Laporkan Masalah

Analisa Fenomena Tidak Dapat Melepaskan Diri Dari Pekerjaan (Cant Disconnect From Work) & Meeting Berkepanjangan (Prolonged Meeting) Pada Pola Kerja Baru Hybrid Working (Studi Pada Pt. Axa Mandiri Financial Services)

MAYA SUMARNI, C.Budi Santoso, Dr., M.Bus

2023 | Tesis | MAGISTER MANAJEMEN (KAMPUS JAKARTA)

COVID-19 telah mempengaruhi dunia dalam skala yang tak terbayangkan. Lock down nasional telah diperintahkan untuk membendung penyebaran virus, yang menyebabkan kerja jarak jauh (hybrid working) terpaksa dilakukan untuk beberapa pekerja. Awalnya hybrid working dilihat sebagai situasi jangka pendek, dan pekerjaan jarak jauh tetap menjadi norma bagi banyak pekerja saat ini. Sementara banyak perusahaan ingin tenaga kerjanya kembali ke kantor, yang lain sedang mempertimbangkan manfaat kerja jarak jauh (hybrid working) ini. Hybrid working, sebagai bagian dari kerja yang lebih fleksibel, semakin disebut-sebut sebagai pekerjaan normal baru pasca-pandemi, yang diklaim menawarkan manfaat bagi pekerja dan pemberi kerja. Namun, model kerja baru ini menimbulkan tantangan baru terhadap praktik yang ada dalam beberapa hal seperti komunikasi, kesehatan, wellness, mental-health, tim kolaborasi, pengembangan individu dan peningkatan karier. Berdasarkan pengalaman organisasi internasional dengan sejarah panjang dalam mendukung kerja jarak jauh mengidentifikasi aspek kebijakan dan praktik berkelanjutan serta mengkaji tantangan utama yang dihadapi organisasi yang beralih ke kerja jarak jauh yang meningkat. Benefit lainnya dari hybrid working adalah dapat mengeliminasi sumber stres kerja, misalnya stres diperjalanan (commuting), kepadatan jam kerja dan dapat mendukung adanya worklife balance, 40% pekerja lebih produktif dan sehat, serta 59% pekerja secara positif berkontribusi untuk kesejahteraan psikologis mereka (wilcox,2022). Hasil survey AXA Global yang dilakukan pada bulan Juni 2022 yang diikuti oleh lebih dari 28 negara entitas AXA di seluruh dunia menempatkan AXA Mandiri sebagai perusahaan dengan tingkat tidak dapat melepaskan diri dari pekerjaan (disconnect from work) dan meeting berkepanjangan (prolonged meeting) paling tinggi di dunia, tentu saja hal ini dapat menjadi salah satu tantangan besar bagi visi besar AXA sebagai organisasi yang akan mengimplementasikan model kerja hybrid atau yang dikenal sebagai smart working sebagai model kerja baru masa depan. Penelitian ini bersifat kualitatif dan kuantitatif sederhana (frekuensi; deskritif) mencakup serangkaian teknik interpretatif yang berusaha untuk menggambarkan, memecahkan masalah, menerjemahkan atas hasil kegiatan penyebaran kuesioner mendalam dan kegiatan wawancara kepada narasumber utama yang dilakukan untuk menganalisis lebih mendalam terkait faktor yang menyebabkan fenomena tersebut, bagaimana organisasi mengeliminasi fenomena negatif, apa tindakan yang dapat dilakukan manajemen untuk memperbaiki masalah tersebut, hal-hal apa saja yang bisa dijadikan peluang atau yang menguntungkan untuk dilakukan, apa hal yang perlu dilakukan manajer/pimpinan departmen untuk mengatasi masalah, apa yang harus diamati untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan manajer serta apa tindakan yang direkomendasikan sebagai insight untuk menambah wawasan penelitian lalu mendeskripsikan hasil untuk menjawab permasalahan yang terjadi selama proses penerapan implementasi pola kerja hybrid di PT AXA Mandiri Financial Services. Hasil penelitian secara umum menyimpulkan bahwa 51% karyawan tidak dapat melepaskan diri dari pekerjaan (disconnect from work) & meeting berkepanjangan (prolonged meeting) sejak pandemi COVID 19 melanda, 34% karyawan menyatakan perasaan stress, burnout, 30% terkait terganggu nya work life balance seperti tidak ada waktu untuk keluarga dan teman, masih bekerja dan meeting meskipun cuti, 20% masih bekerja meski lewat jam kerja dan 11% kelelahan dan mengalami gangguan penglihatan. Alasan terkait mengapa tidak dapat melepaskan diri dari pekerjaan (disconnect from work) & meeting berkepanjangan (prolonged meeting) karena workload pekerjaan yang tinggi, lamanya waktu jarak tempuh ke kantor dan macet, back to back meeting, durasi meeting yang lama dan meeting tanpa jadwal sebelumnya. Usulan yang dapat diberikan untuk mengatasi fenomena ini antara lain karyawan harus dapat melakukan batasan terhadap pribadi masing-masing, seperti melakukan time boundaries antara waktu kerja dan waktu personal, berkomunikasi hanya pada jam kerja saja dan melalakukan pengaturan rencana kerja dengan baik. Disamping itu untuk tetap menjaga wellness dan mental health karyawan perlu memiliki me time dengan keluarga dan teman, menyalurkan hobi dan olahraga, komunikasi yang jelas dan asertif pada komunikasi yang bersifat mendadak, delegasi yang baik ketika cuti, pengaturan jam masuk kantor secara fleksibel, hadir tepat waktu dalam meeting dengan rencana poin-poin meeting yang telah disusun sebelumnya menjadi masukan untuk memperbaiki fenomena yang ada.

COVID-19 has affected the world on an unimaginable scale. A nationwide lockdown has been ordered to stem the spread of the virus, which has forced remote working (hybrid working) for some workers. Initially hybrid working was seen as a short-term situation, and remote work remains the norm for many workers today. While many companies want their workforce back in the office, others are considering the benefits of hybrid working. Hybrid working, as part of more flexible work, is increasingly being touted as the new normal post-pandemic work, which is claimed to offer benefits for both workers and employers. However, this new work model poses new challenges to existing practice in areas such as communication, health, wellness, mental-health, team collaboration, individual development and career advancement. Drawing on the experience of international organizations with a long history of supporting remote work identify aspects of sustainable policies and practices and examine the main challenges facing organizations shifting to increased remote work. Another benefit of hybrid working is that it can eliminate sources of work stress, for example stress on the go (commuting), work-hour density and can support a work-life balance, 40% of workers are more productive and healthier, and 59% of workers positively contribute to their psychological well-being (wilcox, 2022). The results of the AXA Global survey conducted in June 2022 which was attended by more than 28 AXA entity countries around the world placed AXA Mandiri as the company with the highest disconnect from work and prolonged meetings in Indonesia. world, of course this can be one of the big challenges for AXA's big vision as an organization that will implement a hybrid work model or what is known as smart working as a new work model for the future. This research is simple qualitative and quantitative (frequency; descriptive) research includes a series of interpretive techniques that attempt to describe, solve problems, translate the results of in-depth questionnaire distribution activities and interview activities with key informants which are carried out to analyze more deeply the factors that cause this phenomenon, how does the organization eliminate negative phenomena, what actions can management take to fix the problem, what things can be used as opportunities or are profitable to do, what things need to be done by managers / department heads to overcome problems, what must be observed to obtain the information needed by managers and what actions are recommended as insights to add research insights and then describe the results to answer problems that occur during the process of implementing a hybrid work arrangement at PT AXA Mandiri Financial Services. The results of the study prolonged meetings since the COVID 19 pandemic hit, 34% of employees expressed feelings of stress, burnout, 30% related to disruption of work life balance such as having no time for family and friends, still working and meeting even though they are on leave, 20% are still working even after working hours and 11% are tired and have impaired vision. Reasons related to being unable to disconnect from work & prolonged meetings are due to high workloads, long travel times to the office and traffic jams, back to back meetings, long meeting durations and meetings without a previous schedule. Proposals that can be given to overcome this phenomenon include that employees must be able to set personal boundaries, such as establishing time boundaries between work time and personal time, communicating only during working hours and managing work plans properly. Besides that, in order to maintain wellness and mental health, employees need to have me time with family and friends, channel hobbies and sports, clear and assertive communication in sudden communications, good delegation when on leave, flexible office entry hours, be present on time. time in meetings with planned meeting points that have been prepared previously as input to improve existing phenomena.

Kata Kunci : COVID 19, new way of working, hybrid working, smart working, can't disconnect from work, prolonged meetings, employee wellness, employee mental health, employee productivity, performance management

  1. s2-2023-471174-abstract.pdf  
  2. s2-2023-471174-bibliography.pdf  
  3. s2-2023-471174-tableofcontent.pdf  
  4. s2-2023-471174-title.pdf