Laporkan Masalah

PERENCANAAN KAMPUNG BAHASA PARE MENGGUNAKAN KONSEP LIVABLE KAMPUNG

ARI NURCAHYO, Iwan Suharyanto, ST., M.Sc.

2016 | Skripsi | S1 PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Kampung Bahasa Pare merupakan sebuah kampung yang terletak di Desa Pelem dan Tulungrejo Kecamatan Pare, Kabupaten Kediri memiliki ratusan lembaga kursus bahasa asing yang dilengkapi dengan fasilitas camp secara terpisah atau jadi satu dengan lembaga kursus. Akhir ini Kampung Bahasa Pare tidak hanya dikenal sebagai aktivitas pendidikan saja, namun sudah bergeser menjadi salah satu lokasi alternatif pengisi liburan bersifat edukasi. Pada musim liburan, yaitu pada bulan Desember - Februari dan Juni - Agustus jumlah pengunjung Kampung Bahasa Pare meningkat. Berdasarkan kondisi tersebut diperlukan sebuah persiapan dalam mengakomodir aktivitas pendidikan yang diduga akan terjadi peningkatan demand pelayanan. Kondisi tersebut memunculkan sebuah gagasan untuk merencanakan sebuah kampung yang livable dengan judul "Perencanaan Kampung Bahasa Pare Menggunakan Konsep Livable Kampung". Metode perencanaan dalam proses perencanaan Kampung Bahasa adalah gap analysis. Gap analysis membandingkan kondisi lapangan dengan tolok ukur yang telah ditentukan. Metode ini sebagai alat untuk mengevaluasi dan memberikan gambaran sejauh mana tolok ukur telah dicapai oleh objek perencanaan sesuai dengan variabel yang telah ditentukan. Hasil gap analysis berupa potensi dan masalah yang digunakan sebagai acuan untuk merencanakan. Potensi utama adalah terdapat lahan kosong yang luas dan dapat dikembangkan dan masalah utama berupa kualitas lingkungan dan kesenjangan sosial. Perencanaan ini memiliki 8 (delapan) konsep khusus yaitu compact and integrated merupakan konsep khusus perencanaan tata guna lahan, active space merupakan konsep khusus perencanaan ruang terbuka publik, mix merupakan konsep khusus perencanaan intensitas pemanfaaatan lahan, attractive closure merupakan konsep khusus perencanaan tata bangunan, proximity merupakan konsep khusus dalam penyediaan fasilitas sosial, connected and walkable sub-urban merupakan konsep khusus perencanaan sirkulasi dan aksesbilitas, comfortness merupakan konsep khusus perencanaan utilitas dan prasarana lingkungan., dan community engagement merupakan konsep khusus arahan mengurangi kesenjangan antara pengunjung dan masyarakat lokal. Terdapat 2 (dua) alternatif pengembangan yaitu pengembangan terpusat dan pengembangan tersebar. Berdasarkan penilaian terhadap aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan terpilihlah alternatif pengembangan tersebar. Pembelajaran dari perencanaan ini adalah dengan tetap mempertahankan karakter aktivitas belajar bahasa serta dengan menambahkan fasilitas pendukung dan memberikan sebuah wadah bagi pengunjung dan masyarakat lokal untuk beraktivitas bersama agar tidak terjadi konflik sosial.

Kampong Bahasa Pare is located in Pelem and Tulungrejo, Pare, Kediri. Hundreds English academies are spread in Kampong Bahasa Pare which provide English courses that have also been fully facilitated with camp program that is either separated or integrated to the English course. Kampong Bahasa Pare has also become education-themed-holiday destination. During holiday, in which around December to February and around June to August, the number of visitors in Kampong Bahasa Pare increase significantly. The current condition is predicted to continue and the demand for language education in Pare is also estimated to increase. The increased demand brings both opportunities and challenges. Hence the plan is written under the title "Planning Kampong Bahasa Pare by Utilizing Livable Kampong Concept". Planning method used in this planning process is gap analysis. It compares current condition with the ideal condition of a livable space. This tool is used to evaluate, to understand how far the current planning object has fitted to the given variable. Result of gap analysis will be used as a guide to create the plan. The main potential is the spatial can be developed for some function and major issues such as environmental, quality, and social inequality. This plan uses eight specific concept in order to address eight specific needs in planning Kampong Bahasa Pare livable village. First, compact and integrated concept is used to plan the use of the land. Second, active space concept is used to plan the public open space. Third, mix concept is used to plan the intensity of the use of the land. Fourth, attractive closure concept is used to plan the building structure. Fifth, proximity concept is used to plan the provision of affordable social facility. Sixth, connected and walk able sub-urban is used to plan the accessibility and circulation of the area. Seventh, comfortness concept is used as a guide to develop environment infrastructure and utility. Eighth, community engagement concept is used to reduce the gap between the visitor and the indigenous citizens. There were two models will be using to develop Kampong Bahasa Pare which is centered model and spread model. Based on appraisal of social, economy, and environment aspect given a result Kampong Bahasa Pare developed spread development model. Learning from this planning is conditions that can be used anywhere a language learning activity is maintained by adding support facilities and provide a platform for visitors and local people to move together in order to avoid social conflict .

Kata Kunci : perencanaan kampung, kampung, livable kampung, kampong planning, kampong, livable kampong

  1. S1-2016-333665-abstract.pdf  
  2. S1-2016-333665-bibliography.pdf  
  3. S1-2016-333665-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2016-333665-title.pdf