Pemaknaan Wisata Kemiskinan "Dinamika Makna Wisata Kemiskinan oleh Komunitas Sosial Budaya Interkultur dan Warga Pemukiman Kumuh dalam Strategi Pariwisata di Luar Batang Jakarta Utara)
GHOZIAN AULIA P., Dr. Muhamad Sulhan, S.IP.,M.Si. ; Wisnu Martha Adiputra, S.IP.,M.Si.
2016 | Tesis | S2 Ilmu KomunikasiWisata kemiskinan yang digagas oleh komunitas sosial budaya Interkultur menjadi kontroversial karena mencoba mempertontonkan kehidupan warga miskin Luar Batang Jakarta Utara. Kemiskinan sebagai bentuk komoditi wisata alternatif mencoba menampilkan realita kehidupan Jakarta yang sebenarnya. Penelitian ini akan menjelaskan pemaknaan wisata kemiskinan dari perspektif interaksionisme simbolik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pemaknaan wisata kemiskinan yang diwujudkan dalam simbol, bahasa verbal dan nonverbal, (2) menganalisis pemaknaan wisata kemiskinan. Penelitian ini di desain sebagai penelitian kualitatif interpretatif, berdasarkan kasus tunggal pemaknaan wisata kemiskinan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam dipandu oleh panduan wawancara dan observasi. Validasi data menggunakan triangulasi sumber. Strategi analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis naratif untuk mengungkapkan makna. Hasil penelitian menunjukan bahwa relasi pemaknaan wisata kemiskinan antar tiga pihak terdapat “mindless†atau ketidakbermaknaan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Pemaknaan terebut dipengaruhi oleh historitas, peran/keterlibatan, serta koteks berupa legal formal terhadap wisata kemiskinan. Interkultur menganggap wisata kemiskinan merupakan bentuk memperkenalkan dua budaya dalam kegiatan jalan-jalan. Warga Luar Batang menganggap wisata kemiskinan merupakan bentuk perhatian terhadap diri mereka dari pihak luar. Sedangkan pemerintah DKI Jakarta menganggap wisata kemiskinan melanggar etika, mencoba mempertontonkan aib pada pihak asing.
Poverty tourism that developed by Interculture Socio-Cultural community become controversial because it is trying to show the poor life of people in Luar Batang, North Jakarta. Poverty become an alternative tourism comodity that trying to show a reality of the real life in Jakarta. This research will explain the meaning or definition of poverty tourism from symbolic interactionism perspective. This research aims to find out: (1) the definition of poverty tourism that embodied in symbols, verbal and non verbal language, (2) to analyze the definition of poverty tourism. This research designed to be a qualitative intrepretative research, based on the single case of definition from poverty tourism. The individual as unit analysis in the micro subjective area. The analysis unit in this research is composed of representatives of the interculture community and the resident of Luar Batang. The data collection thecnique is using indepth interview guided by an interview guide and also observation. The data validation is using source triangulation. The strategy of data analysis in this research is using narative analysis to reveal the definition. The research result shows that the definition relation of poverty tourism among the three parties there are mindless or unmeaningful between the one and the other party. That definition affected by historic, role/invovement, and also context like a legal formal towards the poverty tourism. The interculture considers the poverty tourism is a way to introducing two cultures in an activity. The resident of Luar Batang consider the poverty tour as a form of attention for them from other parties. Whereas, the DKI Jakarta government consider this poverty tourism violate the ethics, trying to show a disgrace to the foreign parties.
Kata Kunci : wisata kemiskinan, pemaknaan, interaksionisme simbolik