Laporkan Masalah

Kuasa Simbolik Pendakwah tentang Fenomena Childfree dalam Dakwah Digital YouTube

ALMIRA HAKIM, Dr. Dian Arymami, S.I.P., M.Hum

2023 | Tesis | MAGISTER KAJIAN BUDAYA DAN MEDIA

Hadirnya dakwah digital menjadi solusi untuk merespon secara cepat fenomena kontemporer yang ada di masyarakat termasuk juga fenomena yang dianggap berlawanan dengan sudut pandang agama seperti fenomena childfree. Munculnya dakwah digital yang membahas childfree dipengaruhi juga oleh pendakwah yang telah memiliki eksistensinya di dunia maya terutama di platform YouTube dan memberikan argumentasi kontra terhadap fenomena childfree. Keberadaan pendakwah dan dakwah digitalnya yang menolak childfree menjadi signifikansi dalam penelitian ini karena dicurigai mengandung kekuasaan simbolik yang mampu menyudutkan orang-orang childfree. Penelitian ini berfokus membedah penggunaan bahasa video dakwah digital di YouTube dari tiga pendakwah yang berbeda. Fenomena childfree dalam dakwah digital tersebut dianalisis menggunakan praktik bahasa Pierre Bourdieu yang mampu memperlihatkan terjadinya kuasa simbolik dari pendakwah. Penelitian ini juga menggunakan metode analisis wacana kritis milik van Dijk untuk menganalisis tekstual dan kognisi di dalam dakwah digital. Penulis menemukan terjadinya kuasa simbolik pendakwah melalui kontrol representasi childfree dan kemunculan wacana anak yang fungsinya diperhalus menggunakan bahasa legitim milik agama. Terjadi juga penormalisasian keberadaan anak melalui pengalaman ketubuhan yang dikaitkan pendakwah dengan doxa dalam kata fitrah. Penulis juga melihat terjadinya pembentukan kondisi sosial melalui akun YouTube yang membantu pendakwah untuk mendapatkan audiens dan membuat kekuatan simbolik mereka diakui.

The presence of digital da'wah is a solution to quickly respond to contemporary phenomena that exist in society, including phenomena that are considered conflicted with religious perspectives, such as childfree. The emergence of digital da'wah that discusses child-free is also influenced by preachers who already have a name in cyberspace, especially on the YouTube platform, and stated counter-arguments against the child-free phenomenon. The existence of digital preachers who reject childfree becomes significant in this research as it is suspected to contain symbolic power that marginalized childfree people. This research will focus on dismantling the language use of three da'wah videos on YouTube from three different preachers. The childfree phenomenon in digital da'wah was analyzed using Pierre Bourdieu's language theory, which can disclose the occurrence of the symbolic power of the preachers. This study also uses van Dijk's critical discourse analysis method to analyze textual and cognition in digital da'wah. The author finds the symbolic power of preaching through the control of childfree representation and the emergence of children's discourse whose function is refined using religious language legitimization. There is also normalization of the existence of children through bodily experiences which are associated by preachers with Doxa in the word of fitrah. The writer also sees a requirement of social condition through a YouTube account that helps preachers gain an audience then recognize their symbolic power.

Kata Kunci : Dakwah Digital YouTube, Pendakwah, Kuasa Simbolik, Childfree, Keturunan.

  1. S2-2023-471720-abstract.pdf  
  2. S2-2023-471720-bibliography.pdf  
  3. S2-2023-471720-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2023-471720-title.pdf