Laporkan Masalah

Museum Kaghati (layang-layang) di Muna Sulawesi Tenggara Dengan Teori Eksperimental-Pragmatis: Rumah (Me)layang

MUHAMMAD SYAIFUL RAIF, Kurnia Widiastuti, ST., MT.

2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTUR

Di Pulau Muna, Sulawesi Tenggara, pada awal abad ke-21 ditemukan sebuah lukisan gua yang memberikan kesan orang bermain layang-layang, hal ini menimbulkan spekulasi bahwa tradisi layang-layang sudah lama muncul di Nusantara. Masyarakat Suku Muna, Sulawesi Tenggara sendiri sudah memainkan layang-layang semenjak empat ribu tahun lalu dan saat ini layang-layang menjadi sarana hiburan bagi masyarakat. Fakta sejarah tersebut menjadi sebuah kelebihan yang harus ditanggapi dengan baik agar mampu memberikan efek positif yang bisa dirasakan oleh banyak orang. Museum merupakan salah satu fasilitas edukasi yang cukup bagus untuk memperkenalkan layang layang lebih dalam kepada masyarakat. Metode penulisan dalam karya tulis ini dibagi mejadi lima bab. Bab I pendahuluan, Membahas tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran, lingkup studi, metode studi, keaslian penulis, dan sistematika pembahasan. Bab II tinjauan pustaka Berisi tinjauan teori tentang museum, layang-layang, teori mengenai eksperimental pragmatis dalam arsitektur. Bab III lokasi dan site Berisi tentang tinjauan umum kota Raha, Kabupaten Muna sebagai lokasi perancangan bangunan Museum Kaghati, tinjauan tentang analisa tapak terpilih, juga preseden museum layang-layang. Bab IV analisa, berisi tentang analisa permasalahan utama yang d rumuskan dari fungsi, teori, dan konteks. Bab V konsep, yang merupakan penyelesaian masalah bab IV. Dari perumusan masalah yang diambil dari kajian fungsi, teori dan konteks maka dapat d ambil tiga poin permasalahan utama. (1) Bagaimana melakukan eksperimen Budaya dan arsitektur lokal sebagai acuan bentuk museum? (2) Bagaimana kondisi kontur (tanah yang rata, ketinggian berbeda) dapat membentuk sirkulasi atraktif yang kreatif? (3) Bagaimana memanfaatkan angin sebagai alat bantu display layang layang yang kreatif?

On the island of Muna, South East Sulawesi, at the beginning of the 21st century found a cave painting that gives the impression of people flying kites, it led to speculation that the tradition of kites have long appeared in the archipelago. Tribal Muna, South East Sulawesi itself has played a kite since four thousand years ago and the current kite becomes a means of entertainment for the community. The historical facts into an excess that must be addressed properly in order to provide positive effects can be felt by many people. Museum is one of the educational facilities were nice enough to introduce more kites in the community. The method of writing in this paper is divided becoming five chapters. Chapter I introduction, Discusses the background, problem formulation, goals and objectives, the scope of the study, methods of study, the authenticity of the author, and systematic discussion. Chapter II reviews the literature Contains reviews the theory of museums, a kite, a theory of pragmatic experimental architecture. Chapter III of the location and site Contains an overview of the city Raha, Muna as a location for building design Kaghati Museum, an overview of the analysis of the selected site, also precedent kite museum. Chapter IV analysis, contains the analysis of the main issues d formulated of function, theory, and context. Chapter V concept, which is a problem solving section IV. From the formulation of the problem is taken from the study of the function, theory and context, it can take three points d major issues. (1) How do the experiment culture and local architecture as the reference shape of the museum? (2) How the contour (flat ground, different height) can form attractive creative circulation? (3) How to use the wind as a tool for creative kite display?

Kata Kunci : Muna, Museum, Kaghati, Layang-layang

  1. S1-2017-329982-abstract.pdf  
  2. S1-2017-329982-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-329982-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-329982-title.pdf