Kota Solo Baru: Ketergantungan atau Kemandirian?
SALSABILA DANIASTRI, Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D.; Ratna Eka Suminar, S.T., M.Sc.
2016 | Tesis | S2 Perencanaan Kota dan DaerahPengembangan kota baru dewasa ini merupakan salah satu bentuk solusi atas peningkatan kebutuhan permukiman, terutama kebutuhan dari kota-kota besar. Salah satu contohnya adalah Kota Solo Baru yang dibangun untuk mengatasi permasalahan kurangnya area permukiman di Kota Surakarta. Perkembangan Kota Solo Baru yang cukup pesat kemudian menimbulkan isu adanya wacana perumusan peraturan daerah (perda) khusus Kota Solo Baru sebagai kota mandiri oleh Pemerintah Kabupaten Sukoharjo. Tetapi, Kota Solo Baru yang berdasarkan penelitian sebelumnya digolongkan sebagai kota satelit tentunya menimbulkan kontradiksi dengan isu perda tersebut. Berdasarkan hal itu, penelitian ini mencoba untuk menjawab apakah kondisi Kota Solo Baru saat ini dapat mendukung apabila isu perda peningkatan kapasitas tersebut diimplementasikan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi ketergantungan unsur Kota Solo Baru saat ini dan menggambarkan proses perkembangannya untuk mengetahui prospek perkembangan Kota Solo Baru di masa depan. Dengan pendekatan penelitian deduktif-kuantitatif kualitatif dan metode analisis evaluasi formatif dan deksriptif kualitatif, penelitian ini difokuskan pada penilaian pada aspek penyediaan (melalui analisis ketersediaan dan standar pelayanan masing-masing fasilitas Kota Solo Baru) dan aspek pemanfaatan (melalui analisis persentase pengunaan fasilitas Kota Solo Baru oleh penduduknya). Selain itu penelitian ini juga menggambarkan proses perkembangan Kota Solo Baru dari tiap fase perkembangannya. Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan dua cara yaitu melalui: (1) kuisioner kepada sampel responden yang dipilih dengan menggunakan teknik stratified random sampling, (2) wawancara kepada informan dengan teknik snowball sampling. Dari hasil analisis ditemukan bahwa Kota Solo Baru yang masih memiliki ketergantungan yang cukup besar terhadap kota lain disekitarnya terutama Kota Surakarta, yaitu sebesar 38,14%. Walau demikian, tetapi dilihat dari proses perkembangannya Kota Solo Baru sudah menunjukkan pengurangan ketergantungan. Saat ini Kota Solo berada dalam tahap kota satelit yang semi-dependen, dengan prediksi bahwa Kota Solo Baru dapat mengurangi ketergantungannya dengan wilayah lain mulai tahun 2032. Namun Kota Solo Baru tetap tidak memungkinkan untuk berkembang menjadi kota mandiri karena Kota Solo Baru tidak dapat benar-benar terlepas dari Kota Surakarta mengingat lokasinya sangat dekat.
Nowadays, new town development is one of the solutions for the increase in housing needs, especially the needs of large cities. For example is the development of Kota Solo Baru, that was built to overcome the lack of residential areas in Surakarta. The rapid development of Kota Solo Baru then raises an issue of the making of local regulation (Perda) that specifically about Kota Solo Baru as an independent city by the government of Kabupaten Sukoharjo. However, based on previous research, Kota Solo Baru is still categorized as a satellite town, which is contrary to the issue of independency regulations. According to that, this study tries to answer whether the conditions of Kota Solo Baru is supportive if the issue were implemented. This study is conducted to evaluate the dependence of the elements of Kota Solo Baru today and describes the development process to determine the prospects of development of Kota Solo Baru in the future. With deductive-qualitative quantitative approach and analysis methods of formative evaluation and descriptive qualitative, this research was focused on the assessment of the aspects of the supply (through the analysis of availability and service standards each facility in Kota Solo Baru) and the aspects of utilization (through the analysis of the percentage of facilities usage by the population of Kota Solo Baru). In addition this study also illustrates the process of development of Kota Solo Baru from each phase of its development. Data used in this study was collected in two ways: (1) questionnaire to a sample of respondents that were selected using stratified random sampling technique, (2) an interview to the informant with snowball sampling technique. From the analysis it was found that Kota Solo Baru is still has dependency on other cities, especially to Surakarta, which amounted to 38.14%. However, it can be seen from its development process that the dependency Kota Solo Baru is decreasing. Kota Solo Baru is currently in a stage of semi-dependent satellite town, with a predictions that Kota Solo Baru can reduce its dependence on other regions starting from 2032. However, Kota Solo Baru still not be able to develop into an independent city even if its dependence is reduced, because Kota Solo Baru can not be completely separated from Surakarta since its location is very close.
Kata Kunci : Kota baru, kota satelit, ketergantungan, kemandirian, Kota Solo Baru