Taman Edukasi Aksara Jawa di Yogyakarta dengan Pendekatan metode Belajar S.A.V.I (Somatik, Auditori, Visual, Intelektual0
AHMAD DAFIQ LUTHFI, Ir. Slamet Sudiyo, M.T
2017 | Skripsi | S1 ARSITEKTURAksara daerah merupakan salah satu kunci untuk membuka nilai-nilai budaya luhur bangsa yang terkandung dalam peninggalan sejarah, seperti yupa atau naskah, yang notabene bertuliskan aksara daerah. Banyak pelajaran hidup yang bisa ditemukan pada naskah-naskah kuno yang beraksara daerah. Seperti ilmu kebubudayaan, politik raja-raja, kesehatan, pertanian, juga arsitektur. Sehingga menurutnya, aksara daerah sangat perlu untuk dipelajari. Namun eksistensi aksara daerah semakin turun bahkan terkesan hampir punah, tidak terkecuali Aksara Jawa. Sehingga perlu adanya penyelamatan Aksara Jawa dari kepunahan dan upaya peningkatkan minat masyarakat serta generasi muda terhadap Aksara Jawa. Pembelajaran Aksara Jawa di Yogyakarta dapat ditemukan di Perguruan Tinggi dengan Program Studi Sastra Nusantara (Jawa) seperti di Universitas Gadjah Mada, Pendidikan Bahasa Jawa di Universitas Negeri Yogyakarta, muatan lokal Bahasa Jawa di sekolah-sekolah, dan keigatan yang diadakan oleh Royal Ambarukmo Yogyakarta. Selain itu, manuskrip beraksara Jawa yang tersimpan di beberapa tempat di Yogyakarta juga bisa menjadi media pembelajaraan. Namun, tempat belajar Aksara Jawa tersebut berada di bawah naungan fungsi lain dan terkesan kaku serta formal. Sehingga diperlukan ruang publik yang secara khusus mewadahi fungsi edukasi dan pengembangan Aksara Jawa sebagai upaya pelestarian. Ide yang diangkat pada penulisan ini adalah "Taman Edukasi Aksara Jawa di Yogyakarta" dengan pendekatan Metode Belajar S.A.V.I. Pendekatan tersebut dipilih sebagai respon dari proses edukasi yang dianggap kaku dan formal. Dimana prinsip utama dari metode tersebut adalah pembelajaran yang melibatkan aktivitas tubuh dan aktivitas intelektual dengan perlibatan berbagai pancaindera. Terdapat empat tahap yang perlu dilalui untuk mencapai tujuan pembelajaran S.A.V.I. Pada setiap tahapnya terdapat poin-poin yang harus dicapai yang coba diturunkan menjadi karakteristik ruang dan fungsi ruang pada Taman Edukasi Aksara Jawa. Dengan pendekatan tersebut diharapkan berpengaruh menarik perhatian, memunculkan dan meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap Aksara Jawa.
Local alphabeth is a key of honorable culture values of a nation that's written in historical heritage, like yupas or old-texts, which is written in local alphabeth. So many live experiences and values that can be found in old-texts with local alphabeth. Such as cultural knowledge, politics, helath, farming, even architectural knowlegde. So that, local alphabeth is important to be learned. But in fact, local alphabeth's existence is threatened, include the Aksara Jawa (local Javanese Alphabeth). So that, Aksara Jawa is needed to be saved from the extinction by increasing the awarness of the people, especially the young generation. The study about Aksara Jawa can be found in Univeritas Gadjah Mada, Universitas Negeri Yogyakarta, Bahasa Jawa subject in schools, and other Aksara Jawa informal learning activities such as in Keraton which are stiff and formal in learning method. So, a public space is needed for Aksara Jawa education and development as a preservation goal. The idea brought in this paper is "Aksara Jawa Educational Park in Yogyakarta" with S.A.V.I learning method approach as a respond of the stiffness and formality of the existing learning proccess. The main concept of the method is learning proccess that need physic and intelectual activity in a time.There are four steps are applied in this learning proccess. There are points that's support the steps are elaborated in the space characteristic of Taman Edukasi Aksara Jawa. This approach hopefully can attract, appearing and increasing people appreciation of Aksara Jawa.
Kata Kunci : Taman Edukasi, Aksara Jawa, Metode S.A.V.I / Educational Park, Aksara Jawa, S.A.V.I method