Relasi Patron Klien Antara Pengusaha dan Penguasa di Kabupaten Malang
Tia Subekti, Dr. Haryanto, MA
2016 | Tesis | S2 Politik dan PemerintahanAbstrak Semenjak masa reformasi, kapitalisme yang berkembang di Indonesia cendrung mengarah pada bentuk kapitalisme semu atau yang disebut oleh Yoshihara Kunio (1990) sebagai kapitalisme ersatz. Hal ini dikarenakan tumbuhnya kapitalisme di Indonesia tidak sepenuhnya tumbuh dan berkembang secara mandiri namun sangat bergantung pada campur tangan pemerintah. Argumentasi tersebut pada praktiknya masih terjadi hingga saat ini. Perbedaanya adalah jika pada masa itu kajiannya terkonsetrasi di level negara maka dengan diterapkannya otonomi daerah telah terjadi pergeseran level kajian ke tingkat lokal. Relasi antara pengusaha dan penguasa kemudian tumbuh subur di berbagai daerah di Indonesia. Dengan mengambil studi kasus di Kabupaten Malang maka dalam studi ini penulis bertujuan untuk mengetahui bentuk relasi antara pengusaha dan penguasa di daerah tersebut. Konsep patron-klien dipilih oleh penulis sebagai pisau analisis untuk memahami kasus yang dipilih. Studi kasus dengan tipe single case study merupakan metode yang dipilih oleh penulis dalam penelitian. Sementara pengambilan data dilakukan dengan cara wawancara mendalam dilengkapi dengan beberapa data dokumentasi. Pada tahap akhir analisis data penulis memilih model alir untuk memudahkan menganalis data yang didapat dari hasil penelitian. Pada akhirnya penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwasannya bentuk relasi antara pengusaha dan penguasa di Kabupaten Malang mengarah pada bentuk relasi patron-klien. Sementara itu, hubungan saling menguntungkan melalui pola mutual hostage diterapkan mengingat kedunya memiliki daya tawar yang besar. Selanjutnya, dalam mencapai kesepakatan antara pengusaha dan penguasa dalam relasi patron-klien tersebut keduanya melaksanakan transaksi politik. Proses tawar menawar dilakukan untuk mencapai kesepakatan berupa keuntungan diantara keduanya. Selain itu, dari penelitian ini terlihat pula fakta bahwa relasi patron-klien di tingkat lokal telah membajak demokrasi lokal melalui Pemilukada.  
Abstract In the reformation era, capitalism that was growing fast in Indonesia, as Yoshihara Kunio (1990) called, is ersatz capitalism. It due to the growing of capitalism in Indonesia is depend on government role. This argument is still happening today. But, there is the difference between capitalism is the earlier reformation is in the national level, but after the implementation of local autonomy, become local level. So, the relation between businessman and authority holder thrives in many provinces in Indonesia. The author put Malang Regency as a case study in this research to understand the form of relation between businessman and the authority. The author use patron-client relationship, as concept to analyse the case study. The type of case study is single case study. Meanwhile, the type pf data is primary data with doing in dept interview and documentation. The final stage of this research is data analyse. The author use flow chart model to ease to analyse the data. Finally, the conclusion is the relation between businessman and authority holder in Malang Regency shows leads to patron-client relation form. Meanwhile, a mutual relation mutual hostage pattern is carried out due to the big bargaining power from both side. Moreover, in obtaining an agreement between the businessman and authority holder in that patron-client relation, both side apply a political transaction. Bargaining process is carried out to reach an agreement that is beneficial between them. In addition, from this study can be seen that as patron-client relationships at the local level had hijacked the local democratic process through election. Keywords: business and politics, patron-client, mutual hostage, transactional politics, local democracy
Kata Kunci : bisnis dan politik, patron-klien, mutual hostage, politik transaksional, demokrasi lokal