INTERTEKSTUALITAS CERITA MAHABHARATA JAWA DALAM GEGURITAN \"WENGI ING PINGGIR BENGAWAN\" KARYA MOCH. NURSYAHID PURNOMO
DEVALANA PM, Drs. Akhmad Nugroho, S.U.; R. Bima Slamet Raharja, S.S, M.A.
2017 | Skripsi | S1 SASTRA NUSANTARAPenelitian ini membahas mengenai karya sastra yang berbentuk puisi Jawa modern atau geguritan yang berjudul Wengi Ing Pinggir Bengawan karya Moch. Nursyahid Purnomo, yang mengisahkan tentang pertemuan Kunti dengan Karna dalam cerita Mahabharata. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan intertekstualitas dan bentuk transformasi dalam geguritan Wengi Ing Pinggir Bengawan terhadap beberapa teks pendukung yang dikenal dengan istilah teks hipogram. Sebagai bahan pembanding untuk mengetahui teks-teks hipogram tersebut antara lain Udyogaparwa, Serat Baratayuda, Babad Bharatayuddha I, Babad Bharatayuddha II, Lampahan dalam pentas pagelaran pewayangan yang dalam penelitian ini ditemukan dua pagelaran pewayangan yang mementaskan bagian pertemuan Kunti dan Karna, yaitu Lampahan Kresna Duta versi Radyomardowo dan Lampahan Kresna Duta versi Ki Narto Sabdo. Penelitian ini menggunakan teori Julia Kristeva untuk menemukan hubungan intertekstualitas dan bentuk transformasinya, menggunakan teori Burhan Nurgiyantoro untuk menemukan unsur intrinsik dan menggunakan teori Albertine Minderop untuk karakterisasi penokohan. Hubungan intertekstualitas ditemukan melalui unsur-unsur intrinsik geguritan Wengi Ing Pinggir Bengawan, antara lain tokoh, alur, latar serta konflik, sehingga ditemukan bahwa puisi Wengi Ing Pinggir Bengawan mempunyai hubungan intertekstualitas dan merupakan bentuk transformasi dari teks-teks hipogram yang sudah disebutkan di atas, sehingga bentuk transformasi yang terjadi pada puisi Wengi Ing Pinggir Begawan berupa hubungan positif yaitu bentuk penerusan dan hubungan negatif yaitu bentuk penyimpangan dan pemutarbalikan, dapat dibuktikan secara konferhensif dan jelas.
This research discusses about literary work has the form Java modern poetry or geguritan that be entitled Wengi Ing Pinggir Bengawan by Moch. Nursyahid Purnomo. That poem tells about a meeting between Kunti and Karna in Mahabharata story. The aim of this research are to know about intertextuality relation and form of transformation in poem Wengi Ing Pinggir Bengawan toward some of supporting texts, known as hipogram text. As comparison to be familiar with hipogram texts are Udyogaparwa, Serat Baratayuda, Babad Bharatayuddha I, Babad Bharatayuddha II, and Lampahan in puppet show perfomances which in this research discovered two shadow puppets perfomances that staged part when Kunti meets Karna; Lampahan Kresna Duta Radyomardowo version and Lampahan Kresna Duta Ki Narto Sabdo version. This research uses Julia Kristeva s theory would be applied to find intertextuality relation and form of transformation, Burhan Nurgiyantoro s theory would be applied to find intrinsic element and Albertine Minderop s theory would be applied to characterization character. Intertextuality relation discovered by intrinsic elements poem Wengi Ing Pinggir Bengawan are character, plot, setting and conflict. So, the result discover that the poem Wengi Ing Pinggir Bengawan has intertextuality relation and is a form of transformation from the hipogram texts aforementioned. The transformations happened; the positive relation (passing reference) and negative relation (deviation and perversion), can be clearly and comprehensively proven.
Kata Kunci : puisi Wengi Ing Pinggir Bengawan, Mahabharata, intertekstualitas, transformasi, hipogram.