Hubungan antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dan Distres pada Remaja Awal SMP Negeri 5 Yogyakarta

ROSSY ANA PRATIWI, Prof. Dr. Asmadi Alsa, S.U.

2016 | Skripsi | S1 PSIKOLOGI

Erikson menyatakan bahwa masa remaja mengalami suatu krisis perkembangan yang disebut dengan identity versus identity confusion. Pada masa remaja awal, krisis tersebut ditandai dengan meningkatnya pertanyaan "Siapa Aku?". Transisi yang terjadi dari masa kanak-kanak ke dewasa juga menimbulkan berbagai perubahan secara bersamaan, antara lain perubahan biologis, psikologis, dan sosial. Berbagai perubahan tersebut mutlak terjadi pada setiap remaja dan menimbulkan tantangan tersendiri. Di tengah ketidakmatangan mereka, masalah timbul jika remaja tidak dapat menyesuaikan diri pada perubahan dan tuntutan yang ada. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara dukungan sosial teman sebaya sebagai faktor protektif munculnya distres dan distres pada remaja awal. Subjek penelitian merupakan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta sebanyak 144 siswa yang terpilih dengan sistem acak. Hasil analisis dari teknik korelasi Product Moment menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara dukungan sosial teman sebaya dengan distres pada remaja awal (r = -0,135, p > 0,05). Kondisi tersebut dapat dikarenakan oleh faktor perbedaan budaya dalam negeri dan luar negeri. Selain itu, dapat terjadi juga karena lebih kuatnya faktor-faktor protektif yang lain. Analisis tambahan menambahkan bahwa tidak ada perbedaan distres yang dialami remaja awal perempuan dan laki-laki.

Erikson stated that adolescence is experiencing a crisis of development called identity versus identity confusion. In early adolescence, the crisis is characterized by increasing the question "Who am I?". Transitions from childhood to adulthood also lead to changes simultaneously, such as in biological, psychological, and social. These changes occur and absolute in every adolescent, also make particullar challenges. In the middle of their immaturity, problems arise when adolescents can not adjust to changes and demands that exist. The aim of this study was to determine the relationship between peer social support as a protective factor of emergence of distress and distress in early adolescents. The research subject is class VIII SMP Negeri 5 Yogyakarta as many as 144 students were selected by random system. The results of the analysis of Product Moment correlation technique showed that there was no relationship between peer social support and distress in early adolescents (r = -0.135, p> 0.05). The condition can be caused by factors of cultural differences within the country and abroad. Also, it can happen because of stronger protective factors other. Additional analysis adds that there is no difference distress experienced by early adolescents girl and boy.

Kata Kunci : Crisis in early adolescence, transition, distress in early adolescents, peer social support.