Laporkan Masalah

FILM FIGHT CLUB DALAM PERSPEKTIF KEHENDAK KUASA NIETZSCHE (ANALISIS SINEMA, PERISTIWA DAN KEHENDAK KARAKTER)

ADJI PUTRA I P, Dr. Sindung Tjahyadi

2017 | Skripsi | S1 ILMU FILSAFAT

Kajian skripsi ini berangkat dari perdebatan antara argumen yang mengatakan bahwa sebuah film memberikan 'realitas baru' terhadap apa yang ada di dunia nyata, sedangkan argumen lainnya mengatakan bahwa film mampu mere-produksi kembali realitas yang ada seperti nyata. Melalui dua pemahaman tentang film tersebut, persoalannya adalah bagaimana dan apa yang terjadi di dunia film dibandingkan dengan realitas objektif yang nyata? Melalui perdebatan dan per-tanyaan itulah maka film menjadi sebuah seni yang 'reflektif' terhadap realitas. Telaah film Fight Club tentang bagaimana sinema, struktur peristiwa, dan arti kehendak karakter akan menjadi objek material, berlandaskan pada telaah kehendak kuasa Nietzsche. Kajian ini merupakan kajian film dan kepustakaan dengan menggunakan metode sistematis reflektif. Sumber primer dan sekunder diteliti dengan menggunakan tahapan penelitian seperti verstehen, interpretasi, hermeneutika, dan induksi sebagai refleksi peneliti. Simpulan yang dihasilkan dari kajian tersebut adalah: Ketika Nietzsche membicarakan seni, bukan benar-salah, ataupun baik-jahat, melainkan lemah (decadence) atau kuat (ascendance). Sinema adalah bentuk seni, secara tidak langsung menjadikannya ascendance karena bentuk seni adalah metafor dari realitas. Film Fight Club ada beberapa peristiwa yang merupakan metafor dari konsep nihilisme dan kehendak kuasa namun jika membicarakan filmnya secara keseluruhan, Fight Club tidak sepenuhnya representasi dari konsep tersebut, karena ada nilai - nilai baru yang diciptakan bukan diciptakan atas diri sendiri tetapi di bangun dari rasa takut dan amarah kehendak karakter-karakternya.

This study is based on the debate between an argument that says a film gives a 'new reality' to the real world, while the others say that film can reproduce reality as real as it is. Through this two understandings about film, then the question is how and what is really happening in the world of cinema compare to the real objective reality? Therefore, cinema becomes a 'reflective art' to the reality. This study of Fight Club about how cinema, structure and the will of character is the material object and Nietzsche's will power is the main formal object. This is a library and film research by using systematic reflective method. The primary and secondary sources are studied using methodological steps such as verstehen, interpretation, hermeneutics and induction. The results of this study are: when Nietzsche talk about art, it is not right-wrong or good-bad but rather weak (decadence) or strong (ascendance). Cinema is the form of an art that indirectly makes it ascendance, because it is a metaphor of reality. In Fight Club, there are some events that metaphors of nihilism and will power concepts but if talked about the whole film it's not completely representation of that concepts, because there are a new value that constructed by the sense of fear and anger, not the value which is created over itself.

Kata Kunci : Fight Club, Kehendak Kuasa

  1. S1-2017-316469-abstract.pdf  
  2. S1-2017-316469-bibliography.pdf  
  3. S1-2017-316469-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2017-316469-title.pdf