PERBANDINGAN PELAYANAN TERAPI ANTIBIOTIK PARENTERAL RAWAT JALAN DENGAN RAWAT INAP DI DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK RUMAH SAKIT CIPTOMANGUNKUSUMO: KAJIAN BIAYA PENGOBATAN, KEPUASAN PASIEN, DAN PERSEPSI DOKTER PENANGGUNG JAWAB PASIEN

ARYONO HENDARTO, Prof. dr. Iwan Dwiprahasto, M.Med.Sc., PhD; dr. Trisasi Lestari, M.Med.Sc

2016 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar belakang: Penyakit infeksi masih menempati peringkat tertinggi dalam pelayanan rawat inap di RS Indonesia. Perawatan pasien infeksi sedang-berat bertujuan untuk mengatasi fase akut, kemudian menyelesaikan pemberian antibiotik parenteral. Pelayanan terapi antibiotik parenteral rawat jalan (TAP-RJ) pertama kali dilaksanakan di Indonesia pada April 2015 di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo-Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (RSCM-FKUI). Layanan ini bersifat baru sehingga menarik dilakukan kajian mengenai biaya pelayanan, kepuasan pasien, serta persepsi Dokter Penanggung Jawab Pasien (DPJP) terhadap pelayanan ini Metode : Penelitian studi kasus observasional dengan pendekatan kuantitatif dan kualitatif di Departemen Ilmu Kesehatan Anak (IKA) RSCM-FKUI pada November 2015 - Mei 2016. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan secara retrospektif untuk analisis perbandingan biaya TAP-RJ dengan Terapi Antibiotik Parenteral Rawat Inap (TAP-RI). Pendekatan kuantitatif dan kualitatif melalui kuesioner dan wawancara untuk mengetahui tingkat kepuasan pasien TAP-RJ dan TAP-RI, serta persepsi DPJP dari departemen medis dan yang melakukan pembedahan. Hasil: Penelitian ini mendapatkan pembiayaan TAP-RJ menghemat sebesar 63,42% dari pembiayaan TAP-RI untuk diagnosis infeksi saluran kemih, sebesar 46% untuk diagnosis pneumonia, dan sebesar 58% untuk diagnosis selulitis. Tingkat kepuasan orangtua pasien terhadap pelayanan TAP-RJ baik dan tidak berbeda dengan kepuasan pasien TAP-RI, dengan rerata nilai 4,76 SD ± 0,23. Sebagian besar DPJP departemen medis memiliki pemahaman dan respons yang lebih positif dibandingkan departemen yang melakukan pembedahan terhadap pelayanan TAP-RJ di RSCM-FKUI. Namun seluruh DPJP berpendapat pelayanaan TAP-RJ di RSCM-FKUI masih memerlukan persiapan matang. Kesimpulan :Biaya pelayanan TAP-RJ lebih efisien dibandingkan TAP-RI dengan tingkat kepuasan orangtua pasien yang baik. Sebagian besar DPJP memiliki persepsi positif terhadap pelayanan TAP-RJ di RSCM-FKUI.

Background: Infection diseases are the most frequent cases at hospitals in Indonesia. Inpatient care for infection diseases mainly focus for stabilizing acute condition and giving parenteral antibiotics. Outpatient Parenteral Antibiotics Therapy (OPAT) service was firstly announced in Indonesia at Dr. Cipto Mangunkusumo Hospital, Faculty of Medicine Universitas Indonesia (RSCMFMUI) April 2015. Therefore it is interesting to analyze the cost-effectiveness, patient satisfaction, and doctor’s perception of this service. Methods: This observational case-study used quantitive and qualitative methods, held from April 2015 until May 2016 at RSCM-FMUI. Quantitative data was retrospectively collected and used for cost-effectiveness analysis between OPAT service and inpatient care. Quantitative and qualitative methods with questionnaire and in-depth interview were used for investigate patient satisfaction and doctor’s perception. Results: This study showed that OPAT service reduced inpatient cost up to 63,42% for urinary tract infection cases, 46% for pneumonia case, and 58% for cellulitis case. Parents were satisfied with OPAT service, with mean rating of 4,76 SD ± 0,23. Most of doctors from Medical Department had good interpretation and perception for OPAT service in RSCM-FMUI, eventhough they believed that this service still need more improvement. Conclusion: OPAT service was more cost-effective than inpatient care and received good patient satisfaction. Most of doctors in RSCM had good perception of OPAT service in RSCM-FMUI.

Kata Kunci : Outpatients Parenteral Antibiotics Therapy, infection disease, costeffectiveness, patient satisfaction, perception of doctors.