Laporkan Masalah

PENATAAN KAWASAN PUSAT KEBUDAYAAN DAN OLAHRAGA WAY HALIM BANDAR LAMPUNG DENGAN KONSEP LIVABLE PUBLIC SPACE

RENI YUNITA, Widyasari Her Nugrahandika, ST.,M.Sc

2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Bandar Lampung merupakan kota yang sedang berkembang. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan permukiman yang meningkat. Sayangnya perkembangan ini tidak diikuti dengan penyediaan ruang publik yang baik. Padahal ruang publik penting sebagai ruang rekreasi masyarakat kota. Di lain sisi muncul aktivitas rekreasi di ruang kota yang kosong yang diinisiasi oleh pedagang kaki lima. Hal ini terjadi di kawasan PKOR Way Halim. Kegiatan komersial yang berkembang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Untuk mengatasi kondisi tersebut maka kawasan PKOR Way Halim memerlukan penataan agar dapat menjadi ruang publik yang berdaya hidup (livable). Metode yang digunakan adalah dengan mebandingkan kondisi eksisting dengan tolak ukur ruang publik yang livable. Tolak ukur tersebut diperoleh dari elaborasi teori mengani ruang publik dan teori daya hidup. Hasil dari perbandingan tersebut adalah menunjukan bahwa kegiatan yang terjadi tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang. Hal tersebut yang berdampak pada penurunan kualitas lingkungan. Hasil dari perencanaan ini adalah terdapat empat tema perencanaan untuk mengatasi permasalahan dan mengoptimalkan potensi. Empat tema tersebut adalah: integrated zoning, walkable street, attractive environment dan ameniities improvement. Berdasarkan tema tersebut, tersusun dua alternatif rencana yaitu perencanaan inklusif dan perencanaan eksklusif. Pembelajaran yang dapat diambil adalah bahwa dalam merencanakan ruang publik sebaik memperhatikan penggunaan saat ini agar fasilitas yang di rencanakan dapat memberi keuntungan secara ekonomi, sosial dan lingkungan bagi masyarakat dan juga pemerintah.

Bandar Lampung is a developing city with the increasing density of settlements. Unfortunately, this development is not accompanied by the provision of public space. Though, public space play a big role as urban recreation space. On the other hand vacant space in urban area are accupied by recreation activity which initiated by street vendors and hawkers. This case happened in the PKOR Way Halim. The increase of commercial activities have an impact on environmental degradation. This situation lead to a conditon where public pace are not welcoming for the visitors. To overcome this condition, PKOR Way Halim need to be re-planned in order to be a livable public space. The method used in this case is by comparing the existing condition to benchmark of livable public space. The benchmarks derived from the elaboration of the theory about public space and livability. The results of this comparison shows that there are some probles that caused by the lack of infrastructure and facilities which can not accmodate the development of activties. Thus, the quality of the environment are decreasing. There are four programs to overcome the problems and to optimize the potencies to make PKOR Way Halim become a livable public space. The four programs are: integrated zoning, walkable street, attractive environment and amenities improvement. Based on the theme, there are two alternative plans they are inclusive planning and exclusive planning. From this case we can conclude that, we have to consider the current situation for planning a public space so that it will economically, socially and environmentally profitable for community and government.

Kata Kunci : ruang publik, berdaya hidup, ruang publik berdaya hidup/public space, livability, livable publik space

  1. S1-2016-333870-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333870-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333870-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333870-title.pdf