Laporkan Masalah

GERAKAN JAMAAH MAIYAH SEBAGAI COUNTER CULTURE

ANNISSA VALENTINA, Dr. M. Supraja, M. Si.

2015 | Tesis | S2 Sosiologi

Begitu banyak gerakan yang menyongsong tema perubahan masyarakat hadir di nusantara, namun lagi-lagi perubahan pada tataran nilai dalam pola pikir belum mampu terwujud. Uniknya, terdapat suatu gerakan yang lain dari biasanya yang tidak hanya menentang tradisi yang berlangsung yang dianggap sudah tidak lagi sesuai dengan yang seharusnya, juga mengembangkan alternatif baru bagi perubahan tersebut yang disebut dengan istilah counter culture. Gerakan counter culture ini dinamakan Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat. Realitas ini dirasa menarik untuk diteliti. Dengan mengmbangkan rumusan masalah: Bagaimana pembentukan Gerakan Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat sebagai counter culture bagi para generasi muda?; Dalam upaya menjawabnya, pisau analisis yang digunakan adalah Counter Culture yang dikembangkan oleh T. Roszak dan Herbert Marcuse. Penelitian ini dilakukan di DIY dengan menggunakan metode kualitatif yang dipandu dengan dengan pendekatan fenomenologis digunakan dalam penelitian ini. Proses pelacakan dokumen terkait sudah dilalui, begitu pula dengan pengamatan dan wawancara mendalam dengan sejumlah informan, yakni 11 orang informan. Tehnik analisa data yang digunakan adalah analisis data terorganisir dengan mengurutkan dalam pola dan kategori. Melalui analisis dengan teori counter culture, didapatkan hasil, yaitu: Gerakan Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat disebut sebagai suatu counter culture bagi para pemuda. Karena pada dasarnya gerakan ini bukan hanya berbeda dari gerakan-gerakan lainnya, namun juga memiliki kekhasan melakukan penentangan terhadap kebudayaan yang sedang berlangsung dengan membangun konsep kebudayaan yang baru karena konsep lama sudah tidak lagi relevan atau pun menyimpang. Jamaah Gerakan Mocopat Syafaat ini secara teoritik telah memenuhi kriteria counter culture, yakni memiliki pandangan yang sama; melakukan penentangan; dan menuntut dan membangun nilai-nilai kemanusiaan yang menunjukkan pada masyarakat bahwa gerakan ini layak untuk menjadi counter culture bagi generasi muda.

Many social movements in Indonesian carry out about social change, but those have not bring changing of mind value level into the reality. It is unique when any different social movement present with opposing the inrelevant ongoing tradition, and developing the new alternative for making a change that called by counter culture. This counter culture movement is referred by Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat. This reality is interesting theme for research. The question is: How did Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat Movement established as counter culture for youth? For getting the answer, this research used Counter Culture Theory developed by T. Roszak and Herbert Marcuse as the analysis tool. This research was done in DIY, used qualitative method guided by phenomenology. Besides, in the process tracked any documentation, observation, and depth interview with 11 informants as primary information source. Organized data technique was used as analysis technique, that was arranging on patterns and categories form. The result of this research is: Jamaah Maiyah Mocopat Syafaat referred as counter culture for youth. Basically, this social movement is different with general ones, and show its unique in opposing the ongoing tradition/culture with establishing the new ones. Because the old ones is inrelevant or deviate. Jamaah Gerakan Mocopat Syafaat theoretically comply counter culture criteria, they are possessing similar views; doing resistance; and striving also establishing humanity values that show the indicate to public the properness of this social movements as counter culture for youth.

Kata Kunci : Jamaah Maiyah, Mocopat Syafaat, counter culture

  1. S2-2015-355614-abstract.pdf  
  2. S2-2015-355614-bibliography.pdf  
  3. S2-2015-355614-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2015-355614-title.pdf