PENCARIAN JATI DIRI TOKOH MASAYA DALAM NOVEL AUTOBIOGRAFI TOOKYOO TAWAA: OKAN TO BOKU TO, TOKIDOKI OTON KARYA LILY FRANKY: ANALISIS PSIKOSOSIAL ERIKSON
CHAIRUN NISA N., Deddy Hernandy Oekon, S.S., M.Hum.
2017 | Skripsi | S1 SASTRA JEPANGObjek penelitian ini adalah Novel Tookyoo Tawaa: Okan To Boku To, Tokidoki Oton karya Lily Franky. Novel ini mengkisahkan perjalanan hidup seorang pemuda yang bernama Masaya Nakagawa dalam pencarian jati diri. Permasalahan keluarga yang terjadi menyebabkan Masaya berusaha mencari jawaban atas jati dirinya. Usaha Masaya ini menuntunnya pada kehidupan yang berliku sehingga dia mengalami kebingungan identitas. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa peran orang tua, kondisi lingkungan tempat tinggal dan budaya sangat berpengaruh bagi perkembangan identitas seorang anak ketika dewasa. Pada penelitian ini penulis terlebih dahulu menganalisis unsur-unsur intrinsik novel dan hubungan antar unsurnya menggunakan teori strukturalisme. Teori strukturalisme adalah teori untuk menganalisis unsur-unsur penting dengan menguraikan tema, penokohan, dan latar. Kemudian, penulis melakukan analisis terhadap tokoh utama dalam pencarian jati diri dan faktor-faktor yang menyebabkan tokoh utama mengalami kebingungan identitas dengan menggunakan teori psikososial Erikson. Teori psikososial Erikson adalah teori tentang perkembangan identitas manusia sejak lahir hingga menjelang ajal yang dipengaruhi oleh pendidikan dari orang tua, masyarakat, dan lingkungan budaya yang diterima. Hal tersebut dilakukan dengan menguraikan kutipan-kutipan novel yang menggambarkan kondisi kejiwaan tokoh Masaya, serta kaitannya dengan proses pencarian jati diri menurut teori psikososial Erikson. Hasil penelitian dengan teori psikososial menemukan bahwa Masaya, sebagai tokoh utama dalam novel ini, pada masa remaja berusaha mencari jati diri dengan cara berusaha hidup mandiri di kota Beppu dan Tokyo. Namun, usahanya tersebut gagal dan ia mengalami apa yang disebut Erikson sebagai kebingungan identitas. Pada masa dewasa awal, Masaya tidak mengisolasi diri akibat kebingungan identitas, melainkan tetap bersosialisasi secara normal. Saat memasuki masa dewasa tengah, Masaya bisa memetik pelajaran dari pengalaman hidupnya dan mengetahui jati dirinya. Faktor-faktor yang mempengaruhi kebingungan identitas pada tokoh utama dalam Novel TT adalah faktor keluarga, faktor lingkungan, dan faktor budaya.
The object of this research is a novel written by Lily Franky's "Tookyoo Tawaa: Okan to Boku to, Tokidoki Oton". This novel talks about a journey of a young man's life called Masaya Nakagawa looking for his identity (self identity). Masaya has decided to look for the answers regarding the family problem. Masaya's efforts led him to a complex life and he felt confusion (identity confusion) about his identity. The purpose of this research is to describe how children grow up when they are small, the environment of the place where they live, and how the culture will have a big influence on the identity development of children heading for adults. This research is analyzed elements of the structure of the novel using structuralism theory. Structuralism theory is a theory to analyze essential novel elements by outlining themes, characterizations, and settings. Based on the Erikson psychosocial theory, author also analyzed the seeking for identity of the main character and the factors of the main character's identity crisis. Erikson psychosocial theory is the theory that human identity development can influence the education, society, and culture environment received from parents from birth to death. Author quoted Masaya's mental state and explored the relationship with the process of seeking for self identity based on Erikson's theory. The results of this research are, in adolescence, the hero of this novel, Masaya had been striving to find his identity by living alone in the city of Beppu City and Tokyo. However, at this time, Masaya learned that he can not find his identity. Since becoming an adult, Masaya did not isolate himself from social life, and usually was able to live socially. In the adulthood of the middle age, Masaya took lessons from the experience of life and became to be able to find his true identity. Masaya was found to be able to overcome his identity crisis at puberty. I found that the identity confusion experienced by the main character of the novel is caused by family problems, social environment, and culture.
Kata Kunci : Jati diri, Kebingungan Identitas, Tokyo Tower, Psikoanalisis