetap memenuhi standar bangunan dengan fungsi perkantoran. Konsep ini diwujudkan dalam zonasi penempatan ruang, jalur sirkulasi dan hubungan antar ruang, hingga penataan interior di dalamnya.

The current global development enters the era of creative economy, an economy sistem in which the direction is steered by creative ideas of the people. This economy concept is seen by many as a solution to actual and upcoming economic issues. Yogyakarta is one of the cities with high potential of creative economy development, with its rich culture and creative people. The growth of Yogyakarta's creative economy is evident by new creative businesses and startup companies, which then become the main targets of creative economy development besides older companies. However, the development potential of these new businesses also face some problems such as lack of experience and initial capital. Collaborative-working space can be the solution to these problems by increasing the flexibility of their offices. By sharing flexible workspace and facilities, users from different backgrounds can work and interact with each other in the same area. As a result of removing physical boundaries between each workspace and facilities, knowledge and experience exchange as well as creative ideas are more likely to occur. Sharing workspace also results in cheaper rent. When further analyzed, the concept of space-sharing turns to be similar with situations happening in an angkringan, small street vendor shop with relatively cheap price alongside Yogyakarta streets. A miniature of Yogyakarta's hospitality itself, buyers sit together around the angkringan food cart, socializing and interacting without looking at each other's respective backgrounds. This paper discusses the idea of synergizing coworking space with angkringan situation and ambience, which is translated into comfortable, warm, friendly and humble working area, but with supportive environment towards creative work as expected from office standards. The concept is implemented into zoning system, circulation systems, relation between rooms, and interior considerations.

Kata Kunci : Ekonomi kreatif, startup company, Yogyakarta, coworking space, angkringan.

  1. S1-2017-345374-abstract.pdf  
  2. S1-2017-345374-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-345374-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-345374-title.pdf