Laporkan Masalah

Komunikasi Antar Budaya Kelompok Subkultur Musik (Studi Kasus Interaksionisme Simbolik Band Hardcore Straight Edge Indonesia)

M ADEN SURYANA, Dr. Ardian Indro Yuwono, S.IP., M.A.

2022 | Tesis | MAGISTER ILMU KOMUNIKASI

Penelitian ini mengkaji mengenai bentuk komunikasi kelompok subkultural. Komunikasi oleh kelompok subkultur memiliki keunikan tersendiri berdasarkan cara mereka melakukan tindakan saat berinteraksi dengan kelompok lain. Interaksi yang dilakukan oleh kelompok subkultur bahkan dapat berbentuk komunikasi nonverbal melalui tindakan menampilkan simbol subkultural untuk melakukan interaksi. Berkomunikasi dengan menampilkan simbol subkultural tentu memiliki makna, maksud dan tujuan tersendiri bagi sebuah kelompok subkultural terutama untuk menandakan identitas subkulturalnya. Kelompok subkultural banyak ditemui pada kalangan anak-anak muda, terutama bergerak pada lingkup seni musik. Seni musik menjadi bentuk produk kebudayaan di kalangan anak muda bagian dari kelompok subkultural membedakan dirinya dengan kelompok lain melalui adanya identitas subkultural. Salah satu kelompok subkultural ini adalah kelompok subkultur straight edge. Kelompok ini tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia sebagai bagian dari dinamika musik dan skena musik hardcore. Banyak dari anak-anak straight edge dalam kelompok subkultural ini membuat band hardcore sebagai salah satu cara mengkomunikasikan segala prinsip dan nilai-nilai subkultur melalui karya musik dan interaksi yang dilakukan di dalam skena. Penelitian ini menggunakan paradigma kualitatif dengan metode studi kasus pada band-band straight edge di Indonesia sebagai bagian dari kelompok subkultur straight edge. Hasil penelitian menunjukkan bahwa band-band straight edge dalam berinteraksi di dalam skena melakukan tindakan menyilangkan diri (x-ing up) sebagai penanda bahwa mereka merupakan bagian dari subkultur straight edge untuk mengkomunikasikan segala batasan perilaku beserta keyakinan pada prinsip dan nilai-nilai subkultur saat berinteraksi di dalam skena.

This study examines the form of communication of subcultural groups. Communication by subculture groups has its own uniqueness based on the way they perform actions when interacting with other groups. The interactions carried out by subculture groups can even take the form of non-verbal communication through the act of displaying subcultural symbols to carry out interactions. Communicating by displaying subcultural symbols certainly has its own meaning, and purposes for a subcultural group, especially to signify its subcultural identity. Subcultural groups are common among young people, especially in the sphere of music. The art of music became a form of cultural product among young people part of a subcultural group distinguishing itself from other groups through the existence of a subcultural identity. One of these subcultural groups is the straight edge subculture group. The group is spread across various countries, including Indonesia as part of the dynamics of hardcore music and the hardcore music scene. Many of the straight edge youth in this subcultural group make hardcore bands as a way of communicating all the principles and values of the subculture through the music and interactions carried out within the scene. This research uses a qualitative paradigm with a case study method on straight edge bands in Indonesia as part of the straight edge subculture group. The results showed that straight edge bands in interacting within the scene performed x-ing up actions as a sign that they are part of the straight edge subculture to communicate all behavioral boundaries and beliefs in the principles and values of the subculture when interacting within the scene.

Kata Kunci : Komunikasi Antar Budaya, Kelompok Subkultur, Straight Edge, Interaksionisme Simbolik.

  1. S2-2022-471513-abstract.pdf  
  2. S2-2022-471513-bibliography.pdf  
  3. S2-2022-471513-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2022-471513-title.pdf