RELASI SOSIAL PENGRAJIN KERAJINAN ANYAMAN BAMBU: (Studi di Desa Muntuk, Kecamatan Dlingo, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta)
SANDRA OKTAVIANI, Drs. Purwanto, S.U., M.Phil
2017 | Skripsi | S1 SOSIOLOGIPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui relasi sosial pengrajin kerajinan anyaman bambu dan upaya yang dilakukan pengrajin kerajinan anyaman bambu dalam mempertahankan usahanya. Penelitian ini tidak hanya mengkaji tindakan ekonomi dari pengrajin kerajinan anyaman bambu melainkan aspek-aspek sosial, kebudayaan, kepercayaan, dan keagamaan yang terkandung di dalamya. Relasi sosial pengrajin kerajinan anyaman bambu tidak hanya di motivasi oleh tujuan-tujuan ekonomi yang beresensi untuk mencapai kebutuhan rumah tangga tetapi juga oleh nilai-nilai kebudayaan atau warisan sebagai basis interaksi antar pengrajin kerajinan anyaman bambu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik observasi dan wawancara terhadap 4 orang pengrajin mandiri, 1 orang pengrajin kecil dan beberapa informan lainnya sebagai informasi tambahan diantaranya 1 orang pengumpul besar, 1 orang Sekretaris Desa Muntuk dan 1 orang Kabag Agama dan Kesra Desa Muntuk. Selain itu untuk memperoleh data tambahan maka penelitian ini juga menggunakan teknik dokumentasi. Sedangkan Teknik analisis data yang digunakan diantaranya reduksi data, penyajian data dan penarikkan kesimpulan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa terdapat dua tipe pengrajin yang terdapat di Desa Muntuk yaitu relasi sosial pengrajin mandiri dan relasi sosial pengrajin kecil. Dalam relasi sosial pengrajin mandiri dan pengrajin kecil terdapat dua tipe tindakan yaitu tindakan ekonomi dan tindakan ekonomi yang melekat dalam hubungan sosial. Tindakan ekonomi tersebut dapat tercermin dari kegiatan jual-beli kerajinan. Sedangkan tindakan ekonomi yang melekat dalam hubungan sosial tidak hanya didasari untuk memenuhi kebutuhan persedian barang dagangan saja, tetapi adanya keinginan untuk saling tolong-menolong yang dalam hal ini disebut sebagai jaminan sosial. Selain relasi sosial, terdapat relasi kuasa yang dilakukan oleh pengumpul besar kepada pengrajin kecil, dimana pengumpul besar memberikan modal kepada pengrajin kecil. Dengan Pengumpul besar menguasai modal dan habitus yang memadai maka Ia dapat menguasai arena dan memenangkan pertarungan sosial karena di dalam arena selalu ada persaingan kompetitif dan arena kekuasaan adalah sumber relasi kekuasaan hierarkies yang menstrukturkan arena lain.
This research aims to knows woven bamboo craftsman's social relation and efforts are made of woven bamboo craftsman in maintaining its business. This research not only examines economic actions of woven bamboo craftsman but social aspects, cultural, trust, and religion which contained in.Woven bamboo craftsman's social relation not only motivated by economic objectives to reach household needs but cultural values or heritage as a base of interaction between craftsmans. This research use qualitative method with a case study approach. Collected informations through observation and structured interviews to 4 independent's craftsmans, 1 small craftsman and few another informant as additional information including 1 collector, 1 village secretary, 1 head of the religion and welfare. Other than that, to obtaining additional data, researcher use documentation. Data analysis techniques used include reduction data, display data, and conclusion. The Result of research indicate there are two types of craftsman in Muntuk's Village namely social relation independent craftsman and social relations small craftsman. In social relations independent and small craftsmans there are two types of actions namely economic action and social action. Economic action can be seen from buying and selling crafts activity. While, social action not only based to meet the needs of merchandise inventory, but there is desire for mutual help which called social security. In addition social relation, there is power relation carried out by collector to small craftsman, whereas the collector provide capital to small craftsman. With the collector have power of capital and habitus, he was able to dominate a field and win the battle in the social field because in the field always there are competitive advantage and power field is a source of power relation that structuring another field.
Kata Kunci : Relasi sosial, relasi kuasa, kerajinan anyaman bambu, tindakan ekonomi, keterlekatan/Social relation, power relation, Woven bamboo crafts, economic action, embeddedness..