KONSEP RUANG USAHA DI KALANGAN PEDAGANG PASAR TRADISIONAL JAWA: Studi Kasus Pedagang Pasar Gumulan, Srandakan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta
DHIMAS UNGGUL LAKSITA, Dr. Bambang Hudayana, M.A.
2015 | Skripsi | S1 ANTROPOLOGI BUDAYATulisan ini merupakan studi antropologi ekonomi yang mengkaji ruang di pasar sebagai sesuatu yang terbatas. Pedagang di pasar tradisional yang dihadapkan pada ruang yang terbatas, tidak hanya memandang lokasi berdagang sebagai ruang kosong yang bisa ditempati tanpa pertimbangan apapun. Oleh karena itu ada strategi-strategi yang dilakukan pedagang untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai, yaitu keuntungan, yang berkaitan dengan lokasi berjualan. Tulisan ini ingin mengungkapkan seperti apa persepsi pedagang mengenai lokasi yang strategis dan upaya yang dilakukan pedagang untuk mensiasatinya. Penelitian untuk tulisan ini dilakukan di Pasar Gumulan yang terletak di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi dan wawancara mendalam. Lokasi berdagang di dalam tulisan ini dipandang mempunyai signifikansi bagi kehidupan perekonomian pedagang. Pedagang mempunyai anggapan bahwa terdapat lokasi-lokasi yang mempunyai nilai lebih atau strategis dibandingkan dengan lokasi lain. Lokasi ini oleh pedagang disebut dengan lokasi yang adhakan. Tidak semua pedagang bisa mendapatkan lokasi berdagang yang strategis. Selain itu ada ungkapan yang digunakan oleh pedagang untuk menunjukkan kepemilikan informal pedagang terhadap suatu lokasi, yaitu dhasar. Keterbatasan ruang membuat pedagang mempunyai upaya-upaya untuk mensiasati ruang yang dianggap tidak strategis. Upaya tersebut berhubungan dengan modifikasi ruang serta performa pedagang dalam menjual barang dagangannya. Tidak ada upaya pedagang yang berhubungan dengan modifikasi simbolik yang dilakukan pedagang, seperti pada penentuan lokasi bepergian orang Jawa yang menggunakan petungan dan ritual-ritual lainnya.
This paper is a study of economic anthropology which examine space in marketplace as a limited things. Traders in traditional market who facing a limited space, do not only regard trading location as an empty space which can be occupied without any consideration. Because of that, there are strategies held by traders to accomplish its aim, profit. This paper want to examine how the traders perception about strategic trading location and its strategy to cope with less-strategic locations. Research for this paper held in Gumulan market, located in Bantul regency, Yogyakarta. Research method used for this paper is observation and indepth interview. trading location in this paper is regarded to have significance for trader's economic life. For some traders there are locations that have more advantages than others. Traders call this location by term adhakan. According to traders, adhakan location is a location with good crowd, have many passerby and located near the main street. Not all traders can occupy this location because traders must compete with another to obtain this locations. Beside that, traders have ethic in terms of occupy some locations which is respect informal ownership. This ethic expressed by the traders with the notion of dhasar as place and foundation for socio-economic activity in marketplace. The scarcity of space make traders have some efforts to cope with less-strategic location. This efforts related to space modification and traders performance on trading. There are no efforts from traders which related to symbolic modification, like when Javanese decide their journeys direction using petungan and associated ritual.
Kata Kunci : Pasar, Tempat, Lokasi, Strategis, Dhasar, Adhakan/Marketplace, Place, Location, Strategic, Dhasar, Adhakan