Laporkan Masalah

Efektivitas Pelayanan Halte Transjogja pada Pusat-pusat Permukiman di Kota Yogyakarta

YOHANA MARYENI, Ir. Agam Marsoyo, M.Sc, Ph.D.

2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Dengan terus meningkatnya pertambahan penduduk perkotaan, kebutuhan akan ketersediaan infrastruktur publik yang layak dan berkelanjutan untuk melayani pola pergerakan masyarakat dari suatu guna lahan menuju guna lahan lainnya turut meningkat. Perkembangan jaringan jalan terus menerus serta layanan sistem transportasi publik yang buruk tidak menyelesaikan masalah dalam mengakomodir pola pergerakan masyarakat tersebut, khususnya dari pusat-pusat permukiman. Hal ini tersebut bahkan mendorong semakin meningkatnya penggunaan kendaraan pribadi yang kemudian mengakibatkan kemacetan serta menimbulkan permasalahan-permasalahan baru lainnya. Kota Yogyakarta dengan predikat kota budaya, kota pelajar, serta destinasi wisata internasional, berupaya meminimalkan permasalahan transportasi di Kota Yogyakarta dengan menyediakan transportasi massal yang menerapkan konsep buy the service, yang dikenal dengan Transjogja. Masyarakat hanya dapat mengakses layanan transjogja melalui halte-halte yang telah disediakan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi efektivitas halte transjogja dalam mengakomodir bangkitan perjalanan dari pusat-pusat permukiman Kota Yogyakarta . Penelitian ini menggunakan pendekatan deduktif kuantitatif-kualitatif serta pendekatan ex-post one shot evaluation. Penelitian ini berfokus pada keefektifan halte-halte transjogja di Kota Yogyakarta dalam mengakomodir bangkitan perjalanan yang diproduksi oleh area permukiman. Penelitian ini dianalisis melalui tiga indikator utama, yaitu cakupan pelayanan halte, keterjangkauan halte dari permukiman, serta kualitas pelayanan halte. Analisis cakupan pelayanan halte dilakukan dengan interperetasi kualitatif terhadap hasil tumpang tindih peta radius pelayanan halte dengan peta pola ruang dan jaringan jalan. Analisis keterjangkauan halte dari permukiman dilakukan dengan mengolah data primer yang didapat dari hasil kuisioner terhadap 120 responden pengguna transjogja. Sedangkan analisis kualitas pelayanan halte dilakukan dengan mengolah data primer yang didapat dari hasil survei lapangan pada 24 halte amatan. Penelitian ini menemukan bahwa dari aspek lokasi, halte-halte transjogja tidak sepenuhnya efektif dalam mengakomodir bangkitan perjalanan dari pusat-pusat permukiman. Sebanyak 53% zona permukiman yang ada masih belum terlayani oleh halte-halte transjogja yang tersebar di titik-titik tertentu di Kota Yogyakarta. Hal ini mengakibatkan bangkitan perjalanan yang diproduksi oleh area permukiman yang tidak terlayani tersebut tidak dapat terakomodir secara efektif oleh halte-halte transjogja. Meskipun ditinjau dari fasilitas internal halte, halte-halte transjogja cukup efektif, lokasi halte terhadap permukiman belum sepenuhnya mampu melayani bangkitan-bangkitan perjalanan yang diproduksi oleh area permukiman secara utuh.

The increasing of population growth in cities, often also increases the needs of a proper and sustainable infrastructure to accommodate peoples trips generated from one land use and distributed to another. The road networks and inadequate public transportation service which keeps developing will not solve the whole problem to accommodate this daily trips generation and distribution pattern. This situation creates another urban transportation problems, such as the increase of private vehicles, which leads to traffic and intersection deadlock. Yogyakarta, a city popular with the name of cultural city, student city, and also national and intenational tourist destination, tries to minimize its urban transportation problems by concept, called Transjogja. People can access Transjogja service only via the shelters provided in various location in the city. The goal of this research is to evaluate the effectivity of Transjogja shelters in accommodating trips generation from residential area in Yogyakarta City. This research used deductive qualitative-quantitative approach and one-shot ex-post evaluation approach. The focus of the research is the effectivity of Transjogja shelters in accommodating trips generation produced by residential area. The research is analyzed using three main indicators: shelters service coverage, accessibility to reach shelters from residential area, and also shelters service quality. Shelters service coverage is analyzed by qualitative interpretation towards the overlay result of shelters service radius map with land use map and road network map. Accessibility to reach shelters from residential area is analyzed by processing questionnaire data from 120 Transjogja users. And the shelters service quality is analyzed by processing the primer data from field observation towards 24 shelters. This research found that based on location aspect, Transjogja shelters are not fully effective in accommodating trips generation from residential area. 53% of the residential zone is not part of the sheleters catchment area eventhough the shelters are scattered in various location. This is causing the trips generated by residential area is not effectively accomated by Transjogja shelter. Eventhough the shelters are effective enough based on the shelters service quality, in general Transjogja shelters are not effective in accommodating trip generation produced by residential area.

Kata Kunci : Halte, Bus Rapid Transit,Permukiman

  1. S1-2016-333305-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333305-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333305-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333305-title.pdf