Laporkan Masalah

NASKAH-NASKAH SKRIPTORIUM PAKUALAMAN PERIODE PAKU ALAM II (1830 - 1858): KAJIAN KODIKOLOGI, FILOLOGI, DAN HERMENEUTIKA

SRI R SAKTIMULYA, Prof. Dr. Siti Chamamah Soeratno; Prof. Dr. Heddy Shri Ahimsa-Putra, M.A., M.Phil.

2015 | Disertasi | S3 Sastra

Pada masa Paku Alam II (1830-1858), kegiatan olah sastra di Pakualaman mengalami puncak kejayaan. Hal ini dibuktikan dengan sejumlah karya yang dihasilkan, kualitas naskah, dan teksnya. Sebagian besar naskah disertai iluminasi berupa pepadan, rubrikasi, rerenggan, dan wedana. Sebagian naskah-naskah ini menyebut nama Paku Alam II sebagai pemrakarsa tetapi tidak menginformasikan tahun penciptaan naskah dan para juru yang terlibat di dalamnya. Oleh sebab itu, meneliti fisik naskah dibutuhkan untuk memperkirakan saat penciptaannya; sedangkan menelaah isi teks dilakukan untuk memahami pesan yang disampaikan oleh Paku Alam II. Upaya untuk mencapai tujuan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kodikologi dan filologi serta pendekatan sastra. Pendekatan kodikologi dan filologi digunakan untuk menangani permasalahan pernaskahan dan teks. Pendekatan sastra khususnya hermeneutika Paul Ricoeur digunakan untuk memahami dan menginterpretasikan teks serta iluminasinya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kajian kodikologi, filologi, dan hermeneutika yang dilakukan secara integral terhadap naskah-naskah skriptorium Pakualaman periode Paku Alam II terutama pada naskah yang beriluminasi, memberi gambaran kualitas karya peninggalan masa lalu yang sarat makna sampai pada kewibawaan raja sebagai pelindung kesenian dan kesusastraan. Secara khusus, sestradi sebagai ajaran keutamaan hidup yang disampaikan oleh Paku Alam II melalui iluminasi naskah dan teksnya dapat dijadikan alternatif pendidikan karakter untuk masa sekarang dan yang akan datang.

In the era of Paku Alam II (1830-1858), the literature-related activities in Pakualaman experienced a pinnacle. This was evidenced by the significant number of the works produced, as well as the quality of the manuscripts and texts. Most of the manuscripts were given illuminations in the forms of pepadan, rubrication, rerenggan, and wedana. A number of these manuscripts mentioned the name of Paku Alam II as the initiator but they did not inform the creation date of the manuscripts and the writers involved in their production. Therefore, examining the manuscripts physically was necessary to estimate when they were created. Meanwhile, studying the contents of the texts was conducted to understand the message conveyed by Paku Alam II. The attempts to achieve the objective of this study were conducted through codylogical approach and literary approach. Codicology and philology are used to approach the problems found in the manuscripts and texts. The literary approach, in particular Paul Ricoeur's hermeneutics, was used to understand and interpret the texts and their illuminations. The results of the study show that the application of codicology, philology, and hermeneutics integrally to study the scriptorium manuscripts of Pakualaman in the era of Paku Alam II, especially on the manuscripts with illuminations, could reflect the quality of the manuscripts. This quality includes the rich meanings of the works and the integrity of the king as the protector of arts and literature. In particular, sestradi as the teaching of Paku Alam II about ideal concepts of life presented through the illuminations in the manuscripts and the texts can be used as an alternative on character education for the present and the future.

Kata Kunci : Skriptorium Paku Alam II, kodikologi, filologi, iluminasi, sestradi

  1. S3-2015-259262-abstract.pdf  
  2. S3-2015-259262-bibliography.pdf  
  3. S3-2015-259262-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2015-259262-title.pdf