Pelabuhan Wisata di Pulau Morotai, Maluku Utara dengan Pendekatan Arsitektur Regionailsme
STEPHEN SANJAYA, Dr. Ir. Budi Prayitno, M.Eng.
2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTURTopologi Indonesia yang bersifat archipelago ini telah membuat pemerintah menyadari akan potensi-potensi sektor maritim yang dapat dioptimalkan untuk menarik minat wisatawan mancanegara untuk ke Indonesia. Mencanangkan program percepatan pembangunan pada 10 Destinasi Wisata Prioritas bagi Indonesia sebagai pintu gerbang pariwisata dari Sabang hingga Merauke merupakan suatu langkah yang perlu dimanfaatkan untuk menjadi batu loncatan bagi Indonesia. Dititikkan pada letak geografis yang ideal, salah satunya di sisi timur laut Indonesia, dimana terdapat kepulauan di pertemuan Laut Halmahera dan Samudera Pasifik adalah mutiara yang bersembunyi di bibir pasifik. Membuka sebuah pintu gerbang baru di sisi timur laut Indonesia, memberikan kesempatan baru bagi Indonesia untuk mejadi poros kemaritiman bagi dunia. Dengan kekayaan alam, sejarah dan budaya yang dimilikinya, Kepulauan Morotai dapat menjadi salah satu destinasi wisata baru bagi Indonesia untuk meningkatkan perekonomian dan pengembangan bangsa Indonesia menjadi lebih baik. Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut, perlu pemahaman bahwa membuka sebuah pintu gerbang pariwisata di beranda Indonesia memerlukan identitas tersendiri untuk menunjukkan kedaulatan Indonesia. Menggunakan instrumen pariwisata yang dimiliki Morotai ditujukan agar lahir sebuah gagasan pembangunan pelabuhan yang mampu menunjukkan eksistensi kawasan di wilayah Indonesia. Sekaligus memberi kesempatan bagi masyarakat Morotai untuk berkembang secara mandiri dalam membangun Negeri dan kawasannya. Sehingga pada akhirnya, pelabuhan wisata dengan pendekatan regionalisme dapat menjadi suatu gagasan menarik untuk mengembangkan negara Indonesia yang memiliki kekayaan alam, sejarah dan budaya yang melimpah.
Indonesia's archipelago topography made the goverment realize that the potential of maritime sector in Indonesia could be optimized to attract international tourists to Indonesia. Initiating infrastructure acceleration in 10 priority tourism spot as a tourism gate from Sabang to Merauke is a step that should be taken as a tourism milestone for Indonesia. Located on a geographically ideal location, one of them is at the North East, where there is an archipelago at Halmahera Sea and Pacific Ocean, it is called a hidden diamond at the pacific lips. Opening a new gate in North East of Indonesia, gives new opportunities for Indonesia to become the axis of maritime sector for the world. With abundant resources, history and culture it possess, Morotai Archipelago could become one of the new holiday destination for Indonesia to improve its economy and development to be better. In an effort to achieve that goal, there needs to be an understanding that opening a new tourism gate at Indonesia's porch needs a unique identity to show Indonesia's sovereignty. Using Morotai's tourism instrument to createa new idea of building a new port that can showcase Indonesia's sovereignty. While at the same time giving Morotai's people an opportunity to develop independently in building the country and their region. So in the end, tourist port with a regionalism approach could become an interesting idea to develop Indonesia that's rich in resources, history and culture.
Kata Kunci : Pelabuhan, Wisata, Morotai, Regionalisme