Laporkan Masalah

Pengaruh Implementasi Standar Pelayanan Kefarmasian Rumah Sakit Terhadap Potensi Medication Error Di Rumah Sakit Swasta Kota Semarang

VIKA MARIN YUNITA WIJAYANTI, Dr. Satibi S.Si., M.Si; Dra. Pramuji Eko Wardani, MAB

2016 | Tesis | S2 Ilmu Farmasi

Salah satu kesalahan pengobatan yang biasa terjadi adalah medication error. Medication error merupakan ancaman besar bagi patient safety. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 58 Tahun 2014 sebagai standar dalam pelayanan seorang apoteker. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh implementasi standar pelayanan kefarmasian terhadap potensi medication error di rumah sakit dan mengetahui perbedaan implementasi standar pelayanan kefarmasian terhadap potnsi medication error antara rumah sakit kelas B dan C di kota Semarang serta memberikan usulan perbaikan berkelanjutan. Penelitian ini dilakukan dengan metode quasi eksperiment dengan pendekatan waktu. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu purposive sampling pada resep pasien rawat jalan di rumah sakit swasta. Analisis yang digunakan adalah analisis bivarite. Usulan perbaikan secara berkelanjutan dengan metode DMAIC. Potensi medication error yang berubah paling banyak pada persyaratan administratif adalah umur pasien (turun 23,8%), pada persyaratan farmasetis kekuatan sediaan (naik 10%), persyaratan klinis waktu penggunaan (turun 10,4%). Hasil uji memperlihatkan pengaruh pada persyaratan administratif p=0,000 dan persyaratan klinis p= 0,000. Hasil uji perbedaan memperlihatkan untuk persyaratan administratif p=0,000 dan X2 = 12,882, dan persyaratan klinis p=0,02 dan X2 = 9,334. Usulan perbaikan untuk mengurangi potensi medication error adalah pemberian edukasi kepada dokter dan petugas farmasi serta menerapkan e-prescribing dan e-rekam medik

One common medical errors is medication errors. Medication error is a major threat to patient safety. The regulation of Menteri Kesehatan RI Number 58 (2014) as a standard in the pharmaceutical care service. The purpose of this study is to determine that implementation of the pharmaceutical care standard affect potential medication errors in hospitals, determine the differences of implementation pharmaceutical care standard to potential medication errors between B and C hospital classes in the city of Semarang and gives continuous improvement proposal. This research was carried out using quasi experiment methods with time series design. The sampling technique used is purposive sampling on prescription outpatients in a private hospital. The analysis is bivarite analysis. Proposed of continous improvements with the DMAI method. Potential medication errors that changed the most on administrative requirements is patient age (decrease 23.8%), pharmaceutical requirements changed dosage strength (increase 10%), clinical requirements by time of drug use (decrease 10.4%). The influance test results show on the administrative requirements p = 0.000 and clinical requirements p = 0.000. The differences test results show for the administrative requirements p = 0.000 and X2 = 12.882, and clinical requirements p = 0.02 and X2 = 9.334. Continous improvements proposal to reduce potential of medication errors is education for the doctor and pharmacist and implementing e-prescribing and e-records.

Kata Kunci : medication error, implementasi, standar pelayanan Kefarmasian, Rumah Sakit

  1. S2-2016-387463-abstract.pdf  
  2. S2-2016-387463-bibliography.pdf  
  3. S2-2016-387463-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2016-387463-title.pdf