PERENCANAAN EKOWISATA MANGROVE DUSUN TAPAK, KELURAHAN TUGUREJO, KECAMATAN TUGU, KOTA SEMARANG BERBASIS PARTISIPASI MASYARAKAT
ADITYA SAKTYA W, Prof. Ir. Bakti Setiawan, MA., Ph.D
2017 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAKawasan pesisir Dusun Tapak merupakan sebuah desa pesisir yang terletak di, Kelurahan Tugurejo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang. Kawasan pesisir Tapak menjadi kawasan yang mendapat tekanan pembangunan yang besar. Berkurangnya area mangrove menjadi penyebab abrasi pantai hingga mengakibatkan kemunduran garis pantai di sekitar Semarang sejauh 1,7 Km dan tersisanya seperempat area Pulau Tirang dengan luas 700 ha serta Pembuangan limbah pabrik dan penumpukan sampah rumah tangga dari kota Semarang juga menyebabkan pencemaran air laut dan mengancam keberlanjutan kegiatan pertambakan di kawasan tersebut. Oleh karena itu, kawasan pesisir Tapak membutuhkan pengembangan tata ruang pesisir yang mampu memanfaatkan potensi kawasan yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu dengan perencanaan ekowisata dengan menggunakan konsep ekowisata berbasis partisipatif masyarakat. Konsep pengembangan ini bertujuan untuk mengoptimalkan sumber daya pesisir sebagai katalisator kesejahteraan dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan. Metode perencanaan dalam proses perencanaan ekowisata mangrove Tapak adalah gap analysis. Gap analysis membandingkan kondisi lapangan dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Metode ini sebagai alat untuk mengevaluasi dan memberikan gambaran sejauh mana tolok ukur telah dicapai oleh elemen perencanaan sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Hasil gap analysis berupa potensi dan masalah yang digunakan sebagai acuan untuk merencanakan. Pendekatan perencanaan dalam proses perencanaan ekowisata mangrove Tapak yaitu participatory planning. Partisipasi yang digunakan adalah partisipasi konsultatif. Perencanaan partisipasi konsultatif adalah perencanaan yang menyertakan masyarakat dalam berdiskusi mengenai permasalahan kawasan dan memberikan opini terkait rencana. Pendapat dan opini tadi ditampung oleh perencana, namun hasil akhir dan analisis tetap berdasarkan keputusan perencana. Perencanaan ekowisata ini menggunakan konsep perencanaan yang didasari pada prinsip ekowisata yaitu Environmentally Conservative (Konservasi lingkungan), Environmentally Conservative (Pendidikan Lingkungan) dan Local Enpowering (Pemberdayaan ekonomi, sosial, dan budaya masyarakat setempat) yang tercemin pada 8 (delapan) elemen ruang yaitu elemen zonasi, desain dan gaya bangunan, aksesibilitas dan parkir, ruang terbuka hijau dan ruang terbuka publik. jalur pedestrian, aktivitas pendukung ekowisata, signage, dan aktivitas pendukung preservasi. Terdapat 2 (dua) alternatif pengembangan yaitu pengembangan mangrove oriented dan pengembangan comprehensive oriented. Berdasarkan penilaian terhadap aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi, terpilihlah alternatif pengembangan comprehensive oriented. Rencana akan dilakukan dalam rentang waktu perencanaan selama sepuluh tahun dari tahun 2016 hingga tahun 2026.
Tapak Coastal Area is a coastal village located in Tugurejo, Tugu, Semarang. As a coastal area which having ongoing development, Tapak is pressured by their own development. It can be seen from the diminished of the mangrove area that considered as the cause of abrasion and deterioration of the coastal line around Semarang Area about 1.7 kilometers; Tirang Island area went down until only a quarter from the original broad; also industrial and domestic waste from the city of Semarang which causing sea pollutions, are threatens the sustainability of the aquaculture activities in this area. Therefore, Tapak Coastal Area demanded a coastal spatial development that capable of utilizing the potential of the coastal zone to solve the problem by Eco-edutourism Planning by using the concept of a community-based ecotourism. This concept aims to optimize the coastal resources as a catalyst to achieve social welfare while maintaining environmental sustainability. Planning Method that used in the planning process of Tapak Ecotourism is Gap Analysis Method. Gap Analysis Method is comparing the existing condition and the indicator that has been determined. This methods is a tool to evaluate and give a review of how far the indicator has achieved by planning elements according the variables that has been determined, and the results are potential and issues of the area. The planning approach from the Ecotourism planning process is participatory planning. And the participation that will be used is the consultative participation which include public discussion concerning the area issues and give opinion on the plan. Opinions then accommodated by planners and elaborated in the plan. Ecotourism Planning is based on principle of ecotourism, that are environmentally conservative, environmentally educative, and local empowering (economically, socially, and culturally) which reflected at eight element of space that are zoning, design and building, accessibility and parking, green and public open space, pedestrian path, ecotourism supporting activities, signage, and preservation supporting activities. There are two alternative development, that are; mangrove development-oriented and comprehensive development-oriented. Based on the assessment of the environmental, social, and economics aspects, comprehensive-oriented development considered to be the best alternative. The plan will be carried out in a span of ten years from 2016 until 2026
Kata Kunci : Ecotourism, Ecotourism, mangrove conservation, participatory planning