Laporkan Masalah

MODEL KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF REMAJA

WIWIEN DINAR PRATISTI, Tim Promotor: Prof. Dr. Amitya Kumara, M.S. Dr. Wisjnu Martani, S.U. Dr. Avin Fadilla Helmi, M.Si.

2016 | Disertasi | S3 Psikologi

Pada remaja, hampir semua dimensi kehidupannya syarat dengan situasi emosional maka regulasi emosi menjadi hal yang penting termasuk dalam memaknai sejahtera. Strategi regulasi emosi secara positif mendorong remaja berpikir lebih positif sehingga mampu merasa sejahtera. Regulasi emosi positif membutuhkan sumber yang berasal dari dalam maupun dari luar individu. Sumber internal yang dominan memengaruhi remaja adalah optimisme; sedangkan faktor eksternal yang kuat pengaruhnya pada remaja adalah dukungan sosial keluarga dan pertemanan. Optimisme, pertemanan dan dukungan sosial keluarga menjadi input yang akan diproses oleh regulasi emosi untuk menghasilkan perasaan sejahtera. Alur seperti itu sesuai dengan cara kerja the engine of well-being. Tujuan penelitian untuk menguji model kesejahteraan subjektif remaja berdasarkan model the engine of well-being. Pendekatan kuantitatif digunakan dalam penelitian ini dengan dibantu AMOS untuk menguji model, dengan menggunakan confirmatory factor analysis (CFA). Subjek penelitian adalah remaja anggota karang taruna yang berusia 15-18 tahun yang tinggal dalam keluarga inti, sebanyak 204 orang. Hasilnya menunjukkan bahwa model the engine of well-being didukung oleh data di lapangan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa kesejahteraan subjektif remaja merupakan hasil dari strategi regulasi emosi positif yang dipengaruhi oleh optimisme, dukungan sosial keluarga dan pertemanan.

In adolescence wherein emotionality was dominant in all dimension of their life, emotion regulation is very important. Especially as internal state. Positive emotion regulation is a strategy that keep the adolescence to think positively whenever their emotion was raised. And the result of positive emotion regulation is well-being. Positive emotion regulation needed an internal and external sources. In adolescence the strongest internal factor was optimism, and the strongest external factors were social support from their family and friendship. Optimism, social support from their family, and friendship proceed by positive emotion regulation to produce well-being. That process like the way of the engine of well-being. The aim of this research was examining models of subjective well-being in adolescence based on the engine of well-being models. This is quantitative research with confirmatory factor analysis and structural equation modeling to examine the models based on data. AMOS was used to analyze and examine the model. Subjects of this research were 204 people, 15-18 years, as a member of karang taruna, and live in nuclear family. The result showed that the engine of well-being was supported by empirical data. In other words, subjective well-being in adolescences was a result of positive emotion regulation which was influenced by optimism, social support from the family and friendship.

Kata Kunci : Kata kunci: kesejahteraan subjektif, dukungan sosial keluarga, pertemanan, optimisme, regulasi emosi/Keywords: subjective well-being, social support from the family, friendship, optimism, emotion regulation.

  1. S3-2016-305954-abstract.pdf  
  2. S3-2016-305954-bibliography.pdf  
  3. S3-2016-305954-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2016-305954-title.pdf