Pelestarian Seni Gejog lesung : Peran Paguyuban Seni Nitibudaya, Dusun Nitiprayan Desa Ngestiharjo, Kasihan Bantul
ELVANI MUTIARA TSANI, Dr.G.R. Lono Lastoro Simatupang, M.A
2016 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYAGejog lesung merupakan kesenian tradisional masyarakat pedesaan. Salah satunya terdapat di dusun Nitiprayan Desa Ngestiharjo. Kesenian ini menggunakan lesung dan alu sebagai medianya. Tabuhan lesung dan alu menghasilkan irama yang indah. Dahulu lesung dan alu merupakan alat penting dalam pertanian untuk menumbuk padi. Ketika teknologi selep datang, masyarakat tidak menggunakan lesung dan alu lagi. Masyarakat sadar bahwa warisan budaya ini harus dilestarikan. Dusun Nitiprayan menyebut diri mereka sebagai kampung seni, itulah mengapa mereka berusaha untuk melestarikan seni gejog lesung. Penelitian ini ingin mengulas peran Paguyuban Seni Nitibudaya dalam mewadahi kesenian tradisional khususnya gejog lesung. Peneliti berusaha menggambarkan secara menyeluruh mengenai sejarah keberadaan Paguyuban, alasan paguyuban mengembangkan seni tradisi Gejog lesung hingga kini serta bagaimana bentuk dan fungsi seni gejog lesung. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode observasi partisipatif serta wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kesenian gejog lesung telah tumbuh menjadi seni pertunjukan sejak dihidupkan kembali oleh Paguyuban. Namun seni gejog lesung saat ini menghadapi problematika seperti penurunan permintaan pementasan serta rendahnya pengenalan kesenian ini pada generasi muda.Peran masyarakat pendukung yakni Paguyuban Nitibudaya telah berusaha memberikan pendampingan dan pengembangan teknis dalam pertunjukan seperti mengadakan kolaborasi dengan kesenian lain (Angklung dan Ketoprak) selain itu juga pengembangan gendhing-gendhing serta penciptaan tembang-tembang baru dan pembuatan beberapa kostum dalam menunjang sebuah pementasan. Upaya yang harus ditekankan adalah semangat para pelaku seni untuk terus berlatih dan adanya strategi paguyuban untuk mengenalkan gejog lesung pada generasi selanjutnya.
Gejog Lesung is a traditional art of rural communities. One of them is found in Nitiprayan orchard, Ngestiharjo village. This art uses lesung and alu. The wasp of lesung and alu produce a good rhytm. In former times gejog lesung was important tools for farming to crushed the rice. When selep technology came, people didn�t use lesung and alu anymore.The society realize that this culture heritage must be conserved. Nitiprayan orchard has named their village as art village, that�s why they try to continue gejog lesung. This research want to analize the role of Nitibudaya Art Association as provider for traditional arts especially gejog lesung. The reasercher try to describe about history of the existence this association, the reason Association develop gejog lesung tradition art until now and how the form and fuction of gejog lesung art. This reaserch characterized as descriptive which use qualitative approchment. Data collection use participation observation method and intensive interview. The Result of this reaserch indicate that gejog lesung art has grown into art performance since revived by the Association. But now gejog lesung art face some problem such as decrease of performances request and the low of this art introduction to youth generation. The role of supporter society, Nitibudaya Art Asoociation, already try to give guidance and technic development about performance such as collaborate with other arts (Angklung and Kethoprak), development of gendhing-gendhing and the creation of new tembang-tembang and making of costumes to support the performance. Efforts which have to emphasized is the spirit of the artist to keep practicing and the Association strategy to introduce gejog lesung to next generation.
Kata Kunci : Pelestarian, Seni Gejog Lesung, Paguyuban Nitibudaya/Preservations, Gejog lesung, Nitibudaya Art Associaton