Laporkan Masalah

Model Pengelolaan Dan Tingkat Keberhasilan Desa Wisata, Studi Perbandingan: Krebet dan Tembi

IRWIN KURNIAWAN, Dr. Samodra Wibawa

2015 | Skripsi | S1 ILMU ADMINISTRASI NEGARA (MANAJEMEN DAN KEBIJAKAN PUBLIK)

Dalam upaya percepatan pembangunan, pelestarian budaya dan peningkatan kesejahteraan daerah, pengembangan desa wisata merupakan langkah yang dilakukan tepat yang diambil Pemerintah dari sektor kebudayaan dan pariwisata. Namun dalam pelaksanaannya masih ditemui permasalahan-permasalahan mengenai pengelolaan desa wisata dan pengembangan model pengelolaan desa wisata yang diterapkan. Perkembangan desa wisata di Kabupaten Bantul yang cepat hingga mencapai 35 desa wisata pada Tahun 2014 menjadi hal penting untuk digali lebih dalam sejauh mana pengelolaan desa wisata dengan membandingkan dua desa wisata yaitu desa wisata Tembi sebagai pioner perkembangan desa wisata Bantul dengan desa wisata Krebet yang pernah menjuarai lomba desa wisata dan telah dikategorikan sebagai desa wisata mandiri. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif untuk menggali dan mendeskripsikan pengelolaan dan model pengelolaannya, serta tingkat keberhasilan desa wisata yang dilihat dari beberapa indikator. Sumber data primer yaitu wawancara dan observasi dan data sekunder berupa dokumentasi. Kemudian data tersebut diolah menggunakan tiga komponen yaitu reduksi data, display data, dan penarikan kesimpulan sesuai dengan indikator. Kemudian dilakukan analisis dan pengolahan data yang diperoleh. Untuk mengetahui pengelolaan desa wisata Krebet atau Tembi yang lebih baik dilihat dari model pengelolaan desa wisata yang diterapkan dan keberhasilan desa wisata yang ditentukan dari empat indikator yaitu terbukanya lapangan kerja, berkembangnya usaha-usaha baru, jumlah kunjungan dan lama tinggal wisatawan, serta tingkat pendapatan masyarakat. Pengelolaan desa wisata Krebet dan Tembi berbasis masyarakat. Meskipun sama-sama menggunakan model partisipasi masyarakat, namun pengelolaan desa wisata Tembi lebih baik yang dillihat dari penyelesaian permasalahan internal organisasi, penyelesaian permasalahan dengan masyarakat, perencanaan dan implementasi program desa wisata yang berkelanjutan, serta memberikan pengaruh terhadap tingkat keberhasilan desa wisata yaitu terbukanya usaha baru, jumlah kunjungan wisatawan, terbukanya lapangan kerja, dan tingkat pendapatan masyarakat yang meningkat dari adanya aktifitas desa wisata.

Development of tourism village is an exact steps taken by the government of the culture and tourism sector in order to accelerate growth, preserve culture and improve the welfare of the region. However, there are some problem in practice of management and development of tourism village model. The development of a tourism village in Bantul is rapidly reach 35 tourist village in 2014. It is important to investigate deeper the management of the tourist village by comparing two tourist village, Tembi Tourism Village as a pioneer of the development of tourist villages in Bantul and Krebet Tourism Village that had won the the tourism village contest and has been categorized as an independent tourism village. This study used qualitative methods to explore and describe management and the models, as well as the success rate of the tourism village from several indicators. Primary data sources were interviews and observations while the secondary data in the form of documentation. Then the data is processed using three components: data reduction, data display, and conclusion in accordance with the indicator. Then do the analysis and processing of the data obtained. To understand which is the better management of tourism village of Tembi and Krebet seen from the tourism village management model applied. While to understand the success rate of tourism village is determined from the four indicators, there are work opportunities, the development of new businesses, the number of visits and length of stay of tourists, as well as income levels. The management of both tourism village is community-based. Management of Tembi Tourism Tillage is better than Krebet Tourism Village viewed from the settlement of internal problems, the settlement of the problems with the community, planning and implementation of sustainable programs, as well as to give effect to the level of success of a tourism village that is the opening of new businesses, the number of tourist visits, work opportunities, and rising income levels.

Kata Kunci : Model pengelolaan desa wisata, Pengelolaan, Keberhasilan desa wisata

  1. S1-2015-299638-abstract.pdf  
  2. S1-2015-299638-bibliography.pdf  
  3. S1-2015-299638-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2015-299638-title.pdf