Environmental Learning Center di Kawasan Gunung Kidul Dengan Pendekatan Biomimicry Architecture
TITANIA NUR FADILLAH, Ir. Adi Utomo Hatmoko, M.Arch
2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTURKabupaten Gunung Kidul merupakan salah satu ikon atau potret daerah miskin di Indonesia. Luas wilayah dan sangat beragamnya kondisi geografis menyebabkan permasalahan kemiskinan di Gunung Kidul menjadi spesifik. Keberagaman tersebut menjadikan Gunungkidul unik dibandingkan dengan daerah lain yang ada di Yogyakarta yang sebagian besar merupakan daerah subur hasil letusan gunung Merapi, sedangkan Gunung Kidul meiliki tanah dengan jenis bebatuan kars. Perbukitan batu kapur merupakan perbukitan yang indah akan tetapi sulit untuk menjadi tempat tinggal. Pertanian daerah Gunung Kidul sangat bergantung pada musim penghujan, di sisi lain, kondisi geografi yang berundak mengakibatkan sulitnya akses. Dengan kata lain, daerah pertanian pada lahan kars seperti ini memakan waktu yang lama untuk melakukan transportasi, akibatnya biaya pertanian daerah ini pun tergolong mahal. Selain itu, masih dapat banyak ditemui masyarakat yang putus sekolah setelah jenjang pendidikan dasar. sehingga dapat dikatakan, bahwa tingkat pendidikan petani daerah Gunung Kidul masih tergolong rendah. Sektor Pertanian merupakan fokus utama yang akan dikembangkan pada penulisan ini, karena pertanian adalah komoditi utama yang paling banyak dikerjakan oleh lingkungan sekitar Gunungkidul. Jiwa Laut merupakan sebuah kelompok komunitas yang bergerak pada kepedulian terhadap lingkungan yang sekarang berfokus dan berdomisili di daerah pantai Watukodok (Gunungkidul) untuk membenahi dan mengembangkan daerah tersebut. Pemuda merupakan sumber daya manusia yang paling berpotensi untuk dapat dikembangkan demi kemajuan daerah dalam hal ini adalah Gunungkidul. Sektor pariwisata merupakan peluang yang sangat potenisal untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat yang memiliki multiple effect yang sangat luas. Pembangunan potensi wisata dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan pendapatan daerah, memberdayakan perekonomian masyarakat, dan memperluas lapangan pekerjaan. Sehingga, Pertanian, Jiwa Laut, dan Pemuda merupakan tiga subjek yang dapat dihubungkan dengan sebuah sarana Learning Center yang bernama Environmental Learning Center (ELC) yang akan dibalut dengan sistem pariwisata. ELC merupakan sebuah bangunan yang diharapkan dapat mewadahi kegiatan pertanian (petani), Jiwa Laut (peneliti/profesional) dan wisatawan (remaja/pemuda), untuk dapat saling berbagi informasi dan manfaat. Kehadiran sebuah Environmental Learning Center dirasa merupakan sebuah solusi yang tepat, mengingat tujuan yang ingin dicapai adalah mengembangkan potensi sumber daya manusia khususnya remaja dengan menjadi sebuah wadah sarana rekreasi, dan pembelajaran, penyaluran informasi antara profesional, petani, dan pemuda (remaja). Biomimikri adalah sebuah pendekatan yang digunakan oleh penulis dengan mengambil contoh sistem dari alam yang akan dijadikan sebagai solusi strategi desain. Biota terumbu karang adalah subjek yang digunakan penulis dalam hal untuk mencapai tujuan menyelaraskan dengan kondisi alam setempat yang berasal dari bebatuan kars, menjadikan bangunan seolah terumbu karang, dengan mengadopsi bentuk anatomi, sistem, dan material yang dimiliki oleh terumbu karang. Sehingga Environmental learning center dapat menjadi oasis dalam lingkungan yang mengadopsi bentuk terumbu karang sebagai pendekatan demi mencapai sebuah fungsi sarana pembelajaran aktif dengan sistem wisata yang menyesuaikan kondisi tapak berundak merupakan gagasan awal yang dikemukakan penulis.
Gunung Kidul district is well known as a poor district in Indonesia.The Diversity made Gunung kidul become unique compared to other districts in Yogyakarta. While others are endowed with Merapi fertility, Gunung Kidul is on a Karst range. Limestone hills tower over alluvial valleys makes the landscape breathtaking to look at yet hard to live on. Agriculture sector in Gunung Kidul depends on the rainy season, on the other side, the mountainous terrain condition often makes motorized transport impossible and force people to carry supplies to and from their farms on their back. Thus, it is very understandable that the cost of agriculture in this Karst range is relatively high, which means the profit from their farm is low. Finishing the formal education after elementary school is also still happening in this district, thus we can conclude that the farmers in Gunung Kidul are still low educated. Agriculture sector is the main focus on this thesis, it is because the agriculture sector is the main commodity for Gunung Kidul people to live on. Jiwa Laut is a community group of people concerns about the sustainability environment which now lives on the Watu Kodok Beach to take care and develop the area. Youth empowerment is the most potential human resource for the district development. The tourism sector is a very potential opportunity for economic empowerment which has a large multiple effect. The development of tourism can encourage economic growth, increase local income, empower the people economy, and expand employment. Agriculture sector, Jiwa Laut, and youth are three subjects which can be connected with a Learning Center named Environmental Learning Center (ELC). ELC is a media for agricultural activity (farmer), Jiwa Laut (researcher), and tourists (youth), to be able to share any information as well as knowledge. Environmental Learning Center is the best solution, to achieve the goal of developing potential of human resources especially youth, as a recreation site and to educate among the professionals, farmer and youth. Biomimicry is an approach used by the author with taking an example of nature as the design strategy. Coral reef is the subject used by the author to pursuit the goal harmonizing nature to make the building look like coral reef with adopting the shape of anatomy, system and material as close as possible with the coral reefs. And Finally, Environmental Learning Center can become the oasis which adopt the shape of nature as an approach to achieve the main goal as an active learning media with tourism system that suits with the mountainous terrain condition of Gunung Kidul.
Kata Kunci : Environmental Learning Center, Biomimicry Architecture, Pertanian