Laporkan Masalah

MENGAPA BIDAN BERHENTI BEKERJA di PUSKESMAS SANGAT TERPENCIL SEBELUM SELESAI MASA KONTRAK:STUDY KASUS DI KABUPATEN ALOR

GUSMAN LALANGPULING, Dr. Mubasysyir Hasanbasri, M.A, Prof.dr.Mohammad Hakimi,Sp.OG(K), Ph.D

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang : Kematian Ibu di Indonesia mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya dan cenderung lebih tinggi di daerah pedesaan kawasan timur Indonesia. Kebijakan penempatan tenaga kesehatan dengan sistem pegawai tidak tetap bagi bidan merupakan bentuk pemerataan tenaga kesehatan pada fasilitas kesehatan namun keterbatasan yang dimiliki pada daerah terpencil membuat tenaga bidan tidak dapat bertahan. Kabupaten Alor merupakan kabupaten dengan kategori tertinggal, terluar, terpencil di Indonesia dengan capaian indikator pelayanan kesehatan ibu dan anak belum memenuhi standar dengan kecenderungan kematian ibu meningkat dalam 3 tahun terakhir. Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui alasan bidan tidak dapat bertahan bekerja di tempat tugas sebelum selesai masa kontrak berdasarkan faktor ketidakamanan, gaji dan akomodasi. Metode : Penelitian ini merupakan peneitian kualitatif dengan pendekatan case study deskriptif melalui desain study kasus tunggal dengan unit analisis bidan yang menyelesaikan kontrak bekerja di puskesmas sangat terpencil dan yang tidak dapat menyelesaikan kontrak bekerja di puskesmas sangat terpencil. Penelitian dilaksanakan di puskesmas pada 6 puskesmas dengan kategori sangat terpencil di Kabupaten Alor Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu Puskesmas Mademang, Moru,Probur,Mainang, Maritaing, Kabir, Kayang dan Lembur.Waktu penelitian bulan April sampai Maret 2017. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara dan studi dokumentasi. Hasil: bidan yang bekerja pada puskesmas sangat terpencil memiliki permasalahan yang sangat kompleks.faktor gaji yang lebih rendah dari upah minimum regional (UMR) propinsi Nusa Tenggara Timur, ketidaktepatan pembayaran gaji, tidak mendapatkan insentif, akomodasi dengan fasilitas yang minimal, kekerasan seksual secara verbal dan resiko kerja yang beresiko fatal bagi keselamatan petugas. Namun pada sisi lain bidan yang dapat menyeleseikan masa kontrak memiliki loyalitas kepada pimpinan, rasa nyaman bekerja, penerimaan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan. Kesimpulan : kenyamanan dan loyalitas kepada pimpinan merupakan alasan bidan dapat bertahan bekerja di puskesmas sangat terpencil sedangkan kejadian kekerasan seksual secara verbal yang dialami serta ketidaklayakan akomodasi penginapan bidan merupakan alasan bidan mengajukan perpindahan dan tidak menyelesaikan kontrak bekerja di sangat terpencil di kabupaten Alor

Background: Maternal mortality in Indonesia has increased from the previous year and tends to be higher in rural areas of eastern Indonesia. The policy of placing health personnel with a non-permanent employee system for midwives is a form of equalization of health personnel in health facilities but the limitations of remote areas make the midwives unable to survive. Alor is one of regency with lagging, outermost, remote in Indonesia with achievement of maternal and child health service indicator not yet fulfill standard with tendency of maternal mortality increase in last 3 years. Objective: The purpose of this study was to find out the reason why midwives can not survive on assignment before the completion of the contract period based on factors of insecurity, salary and accommodation. Method: This is a qualitative research with case study descriptive approach through single case study design with 2 units analysis that midwife who finish and can not finish contract work in very isolated primary health care. The research was carried out at six primari health centers with very remote category in Alor regency of East Nusa Tenggara Province as Mademang, Moru, Probur , Maritaing, Kayang and Lembur. Time to research was April to Mei 2017. Data collection is done by in-depth interview and documentation study. Results: midwives in very remote area have very complex problems. Lower salary with provincial minimum wage (UMR) of East Nusa Tenggara province, inaccuracy of salary payments, no incentives, accommodation with minimal facilities, Verbal sexual and work risks that are issue to the safety of officers. Midwife who can completed contract period has a loyalty to the leadership, sense of comfort work condition, acceptance of society to the services provided. Conclusion: the comfort and loyalty to the leader is the reason the midwife can survive in the very remote health center. Verbal sexual violence experienced and the inaccuracy of midwife accommodation is the reason why midwife not complete the contract working in very remote health clinics in Alor regency.

Kata Kunci : Retensi bidan, gaji, akomodasi, ketidakamanan

  1. S2-2017-388114-abstract.pdf  
  2. S2-2017-388114-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-388114-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-388114-title.pdf